Advertorial

Menkop UKM: Banyuwangi Muslim Fashion Festival 2021 Jadi Lokomotif Indonesia sebagai Kiblat Fesyen Muslim Dunia

Kompas.com - 24/10/2021, 13:43 WIB

KOMPAS.com – Perkembangan busana muslim di Tanah Air membuka peluang Indonesia untuk menjadi kiblat fesyen muslim global. Terlebih, Indonesia punya banyak desainer muda berkualitas yang karyanya sudah mendunia.

Saat memberikan sambutan di Banyuwangi Muslim Fashion Festival 2021, Sabtu (23/10/2021), Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan, Indonesia juga diprediksi menjadi produsen produk halal terbesar di dunia pada 2024, dengan fesyen muslim dan modest wear sebagai pemula.

Merujuk Global Islamic Indicator, modest muslim fashion merupakan salah satu produk fesyen unggulan dari Indonesia dengan point indicator sebesar 34.26. Angka ini mengungguli rata-rata poin global yang hanya 17.55.

Padahal, Teten melanjutkan, nilai belanja produk muslim secara global turun 2,9 persen menjadi 268 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau senilai Rp 3,9 triliun pada 2020.

“Namun, kondisi tersebut diprediksi akan pulih pada 2021. Bahkan, belanja produk muslim akan terus tumbuh hingga 2024 dengan nilai mencapai 311 miliar dollar AS atau setara Rp 4,5 triliun,” kata Teten dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Minggu (24/10/2021).

Meski begitu, Teten menekankan bahwa peluang Indonesia untuk mewujudkan semua itu hanya bisa tercapai jika ada kolaborasi antara UMKM, pelaku kreatif, industri fesyen, dan pemerintah.

“Salah satunya melalui penyelenggaraan Banyuwangi Muslim Fashion Festival 2021. Acara ini diharapkan dapat menjadi lokomotif sekaligus pendorong industri halal. Dengan begitu, peluang menjadi pusat fesyen dunia bisa terwujud," ujarnya.

Selain itu, Teten juga berharap, gelaran Banyuwangi Muslim Fashion Festival 2021 dapat menjadi wadah untuk memetakan aggregator dan enabler sekaligus sebagai pendampingan bagi pelaku UMKM sektor pakaian.

“Perhelatan tersebut diharapkan bisa menjadi penghubung antara pelaku UMKM dan produsen pakaian berkualitas. Dengan begitu, pelaku UMKM dapat menjual produk berstandar global. Kami juga berharap, event-event tersebut dapat membuka akses pembiayaan bagi pelaku UMKM dan mempertemukan dengan buyer potensial,” tuturnya.

Teten juga berpesan agar masyarakat meningkatkan belanja produk lokal untuk mendukung UMKM. Sebab, jika UMKM bergeliat, perekonomian Indonesia pun akan pulih.

“Ikhtiar bersama ini akan membuahkan hasil dan berdampak sepenuhnya bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia," katanya.

Harapan serupa juga disampaikan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas. Ia mengatakan, Banyuwangi Muslim Fashion Festival 2021 diharapkan dapat membangkitkan sektor usaha fesyen muslim setempat yang terpuruk akibat pandemi Covid-19.

“Dunia fesyen muslim merupakan sektor industri yang bisa menyedot sumber ekonomi dengan cepat. Pasalnya, setiap orang butuh (pakaian), khususnya wanita. Mereka biasanya membutuhkan pakaian lebih dari satu model. Ini yang kami sebut sebagai market," tutur Ipuk.

Ia pun berharap, karya UMKM dan desainer fesyen muslim Banyuwangi bisa mendunia. Terlebih, Banyuwangi mendapat dukungan dari Bank Indonesia (BI) Jawa Timur (Jatim) agar UMKM dan desainer Banyuwangi agar cepat naik kelas.

Selain sektor usaha fesyen muslim, Ipuk mengungkapkan, pihaknya juga tengah fokus mengembangkan wisata halal di Banyuwangi. Berbagai kerja sama pun dijalin. Salah satunya dengan Gabungan Perusahaan Haji dan Umrah Nusantara (Gaphura).

“Mereka siap untuk mempromosikan Banyuwangi di Timur Tengah agar bisa lebih dikenal," ujar Ipuk.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau