Advertorial

Penerapan Netiket Cegah Cyberbullying dan Tingkatkan Reputasi

Kompas.com - 23/09/2021, 11:23 WIB

KOMPAS.com – Ranah digital, khususnya media sosial, amat rentan akan potensi cyber bullying atau perundungan siber. Laporan Ditch The Label menemukan, perundungan paling tinggi terjadi di Instagram, Facebook, dan Snapchat.

Menurut Think Before Text, cyberbullying adalah perilaku agresif dan bertujuan yang dilakukan suatu kelompok atau individu menggunakan media elektronik secara berulang-ulang dari waktu ke waktu terhadap seseorang yang dianggap tidak mudah melakukan perlawanan atas tindakan tersebut.

Guna menghindari risiko cyberbullying, setiap orang perlu menerapkan etika bermedia digital atau netiket. Contohnya, berbahasa sopan dan santun saat berinteraksi di media sosial, mengunggah konten-konten positif lagi bermanfaat, serta tidak menyebarkan berita bohong.

Berperilaku baik di media digital semakin perlu diterapkan karena berpengaruh terhadap reputasi atau personal branding.

Hal itu diungkapkan Account Executive Media Nusantara Citra (MNC) Group Ali Elanshory dalam webinar bertajuk “Say No to Cyberbullying!” yang digelar pada Rabu (8/9/2021).

Bagi Ali, personal branding punya banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang dengan reputasi positif otomatis dipercaya masyarakat.

“Kalau dari sisi bisnis, personal branding berpotensi meningkatkan penjualan. Hal tersebut juga dapat berpengaruh pada karier seseorang,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (16/9/2021).

Untuk membangun reputasi yang baik, Ali mengatakan, seseorang harus punya kompetensi, mampu berinovasi, dan menciptakan tren positif. Hal ini pun mesti dilakukan secara konsisten.

“Konsistensi akan membuat seseorang menjadi ahli sehingga mudah dalam membentuk networking. Jika seseorang punya bekal ini, peluang untuk sukses pun semakin besar,” ujarnya.

Di sisi lain, aktor, penyanyi, dan pembawa acara Ayonk membeberkan cara menghindari perundungan siber di Instagram. Salah satunya, dengan menonaktifkan fitur komentar. Selain itu, pengguna juga bisa memanfaatkan fitur blokir kata-kata negatif yang tersedia pada menu pengaturan.

Ayonk juga mengingatkan agar pengguna media sosial tidak asal dalam membagikan informasi atau konten mengingat ada yang namanya jejak digital.

“Kalau pun ingin membagikan sesuatu, sebaiknya pikirkan dahulu segala dampaknya. Jangan sampai konten yang diunggah menjadi bumerang bagi diri sendiri,” pesannya.

Sebagai informasi, webinar bertajuk “Say No to Cyberbullying!” merupakan salah satu rangkaian program Indonesia #MakinCakapDigital yang diinisiasi Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) bersama Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) serta Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital.

Lewat program itu, Kemenkominfo juga menyosialisasikan Seri Modul Literasi Digital sebagai bagian dari program Literasi Digital Nasional yang diinisiasi pemerintah.

Ada empat tema besar yang dibahas dalam Seri Modul Literasi Digital, yakni Cakap Bermedia Digital, Budaya Bermedia Digital, Etis Bermedia Digital, dan Aman Bermedia Digital.

Untuk diketahui, webinar Indonesia #MakinCakapDigital ditargetkan menyerap 12,5 juta partisipan. Karenanya, Kemenkominfo mengharapkan seluruh elemen masyarakat bersedia berpartisipasi dalam acara tersebut. Dengan begitu, literasi digital dapat terwujud di Indonesia. 

Kegiatan tersebut terbuka untuk umum. Bagi siapa saja yang ingin memahami literasi digital dapat mengikuti acara ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau