Advertorial

Ikuti Ajang INDI 4.0, BRI Ungkap Keberhasilan Program Transformasi BRIvolution

Kompas.com - 12/10/2021, 15:57 WIB

KOMPAS.com – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menjadi salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor jasa keuangan yang mengikuti ajang penilaian Indonesia Industry Readiness Index (INDI) 4.0.

Sebagai informasi, INDI 4.0 merupakan alat ukur yang disusun oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk melihat kesiapan transformasi digital sektor industri di Indonesia dalam menghadapi industri 4.0.

Sebagai alat ukur, INDI 4.0 memiliki lima pilar yang menjadi indikator penilaian dalam, yaitu manajemen dan organisasi, orang dan budaya, produk dan layanan, teknologi, serta operasi perusahaan.

Pada acara kick-off INDI 4.0 yang dilaksanakan secara virtual pada akhir September 2021, Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu RK mengatakan bahwa partisipasi BRI dalam INDI 4.0 selaras dengan transformasi yang tengah diusung oleh perseroan.

Vivi menambahkan bahwa perjalanan transformasi BRI sebenarnya telah dimulai pada 2016. Saat itu, blueprint BRIvolution tengah disusun oleh perseroan. 

Proses transformasi perseroan, lanjut Vivi, dimulai pada 2018 dan direncanakan selesai pada 2022. Dalam perjalanan tersebut, BRI telah menetapkan visinya, yaitu menjadi “The Most Valuable Bank in Southeast Asia and Home to The Best Talent” . 

“Namun, pada awal 2020 terjadi pandemi. Kami pun melakukan evaluasi terhadap BRIvolution 1.0. Kemudian, kami menciptakan transformasi lanjutannya, yaitu transformasi (BRIvolution) 2.0,” ujar Vivi dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Selasa (12/10/2021).

Ia menerangkan bahwa BRIvolution 2.0 dipicu oleh kesulitan-kesulitan atau tantangan yang disebabkan oleh dampak pandemi Covid-19. 

“Maka, visi BRI pun disesuaikan. Kami ingin menjadi ‘The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia and Champion of Financial Inclusion’ pada 2025,”kata Vivi.

Menurutnya, transformasi perseroan yang berfokus pada area digital dan culture terbukti memberikan dampak signifikan terhadap kinerja BRI. Transformasi digital juga berfokus pada efisiensi dengan digitalisasi proses bisnis (business process) dan penciptaan value baru melalui new business model. 

Salah satu contoh nyata penerapan digitalisasi proses bisnis BRI adalah pemanfaatan aplikasi BRISPOT. Dengan aplikasi tersebut, tenaga pemasar mikro BRI dapat memproses pengajuan kredit secara mobile

Kehadiran BRISPOT, kata Vivi, membuat total nilai pengajuan kredit mikro BRI meningkat, dari semula Rp 2,5 triliun per bulan menjadi lebih dari Rp 4 triliun per bulan.

Tak hanya itu, BRISPOT juga membuat pengajuan kredit menjadi lebih cepat. Jika semula membutuhkan waktu 2 minggu, kini dengan menggunakan BRISPOT, proses tersebut menjadi 2 hari, bahkan terkadang bisa lebih cepat.

“Keberhasilan lain dari digitalisasi adalah layanan Agen BRILink. Pada 2020, transaksinya mencapai Rp 800 triliun. Tahun ini, kami targetkan transaksinya mencapai Rp 1.000 triliun,” imbuhnya.

Dari sisi culture, Vivi melanjutkan, BRI juga melakukan penyelarasan core value untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia (SDM) perseroan pada pertengahan 2020.

BRI langsung mengimplementasikan dan menyelaraskan core value perseroan dengan nilai dasar BUMN yang diluncurkan oleh Menteri BUMN pada Juli 2020, yakni Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (AKHLAK).

Hasilnya, seluruh insan BRILiaN, sebutan pekerja BRI, kini menyadari peran penting memberikan makna bagi Indonesia, baik melalui economic value maupun social value

Melalui berbagai program transformasi yang dijalankan, BRI pun optimistis mampu mendapatkan hasil positif pada ajang INDI 4.0.

“Harapannya, dengan mengikuti assessment INDI 4.0, BRI bisa menjadi champion INDI 4.0. Dengan demikian, ke depannya, BRI juga bisa menjadi national lighthouse (mercusuar) untuk BUMN sektor finansial di era industri 4.0,” kata Vivi.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com