Advertorial

Pemkab Kediri Kaji Pembukaan Kawasan Wisata Simpang Lima Gumul

Kompas.com - 14/10/2021, 11:27 WIB

KOMPAS.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri mengadakan pertemuan dengan sejumlah perwakilan pedagang kaki lima (PKL) di Pasar Tugu dan car free day kawasan wisata Simpang Lima Gumul (SLG), Rabu (13/10/2021).

Pada pertemuan yang digelar di Ruang Pamenang Kantor Bupati itu, pedagang diberikan kesempatan untuk menyampaikan keluh kesah mereka.

Untuk diketahui, saat ini, Pemkab Kediri belum mengizinkan pedagang berjualan akibat penerapan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di wilayah Jawa-Bali.

Pemkab Kediri mengadakan pertemuan dengan sejumlah perwakilan PKL di Pasar Tugu dan car free day kawasan wisata Simpang Lima Gumul (SLG), Rabu (13/10/2021).Dok. Pemkab Kediri Pemkab Kediri mengadakan pertemuan dengan sejumlah perwakilan PKL di Pasar Tugu dan car free day kawasan wisata Simpang Lima Gumul (SLG), Rabu (13/10/2021).

Keluh kesah pedagang disampaikan secara langsung kepada Asisten Administrasi Umum Pemkab Kediri Mamik Amiyati, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kediri Adi Suwignyo, serta perwakilan pihak kepolisian.

Menurut Mamik, pihaknya masih akan mengkaji pembukaan kawasan wisata SLG untuk perdagangan. Pasalnya, lokasi yang biasanya dipenuhi PKL itu dapat diakses dari berbagai pintu sehingga berpotensi menimbulkan kerumunan.

“PKL di kawasan wisata SLG berjumlah 500 pedagang. Oleh sebab itu, diperlukan penataan lokasi secara matang sehingga tidak menimbulkan kerumunan,” kata Mamik dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Kamis (14/10/2021).

Pemkab Kediri mengadakan pertemuan dengan sejumlah perwakilan PKL di Pasar Tugu dan car free day kawasan wisata Simpang Lima Gumul (SLG), Rabu (13/10/2021).Dok. Pemkab Kediri Pemkab Kediri mengadakan pertemuan dengan sejumlah perwakilan PKL di Pasar Tugu dan car free day kawasan wisata Simpang Lima Gumul (SLG), Rabu (13/10/2021).

Adapun rencana penataan yang disebut Mamik meliputi pengumpulan data PKL dan paguyuban PKL, mekanisme skrining vaksin Covid-19, serta penerapan protokol kesehatan (prokes) di wilayah tersebut.

“Kami harus ekstra hati-hati sebelum membuka kawasan wisata SLG. Area ini dinilai lebih kompleks dibandingkan kawasan Gunung Kelud yang bisa dimonitor melalui tiket masuk,” jelas Mamik.

Adi Suwignyo menambahkan, pembukaan kawasan wisata SLG merupakan agenda prioritas Pemkab Kediri. Oleh sebab itu, kajian tersebut akan diselesaikan secepat mungkin.

“Kami akan segera menjadwalkan rapat dengan pihak terkait dan membahas mengenai penataan pedagang,” imbuh Adi.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau