Advertorial

Beasiswa Guru Binar dan Education New Zealand Bantu Felix Eksplorasi Beragam Media Pembelajaran

Kompas.com - 06/11/2021, 10:09 WIB

KOMPAS.com – Pembangunan sektor pendidikan di Indonesia merupakan prioritas utama dalam menciptakan generasi penerus berkualitas. Untuk mencapai hal tersebut, tenaga pendidik memiliki peran penting.

Namun, perubahan sistem pembelajaran akibat pandemi Covid-19 yang melanda dunia, termasuk Indonesia, membuat guru harus berinovasi dan kreatif dalam mengajar.

Guru juga dituntut untuk beradaptasi dengan berbagai teknik pembelajaran, misalnya blended learning. Teknik ini menggabungkan metode pembelajaran tatap muka dengan e-learning yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Baca juga: Rencana Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia, Muhammadiyah: Hanya Hitungan Bulan, Harus Dikembalikan Lagi

Tuntutan tersebut turut dirasakan Felix Catur Inda Wijaya. Dia merupakan guru mata pelajaran sejarah untuk kelas 10 di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 6 Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Pembelajaran yang pasif selama pandemi Covid-19 sempat membuat Felix merasa terbebani.

“Berat sekali rasanya ketika dituntut untuk berinovasi. Apalagi, saya termasuk guru yang tidak melek teknologi di sekolah,” ucap Felix dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (4/11/2021).

Felix merasa, materi pelajaran yang disampaikan secara online terkesan membosankan. Hal ini lantaran ia belum menemukan metode ataupun media pembelajaran yang tepat.

Baca juga: Penganiaya Satpam RS Bekasi Ditangkap, Ayahnya Sempat Klaim Anak Tak Bersalah

Akibatnya, sejumlah siswa kerap tidak hadir dalam pembelajaran secara online. Hal ini mengakibatkan para orangtua mengeluh karena merasa anak-anak mereka tidak belajar dengan baik.

“Banyak juga yang mengira bahwa sekolah online sama dengan hari libur sehingga para siswa hanya bersantai dan tidak belajar di rumah,” ujar Felix.

Meskipun sulit, Felix tidak menyerah. Melalui surat edaran yang dikeluarkan Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah, Felix mengetahui informasi mengenai beasiswa bagi para guru jenjang SMA di wilayah Kalimantan.

Baca juga: PSSI Soroti Drawing Liga 4 yang Viral, Erick Thohir: Tidak Profesional dan Harus Diulang

Felix pun memberanikan diri untuk mendaftar program yang merupakan hasil kolaborasi Guru Binar dan Education New Zealand (ENZ) itu.

Sebagai informasi, Guru Binar merupakan platform pengembangan karier guru melalui pelatihan dan beragam pengembangan profesionalisme.

Guru Binar diinisiasi oleh Putera Sampoerna Foundation-School Development Outreach (PSF-SDO) sebagai respons terhadap pandemi Covid-19 dengan tujuan meningkatkan akses pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta.

Baca juga: Bloomberg: Orang-orang Kaya Indonesia Pindahkan Ratusan Juta Dollar AS ke Luar Negeri

Sebagai bentuk komitmen untuk selalu meningkatkan kualitas pendidik di Indonesia, Guru Binar berkolaborasi dengan Education New Zealand (ENZ), badan pemerintah New Zealand yang berfokus pada bidang pendidikan internasional.

Setelah melewati tahapan seleksi yang diikuti oleh ribuan peserta, Felix terpilih menjadi salah satu dari 200 penerima beasiswa.

“Saya diinformasikan oleh kepala sekolah bahwa saya terpilih menjadi penerima beasiswa asal Palangkaraya,” ujar Felix dengan perasaan kaget bercampur bahagia.

Baca juga: Banyak Pengunjung Batal Beli Jersey Timnas di Indomaret, Apa Penyebabnya?

Melalui program beasiswa itu, Felix mendapatkan beragam pelatihan. Selain mengenai media pembelajaran, Felix juga dibekali topik-topik pelatihan lain yang diperlukan untuk mengasah keterampilan guru.

Felix sempat tidak menduga bahwa pelatihan tersebut ternyata sangat membantu melancarkan kegiatan belajar-mengajar.

Felix sedang mengerjakan salah satu tugas dari pelatihan Beasiswa Guru Binar dengan menggunakan materi mengajarnya.Dok. Sampoerna Felix sedang mengerjakan salah satu tugas dari pelatihan Beasiswa Guru Binar dengan menggunakan materi mengajarnya.

Kini, dia pun dapat dengan mudah mengaplikasikan media pembelajaran di kelas, termasuk memanfaatkan teknologi dan beragam aplikasi.

Baca juga: Dulu Pilih Menghindar Saat Dono dan Kasino Datang, Putri Indro Warkop DKI: Mereka Enggak Kayak yang Kalian Lihat

“Dulu, saya malas membawa laptop saat mengajar. Namun, kini, saya selalu membawanya. Saya merasa terdepan dalam hal teknologi dan berinovasi dalam pembelajaran dibandingkan guru-guru lain,” jelas Felix.

Menurut Felix, pelatihan tersebut juga membantu dirinya menciptakan suasana kelas yang menyenangkan.

“Anak-anak tampak bersemangat saat belajar. Bahkan, mereka berharap, guru lain dapat menggunakan media pembelajaran yang saya pakai agar semua pelajaran semakin menarik,” cerita Felix.

Baca juga: Singgung Penyanyi Kaya Raya Nyanyikan Lagu Orang Lain, Ahmad Dhani: Komposer Dicap Serakah Saat Meminta Haknya

Respons dan antusiasme para siswa tersebut menjadi kekuatan baru bagi Felix untuk terus mempelajari berbagai hal baru yang bisa diaplikasikan di kelas.

Oleh sebab itu, dia sangat mengapresiasi kehadiran program beasiswa Guru Binar dan Education New Zealand (ENZ) tersebut.

“Saya merasakan banyak manfaat pada pelatihan dari beasiswa tersebut. Tidak bisa membayangkan jika sampai detik ini saya tidak memanfaatkan momen itu,” imbuh Felix.

Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau