Advertorial

Pergi untuk Kembali, Sekelumit Kisah Cristiano Ronaldo dalam Perjalanan Karier

Kompas.com - 28/09/2021, 19:33 WIB

KOMPAS.com - Momen 11 Juni 2009 mungkin menjadi hari yang tak ingin diingat oleh fans Manchester United di seluruh dunia.

Pasalnya, sang megabintang Cristiano Ronaldo secara resmi diperkenalkan sebagai pemain anyar Real Madrid.

Adapun kepindahan Ronaldo ke Madrid merupakan bagian dari proyek ambisius Florentino Perez yang ingin membangun era “Los Galacticos” jilid dua.

Pada proyek tersebut, Perez berniat untuk kembali mengumpulkan semua pemain terbaik dunia agar dapat bermain bersama di bawah bendera Real Madrid.

Bak gayung bersambut, bermain di Santiago Bernabeu adalah kesempatan emas bagi Ronaldo untuk mengembangkan kariernya.

Seperti diketahui, Real madrid merupakan salah satu tim terbesar di Eropa, bahkan dunia, yang memiliki segudang prestasi dan ambisi besar untuk menjadi juara.

Hal tersebut dinilai sejalan dengan dirinya yang selalu ingin bersaing di level tertinggi dalam kompetisi sepak bola.

Namun, ambisi itu nampaknya menyisakan luka mendalam bagi penggemar setia Setan Merah. Apalagi, bagi mereka yang amat mengidolakan kapten tim nasional Portugal tersebut.

Ibarat kekasih yang sedang sayang-sayangnya, tetapi malah ditinggal pergi begitu saja. Menyakitkan memang.

Terlebih, pelatih legendaris yang membuat Manchester United disegani di daratan Eropa, Sir Alex Ferguson memutuskan pensiun pada 2013.

Sejak saat itu, prestasi United cenderung menurun dan kerap kesulitan untuk menemukan bentuk terbaiknya.

Tak jarang, mereka harus susah payah untuk sekadar finis di empat besar klasemen liga inggris.

Sukses besar di Spanyol

Kepergian Ronaldo ke Liga Spanyol sejatinya bukan sebagai ajang pembuktian diri untuk mendapatkan status legenda, melainkan menegaskan status legenda tersebut.

Terbukti, Ronaldo mampu menorehkan beragam prestasi dan menjelma menjadi momok menakutkan bagi klub mana pun yang menghadapinya.

Gol demi gol terus ia sarangkan ke jala lawan hingga membuatnya mampu melampaui rekor Pangeran Bernabeu, Raul Gonzales, sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang masa dari klub kebanggaan Ibu Kota Spanyol tersebut.

Untuk diketahui, selama membela Real Madrid, Ronaldo mampu mencetak total 450 gol dari 438 pertandingan di semua kompetisi.

Ronaldo mampu menggeser Raul yang sebelumnya menorehkan 323 gol dari 741 laga untuk Real Madrid.

Kegemilangan Ronaldo tak berhenti sampai di situ. Pasalnya, ia mampu meraih semua gelar selama berseragam Real Madrid, baik itu gelar individu maupun di level klub.

Tercatat, ia mampu meraih total 16 trofi di semua kompetisi, dengan rincian 2 trofi La Liga Spanyol, 2 trofi Copa Del Rey, 2 trofi Super Spanyol, 4 trofi Liga Champions Eropa, 3 trofi Super Eropa, dan 3 trofi Piala Dunia AntarKlub.

Untuk prestasi Individu, Ronaldo juga telah meraih segalanya, mulai dari top skor, pemain terbaik kompetisi, hingga Ballon d’Or yang merupakan penghargaan tertinggi sepak bola untuk kategori individu.

Adapun prestasi tersebut belum termasuk dengan berbagai rekor yang berhasil ia pecahkan.

Hijrah ke Italia

Usai sembilan musim yang spektakuler di Spanyol, Ronaldo merasa dirinya membutuhkan tantangan baru. Oleh karena itu, pada akhir kompetisi 2017/2018, ia memutuskan hijrah ke Negeri Pizza dan memulai petualangan baru bersama raksasa Italia, Juventus.

Tak jauh berbeda dengan sebelumnya, bersama klub berjulukan Nyonya Tua itu, Ronaldo juga berhasil meraih berbagai gelar, mulai dari top skor, juara liga Italia, hingga Piala Italia.

Sayangnya, saat berseragam putih hitam, ia tak berhasil membantu klub yang bermarkas di Turin tersebut untuk merebut trofi Liga Champions yang telah lama mereka idamkan.

Padahal, salah satu tujuan Juventus mengontrak pemain yang identik dengan nomor punggung tujuh tersebut adalah membawa mereka merengkuh juara Liga Champions.

Tak hanya itu, ia juga tidak meraih gelar Ballon d’Or selama tiga tahun berseragam Juventus. Karena itu pula, Ronaldo dianggap gagal oleh banyak pihak.

Hal tersebut disinyalir mendasari keputusan Ronaldo untuk memilih angkat kaki dari Juventus pada akhir musim 2021/2022.

Menilik berbagai prestasi dan performa yang ditampilkan selama kariernya, tak adil rasanya melabeli Ronaldo dengan anggapan tersebut.

Terlebih, saat bermain untuk Manchester United dan Real Madrid, Ronaldo juga tidak mampu mengantarkan kedua tim ini menjadi juara Liga Champions di tiga tahun pertamanya.

Ia berhasil membawa Manchester United menjadi kampiun Eropa di tahun keempatnya sebagai pemain klub tersebut. Hal itu juga terjadi saat ia berseragam Real Madrid.

Kini, di usia senjanya, Ronaldo memutuskan untuk kembali ke kota Manchester yang begitu dicintainya.

Ia kembali ke pangkuan Setan Merah pada awal kompetisi 2021/2022 setelah pergi selama 12 tahun lamanya.

Sejauh ini, dari empat laga yang dimainkannya bersama united, Ronaldo mampu tampil gemilang dengan mencetak empat gol. Hal tersebut, seakan menepis anggapan miring bahwa ia sudah habis dan segera berada di pengujung kariernya.

Meski sempat pergi dari Kota Manchester, Ronaldo tak pernah benar-benar melupakan klub yang membesarkan namanya. Kini, ia telah kembali dan siap membawa United ke tempat semestinya, yakni sebagai penguasa Liga Inggris.

Bagi fans Setan Merah, hal tersebut merupakan kabar baik. Kehadiran Ronaldo tak hanya membuat mereka mampu bersaing dalam memperebutkan titel juara. Manchester United menyambut kembalinya si anak hilang ke rumah yang dicintainya.

Layaknya lagu There Is A Light that Never Goes Out yang dipopulerkan grup musik ternama dunia asal Manchester, The Smiths. Meski pernah pergi, Ronaldo ibarat cahaya yang tak pernah benar-benar hilang dan sekarang, ia siap menggila kembali bersama United.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau