KOMPAS.com – Masa remaja merupakan salah satu tahapan penting dalam kehidupan seseorang. Pada masa ini, seseorang biasanya berusaha mencari jati diri dengan mencoba banyak hal baru.
Karena pencarian tersebut, sebagian besar remaja bisa saja tergelincir atau salah arah. Terlebih, pada era digital seperti saat ini, tantangan yang dihadapi remaja semakin pelik.
Terutama karena generasi muda masa kini harus berhadapan dengan arus informasi yang tersebar di dunia maya melalui media digital.
Mereka pun mudah terpapar dan terpengaruh dengan informasi-informasi tersebut, menjadikan mereka kesulitan untuk memilih dan menemukan kebahagiaan. Bila terpapar informasi negatif, para remaja ini bisa saja kehilangan berbagai kesempatan emas karena terjerumus pada hal-hal yang seharusnya tidak mereka lakukan.
Pasangan suami istri, Ali Khan dan Sofia Khan, menyadari permasalahan dan tantangan yang dihadapi generasi muda saat ini. Oleh karena itu, mereka pun mendirikan organisasi self-betterment untuk remaja Indonesia bernama The Light.
Ali bercerita, sebelum mendirikan The Light, ia terlebih dahulu melakukan riset mendalam tentang kebutuhan remaja Indonesia. Bahkan, ia membutuhkan waktu 10 tahun untuk mengembangkan sistem yang efektif bagi organisasinya. The Light adalah jawaban holistik dengan backup teknologi untuk mendukung generasi muda kita dalam merealisasikan cita-cita dan mimpi mereka.
Semua itu, kata Ali Khan, dilakukan untuk mewujudkan misi mulia The Light, yakni berkontribusi bagi masyarakat dan lingkungan, khususnya remaja. Organisasi ini berperan aktif sebagai support system dan wadah yang dibutuhkan para remaja untuk membantu merealisasikan cita-cita dan mimpi sesuai dengan passion mereka.
Ali dan Sofia Khan berharap, melalui The Light, para remaja dapat menjadi agen perubahan yang sesungguhnya.
“Hal ini sesuai dengan visi misi The Light, yaitu to train, to be fantastic, and to be the best version of yourself,” kata Ali.
Dengan bergabung bersama The Light, remaja akan mendapat bimbingan dan arahan khusus dari berbagai program yang ditawarkan. Harapannya, para remaja yang tergabung dapat memiliki masa depan yang cerah, sukses, dan pastinya berkelanjutan.
Tawarkan fasilitas kelas satu
Untuk mewujudkan versi terbaik dari masing-masing anggotanya, Ali dan Sofia Khan telah menyiapkan The Light Training Center di area pegunungan. Area ini sengaja dipilih karena memiliki udara sejuk dan jauh dari hiruk pikuk perkotaan.
Selain itu, kata Ali, area pegunungan sangat tepat digunakan untuk mengembangkan cara hidup berkelanjutan atau sustainable.
“The Light menyediakan beragam fasilitas kelas satu yang dapat dinikmati para anggota, seperti aula yang mewah, lapangan olahraga, asrama laki-laki dan perempuan yang sangat memadai, dan berbagai macam studio untuk menunjang setiap minat para anggotanya,” kata Ali.
Sesuai prinsip hidup berkelanjutan, selama mengikuti The Light, anggota akan disuguhi dengan beragam sajian makanan pokok tiga kali dalam sehari dan camilan. Semua kudapan tersebut diproduksi dari pertanian organik milik The Light yang sudah melewati uji klinis di bawah pengawasan ahli gizi.
Toko-toko yang ada di area The Light juga hanya menjual bahan-bahan organik dan benda yang ramah lingkungan.
Untuk kelas, kata Ali, ia dan istrinya telah menyiapkan kelas self-improvement yang disesuaikan dengan passion dan minat. Sesi pengembangan diri ini diberikan oleh sejumlah mentor yang terbaik pada bidangnya.
Dengan begitu, anggota The Light dapat mengembangkan minat dan bakat secara maksimal hingga berhasil pada bidang pilihannya.
“Jurusan yang ditawarkan The Light pun disesuaikan dengan minat kebanyakan remaja Indonesia. Sebut saja, olahraga, film, audio visual, beauty, art, fashion yang ramah lingkungan, content creator, pertanian organik, dan tentunya bekal entrepreneurship,” tutur Sofia yang juga memiliki lini beauty di dalam area The Light, SOFIA Beauty.
Manfaat program yang diberikan The Light dirasakan betul oleh alumni. Shantellyn, contohnya. The Light, tutur alumnus jurusan Beauty berusia 17 tahun itu, membantu dirinya untuk mewujudkan mimpi pada industri kecantikan. Berkat The Light, ia bahkan berhasil memiliki makeup line sendiri.
“Thanks to The Light. I am now the best version of myself,” ungkap Shantellyn.
Hatta (19) dan Carissa (18) juga mendapatkan manfaat serupa. Kedua alumnus ini sama-sama berhasil di bidang kreatif. Hatta sukses menjadi asisten raja konten terbesar di Indonesia. Sementara, Carissa berhasil meniti karier sebagai pelukis. Lukisan-lukisan Carissa pun sudah dikenal oleh kalangan kolektor seni.
Sistem matchmaking
The Light punya keunikan lain dibandingkan organisasi sejenis. Setelah melakukan riset selama 10 tahun, Ali Khan berkesimpulan bahwa para remaja Indonesia harus memiliki pasangan yang tepat untuk menciptakan masa depan berkelanjutan yang berkualitas.
Untuk itu, The Light pun menghadirkan program matchmaking yang dirancang sendiri oleh Ali Khan. Melalui program ini, The Light akan membantu para anggota yang telah berhasil melewati seluruh program untuk menemukan pasangan yang sesuai dengan karakternya.
“Program matchmaking tidak sekadar biro jodoh. Kami memiliki variabel tertentu untuk melihat apakah sejoli alumnus The Light cocok atau tidak. Kami tidak sembarangan menjodohkan peserta,” tutur Ali.
Lewat serangkaian proses, para alumnus The Light berhasil menemukan pasangan hidup yang ideal. Salah satunya, Darren (19).
“Setelah lulus dari The Light, kehidupan saya jadi jauh lebih baik. Selain mendapat kesempatan untuk belajar sesuai passion, saya juga dipertemukan dengan pasangan hidup yang ideal,” tutur alumnus jurusan Olahraga, Derren.
Ikut ciptakan masyarakat inklusif dan berkelanjutan
Seperti telah disinggung, The Light tidak hanya menjadi organisasi support system bagi remaja. Lebih dari itu, organisasi self-betterment ini juga ikut serta dalam mewujudkan masyarakat inklusif dan berkelanjutan.
Hal tersebut diwujudkan melalui lini kecantikan milik Sofia, yakni SOFIA Beauty. Berbeda dari jenama kecantikan lainnya, SOFIA Beauty menawarkan beragam produk kecantikan sesuai dengan warna, jenis, dan kondisi kulit pemakai.
“Produk SOFIA Beauty ditujukan agar kalangan remaja percaya diri dan tampil cantik dengan menjadi diri sendiri,” kata Sofia.
Produk SOFIA Beauty, lanjutnya, juga dibuat dari bahan-bahan organik yang ramah lingkungan. Dengan demikian, limbah sisa produk tidak mencemari lingkungan. Pun, sampahnya dapat didaur ulang.
Bukan itu saja, 20 persen keuntungan penjualan produk SOFIA Beauty disumbangkan kepada penyandang disabilitas. Hal ini dilakukan agar kalangan difabel dapat berdikari sehingga masyarakat inklusif bisa terbentuk.
“Kami percaya dengan program menyalurkan 20 persen profit ini akan sangat membantu para penyandang disabilitas. Dengan begitu, pengguna SOFIA Beauty akan mendapatkan dua manfaat sekaligus, yaitu kulit yang sehat dan menyalurkan kebaikan,” papar Sofia.
Berkat tujuan mulia tersebut, The Light pun menjadi tamu undangan di salah satu festival film terkemuka, Sundance Film Festival: Asia 2021, Kamis (23/9/2021). Di sana mereka akan memberikan informasi lebih banyak mengenai The Light.
Ali dan Sofia berharap, keberadaan The Light bisa jadi angin segar bagi masa depan Indonesia, terutama dalam mewujudkan Tanah Air yang lebih baik.
Bila kamu tertarik mengenai The Light, silakan kunjungi laman website http://thelight.id.