Advertorial

Ekosistem Startup Indonesia Dorong Kemajuan Sektor Digital dan Aplikasi Online

Kompas.com - 05/10/2021, 09:18 WIB

KOMPAS.com – Di tengah masa pandemi Covid-19 yang belum usai, Indonesia justru mencatatkan kinerja positif pada sektor digital dan transaksi aplikasi online.

Pada kegiatan “Ignition Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital”, Minggu (25/9/2021), co-founder AwanTunai Windy Natriavi mengatakan, kemajuan tersebut dibuktikan dengan kontribusi sektor digital dan aplikasi online sebesar 11 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional pada 2020. Perolehan ini mengalahkan sektor minyak dan gas (migas).

“Selain dari jumlah pengguna, jumlah pelaku dan pembuat aplikasi di Indonesia juga memang sedang mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan,” papar Windy dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (4/10/2021).

Sementara itu, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Semuel Abrijani Pangerapan menyampaikan, pada periode awal, industri startup hanya diminati oleh kalangan penggiat teknologi informasi.

Namun, seiring waktu berjalan, startup mulai dilirik dan diminati oleh berbagai kalangan.

“Hal tersebut merupakan pertanda baik. Pasalnya, inklusi dibutuhkan dalam ekosistem startup agar solusi yang dihasilkan juga lebih memenuhi kebutuhan masyarakat yang beragam,” papar Semuel.

Selain jumlah pengguna internet dan aplikasi yang terus bertambah, lanjutnya, Indonesia juga menjadi negara yang memiliki masyarakat dengan beragam latar belakang.

“Indonesia memiliki 1.340 suku yang tersebar di lebih dari 17.000 pulau. Keberagaman itu dapat menjadi modal besar untuk menciptakan inovasi. Inovasi akan berkembang terus karena adanya keberagaman dan kolaborasi agar semua dapat melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang,” tutur Semuel.

Sebagai informasi, kegiatan “Ignition Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital” merupakan salah satu upaya Kemenkominfo untuk memperluas wawasan masyarakat terhadap kemajuan sektor digital di Indonesia, khususnya startup di Indonesia.

Sejalan dengan kegiatan tersebut, Kemenkominfo juga meluncurkan aplikasi 1.000 Startup Digital. Peluncuran aplikasi ini bertujuan untuk membuat ekosistem startup lebih inklusif serta mempermudah masyarakat yang ingin mengetahui dunia startup lebih mendalam

Melalui aplikasi 1.000 Startup Digital, pengguna bisa mendapatkan bimbingan sekaligus memperluas jaringan secara instan melalui ponsel pintar.

Koordinator Startup Digital Kemenkominfo Sonny Sudaryana mengatakan, sebelum pandemi Covid-19, program Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital hanya berfokus di 20 kota.

“Saat ini, dengan segala keterbatasan yang ada dan melalui teknologi digital, kami membuat sebuah aplikasi untuk memudahkan anak muda Indonesia agar bisa mengikuti Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital di mana pun mereka berada,” papar Sonny.

Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital, lanjutnya, telah berhasil menjaring 85.000 calon pendiri startup dan merintis 1.160 startup sejak 2016. Program ini juga melibatkan 400 mentor dan 300 penggerak lokal dari berbagai bidang.

Untuk mengikuti program Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital, Anda dapat mengunduh aplikasi 1.000 Startup Digital melalui laman https://1000startupdigital.id/aplikasi atau laman https://ignition.1000startupdigital.id.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau