Advertorial

Lewat Webinar #MakinCakapDigital, Kemenkominfo Ajak Masyarakat Sebarkan Kebaikan di Ranah Digital

Kompas.com - 23/09/2021, 11:14 WIB

KOMPAS.com – Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan kemajuan di dunia digital memunculkan berbagai problem dan tantangan bagi masyarakat.

Di antaranya adalah hal-hal yang menyangkut pelanggaran kekayaan intelektual, privasi, keamanan, diskriminasi gender, kesenjangan digital, kejahatan komputer, kecanduan internet, keandalan perangkat lunak, kelebihan informasi, dan minimnya pengawasan.

Salah satu penyebab problem tersebut adalah kurangnya pengetahuan dan penerapan digital ethics. Adapun penerapan digital ethics sangat tergantung pada kapasitas individu sebagai pengguna ruang digital.

Dengan demikian, setiap orang perlu mengetahui cara mengatasi hal negatif sebagai tindak preventif. Salah satunya dengan peningkatan literasi digital pribadi yang baik.

Akan lebih lengkap jika hal tersebut dibarengi dengan regulasi dari pemerintah yang mengatur dan melindungi privasi warga negara.

Menyikapi hal tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menggelar webinar dengan tajuk “Literasi Digital: Bangun Masyarakat Digital Berbudaya Indonesia” yang diikuti oleh sejumlah peserta secara daring, Senin (13/9/2021).

Webinar tersebut diselenggarakan berkat kerja sama Kemenkominfo dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital.

Narasumber yang hadir pada webinar tersebut berasal dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni peminat seni Zahid Asmara, Trainer Making Indonesia 4.0 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Rachmawati, dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Budi Luhur Rusdiyanta, penerjemah dan content writer Zulfan Arif, serta key opinion leader (KOL) Miss Indonesia 2015 sekaligus presenter dan aktivis Maria Harfanti.

Rusdiyanta yang menjadi narasumber pertama mengatakan, perubahan dari old media menjadi new media ditandai dengan penyebaran informasi yang beralih dari sistem konvensional menjadi model partisipatoris.

Artinya, komunikasi dua arah lebih sering terjadi saat ini. Karenanya, di masa ini, peran masyarakat tidak hanya sebagai konsumen yang pasif, tetapi juga aktor yang aktif dalam membentuk, menyebarkan, bahkan mentransformasi berbagai informasi.

“Masyarakat digital merupakan komunitas online yang dapat berbagi pengalaman, pemikiran, ide, dan solusi satu sama lain,” ujar Rusdiyanta dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamin (16/9/2021).

Ia menambahkan bahwa masyarakat memiliki berbagai macam hak di dalam dunia digital, seperti untuk melakukan akses, menyampaikan, mendapat informasi yang benar, menyampaikan ekspresi, dan merasa aman di ruang digital.

Agar dapat memanfaatkan ruang digital dengan baik, ia menyarankan setiap pengguna ruang digital membentuk grup atau komunitas di ruang maya.

“Kita bisa menentukan komunitasnya terlebih dahulu. Lalu, tetapkan kebijakan untuk grup. Selanjutnya, pilih pimpinan grup. Jadilah proaktif dalam grup tersebut untuk berbuat kebaikan demi bersama di ranah online,” kata Rusdiyanta.

Sementara, Maria Harfanti menyampaikan bahwa tantangan bisa dihadapi bila pengguna ruang digital memahami literasi digital.

Adapun kecakapan yang dimiliki, minimal mampu menganalisis informasi dengan baik sehingga yang bersangkutan tidak membagikan konten berunsur suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

Menurutnya, terdapat beberapa program yang dapat meningkatkan kemampuan literasi digital. Di antaranya adalah pelatihan agar masyarakat melek digital, memberikan perangkat teknologi untuk mendukung aktivitas, dan memberi edukasi tentang internet.

Tak hanya itu, para stakeholders juga punya tanggung jawab untuk menyediakan infrastruktur internet yang memadai di daerah terpencil.

“Akses internet yang sulit membuat masyarakat yang berada di pelosok membutuhkan usaha lebih untuk bisa mendapatkan informasi,” kata Maria.

Ia juga menekankan pentingnya memilah informasi sebelum membagikannya kepada orang lain. Misalnya, apakah konten tersebut bermanfaat, berpotensi menyakiti hati orang lain, dan memiliki akurasi data.

Setiap pengguna ruang digital, kata Maria, juga harus menjaga data pribadi di media sosial karena dapat berdampak pada kesehatan mental dan hubungan interaksi seseorang.

“Jangan sampai media sosial mengontrol diri kita sehingga membuat pikiran kita diisi dengan hal-hal yang negatif,” ujarnya.

Setelah narasumber memaparkan materi, peserta webinar bisa bertanya dan memberikan tanggapan melalui sesi tanya jawab.

Peserta bernama Tiara Suci Oktaviani mengungkapkan, minat baca pelajar di masa pandemi mengalami penurunan. Menurutnya, banyak pelajar yang lebih memilih bermain media sosial ketimbang membaca buku.

Tiara pun menanyakan metode apa yang cocok untuk menarik minat pelajar di masa pandemi supaya mereka mempunyai rasa ketertarikan untuk membaca buku.

Zahid yang menjawab pertanyaan tersebut mengatakan, referensi pembelajaran tidak hanya bisa didapatkan di laman internet, tapi juga media lain, seperti podcast.

Meski demikian, belajar dengan metode membaca tetap penting untuk menunjang pembelajaran dengan medium berbeda.

“Menumbuhkan minat baca dapat dilakukan orangtua dengan mengajak anak membaca dan membuat kompetisi supaya mendorong anak lebih semangat.”

Sebagai informasi, webinar tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital yang diselenggarakan Kemenkominfo di Jakarta Selatan. Kegiatan seri webinar #MakinCakapDigital terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital.

Kemenkominfo mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak sehingga webinar tersebut dapat berjalan dengan baik. Terlebih, seri webinar #MakinCakapDigital menargetkan 12,5 juta jumlah partisipan.

Oleh karena itu, Kemenkominfo membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua pihak untuk berpartisipasi pada webinar selanjutnya. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi akun Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com