Advertorial

Grab, Emtek dan Bukalapak Memulai Program Percepatan Digitalisasi UMKM di Kota-kota Kecil Dengan Vaksinasi

Kompas.com - 22/10/2021, 10:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Vaksinasi UMKM menjadi kegiatan pertama penyelenggaraan program akselerator ekstensif #KotaMasaDepan yang diselenggarakan Grab Indonesia bersama Emtek Group dan Bukalapak. Vaksinasi dilakukan di pasar tradisional untuk menjangkau para pedagang kecil dan UMKM, hal tersebut dilakukan mengingat kesehatan dan digitalisasi merupakan pondasi masyarakat dan ekonomi. Selain vaksinasi, program yang diluncurkan pada pekan lalu tersebut juga berfokus pada adopsi platform digital [onboarding ke aplikasi Grab dan Bukalapak] serta pelatihan dan pendampingan untuk pengembangan usaha melalui teknologi digital. Dimulai di Kupang, Nusa Tenggara Timur dan akan berlanjut secara bertahap di Solo, Gowa, Malang dan Pekanbaru hingga akhir Desember 2021, program Kota Masa Depan menargetkan 10.000 UMKM.

Peluncuran #KotaMasaDepan tersebut dihadiri oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki , Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi, Managing Director PT Elang Mahkota Teknologi Tbk Sutanto Hartanto, dan Direktur Utama PT Bukalapak.com Tbk Rachmat Kaimuddin. Program tersebut bertujuan untuk membantu percepatan digitalisasi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di kota-kota kecil Indonesia.

Teten mengatakan, pandemi Covid-19 yang terjadi dalam satu setengah tahun turut berimbas pada sektor UMKM, terutama yang berada di kota-kota kecil di Indonesia.

Menurutnya, pelaku UMKM di kota kecil perlu mengejar ketinggalan dalam akselerasi digital. Oleh karena itu, peran sektor swasta diperlukan untuk mendukung pemerintah dalam upaya mempercepat transformasi digital itu.

“Kami menyambut baik kemitraan strategis Grab, Emtek, dan Bukalapak yang merangkul pelaku UMKM di kota-kota kecil. Saya berharap program Kota Masa Depan dapat menciptakan lebih banyak peluang pendapatan bagi para wirausaha dan mendorong pemulihan ekonomi di daerah-daerah tersebut serta ekonomi nasional,” ujar Teten.

Senada dengan Teten, Neneng juga mengutarakan bahwa keberadaan pandemi Covid-19 membuktikan peran teknologi sebagai penolong UMKM untuk bertahan di masa sulit.

“Kami melihat masih banyak pelaku UMKM yang perlu dipercepat transformasi ke platform digital untuk memastikan ketahanan usaha mereka,” ujar Neneng.

Hal tersebut, kata Neneng, sesuai dengan amanat Presiden Joko Widodo dalam mengawal secara cepat dan tepat transformasi digital. Pasalnya, Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menjadi raksasa digital di dunia.

“Grab bersama Emtek dan Bukalapak ingin merangkul pelaku UMKM di kota kecil. Kami berharap inisiatif Kota Masa Depan dapat membuka pintu menuju pasar yang lebih luas bagi mereka tanpa harus berpindah lokasi,” kata Neneng.

Selain itu, lanjutnya, program tersebut diharapkan dapat membawa ekonomi digital ke kota-kota kecil. Dengan demikian, bisa memberikan dampak positif pada perekonomian daerah, khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Pada kesempatan yang sama, Sutanto mengatakan bahwa kolaborasi tersebut merupakan bentuk komitmen Emtek, Grab, dan Bukalapak untuk memberikan dukungan kepada sektor UMKM.

Menurutnya, pelaku UMKM adalah pahlawan yang memberikan banyak dampak bagi keberlangsungan ekosistem digital di Indonesia.

“Sektor UMKM di luar kota metropolitan berpotensi menjadi kontributor bagi perekonomian digital Indonesia yang sangat besar. Selain itu, (UMKM) juga berpotensi membuka lapangan kerja yang hilang akibat pandemi ataupun transformasi digital,” ujar Susanto.

“Maka dari itu, Grab, Emtek, dan Bukalapak menggelar serangkaian program, mulai dari onboarding UMKM ke platform digital, memberikan pelatihan, hingga pendampingan untuk memastikan pelaku UMKM dapat mengembangkan usaha dengan pesat,” kata Susanto.

Dengan kolaborasi digital, Emtek dan Grab akan memberikan akses yang lebih lengkap kepada pelaku UMKM melalui platform yang ada, mulai dari logistik hingga keuangan inklusif. Misalnya, platform Mitra Bukalapak dan GrabKios.

“Sementara, jaringan media Emtek akan berperan untuk meningkatkan awareness, baik bagi para pelanggan maupun pelaku UMKM, akan penggunaan platform digital secara maksimal,” ujar Susanto.

Setali tiga uang, Rachmat berharap, keberadaan teknologi dan digitalisasi mampu memperkuat dan mengembangkan sektor UMKM Indonesia. Dengan begitu, pelaku UMKM mampu menjawab berbagai tantangan yang ada.

Adapun kota pertama yang merasakan langsung fasilitas program Kota Masa Depan adalah Kupang. Kota ini sengaja dipilih karena sesuai dengan target program yang menyasar pelaku UMKM di kota-kota tier 2 dan 3 di seluruh Indonesia.

“Ini sesuai dengan misi kami untuk menciptakan a fair economy for all dengan fokus utama melakukan pemberdayaan pelaku UMKM dan melayani masyarakat yang selama ini kurang terlayani (underserved segments),” ujar Rachmat.

Ke depan, program Kota Masa Depan akan berlanjut secara bertahap di Solo, Gowa, Malang, dan Pekanbaru. Hingga akhir Desember 2021, program ini menargetkan 10.000 UMKM dapat bertransformasi digital dengan baik.

Sektor UMKM yang akan difokuskan dalam program Kota Masa Depan adalah kuliner, usaha non kuliner, retail, dan usaha agen.

“Oleh karena itu, melalui program Kota Masa Depan, kami berharap akan semakin banyak UMKM yang dapat lebih mengembangkan usaha melalui percepatan digitalisasi sehingga mereka dapat naik ke tingkatan selanjutnya,” imbuh Rachmat.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com