Advertorial

Sesi Kedua, Sustainability Stage Class Kompas100 CEO Forum powered by East Ventures Ajak Masyarakat Aktif Lindungi Bumi

Kompas.com - 13/11/2021, 21:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Limbah yang tidak terkelola dengan baik dan kebiasaan tidak ramah lingkungan dapat mengancam kelestarian bumi. Hal ini juga akan menimbulkan dampak yang buruk bagi kehidupan seluruh makhluk hidup, baik tanaman, hewan, maupun manusia.

Untuk mencegah hal tersebut, seluruh lapisan masyarakat perlu mengubah kebiasaan. Salah satunya dengan menerapkan gaya hidup berkelanjutan.

Topik itulah yang menjadi pokok pembicaraan sejumlah pemangku kepentingan dalam sesi kedua pada gelaran Kompas100 CEO Forum powered by East Ventures ke-12: Ekonomi Sehat 2022 bertajuk “Sustainability Stage”. Event ini digelar Harian Kompas bekerja sama dengan East Ventures, Jumat (12/11/2021).

Pada kesempatan tersebut, Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi bercerita, perusahaan yang ia naungi sudah mendukung gaya hidup berkelanjutan. 

“Salah satu dukungan tersebut adalah hadirnya fitur yang bisa membebaskan pengguna bisa memilih ingin menggunakan sendok dan garpu plastik atau tidak. Berdasarkan data yang kami catat, hampir 90 persen (pengguna layanan) saat ini memilih tidak menggunakan alat makan plastik yang disediakan resto,” papar Neneng.

Dengan tidak memilih menggunakan alat makan plastik, lanjutnya, masyarakat secara tidak langsung berkontribusi dalam mengurangi jumlah sampah plastik.

“Bayangkan saja dalam sehari (ada) berapa banyak order masuk GrabFood. Kalau 90 persen di antara mereka memilih tidak menggunakan alat makan plastik, ini jadi pertanda baik,” kata Neneng.

Selain itu, pihaknya juga tengah menggencarkan kerja sama untuk memperbanyak moda transportasi listrik kepada mitranya, yaitu motor dan mobil. Langkah ini merupakan terobosan pertama bagi perusahaan transportasi online.

“Untuk motor listrik, sudah mulai banyak mitra kami yang memakainya di Jakarta. Saat ini, kami sedang memesan 6.000 motor listrik lagi yang bisa digunakan oleh mitra. Kami memberikan semacam insentif bagi mitra yang menggunakan kendaraan listrik agar mereka lebih semangat (dan tertarik dengan program ini),” ujar Neneng.

Pertimbangan Grab memperbanyak unit transportasi listrik adalah kemudahan dan kemajuan teknologi. Selain mengurangi emisi penggunaan bahan bakar, kendaraan listrik juga memiliki suara mesin yang lebih halus.

“Tidak hanya itu, mitra juga bisa meng-charge kendaraannya saat pulang ke rumah. Pada pagi hari, mereka tinggal menggunakan lagi,” tutur Neneng.

Adapun dukungan selanjutnya adalah layanan GrabExpress yang juga melayani pengambilan sampah pengguna untuk disetorkan kepada layanan bank sampah. 

“Mitra akan mengambil sampah dan menyetorkan kepada bank sampah terdekat. Dulu, yayasan yang kami naungi hanya bisa mendaur ulang sampah berupa botol plastik. (Akan) tetapi, sekarang sudah (berkembang dan) lebih banyak,” ungkapnya.

Senada dengan Neneng, Managing Director Xurya Daya Indonesia Eka Himawan pun turut mengungkapkan dukungan dari perusahaan yang ia naungi. Salah satunya dengan aktif mengajak masyarakat untuk mengubah kebiasaan menggunakan energi terbarukan, yaitu tenaga surya.

Menurut Eka, Indonesia merupakan negara dengan dua musim yang memiliki kesempatan mendapatkan panas matahari lebih lama. Hal ini merupakan kesempatan baik untuk memanfaatkan penggunaan panel surya.

“Sayangnya, sebagian besar masyarakat masih menganggap panel surya adalah hal yang mahal. Padahal, bila dikalkulasikan dengan membayar listrik, panel surya justru jauh lebih murah,” paparnya.

Tidak hanya dari segi biaya, penggunaan panel surya juga dapat memberikan efek yang baik ke depannya. Pasalnya, panel surya tidak memberikan dampak yang buruk bagi lingkungan, seperti menghasilkan karbon dioksida (CO2).

“Selain itu, pemasangan panel surya juga merupakan investasi bagi seluruh masyarakat. Saat ini, kami juga mulai menyasar agar masyarakat atau pribadi mau memanfaatkan panel surya. Kami sedang mengusahakan dengan beberapa pihak terkait agar tidak ada biaya saat pemasangan panel surya. Dengan begitu, kami bisa memenuhi goals kami pada 2045, yaitu pemanfaatan energi terbarukan,” sambung Eka.

Adapun untuk memenuhi pencapaian tersebut, Eka melanjutkan, pihaknya tidak bisa bekerja sendiri. Ia pun membutuhkan dukungan, khususnya dari generasi muda dan pemerintah, untuk lebih aware dalam memanfaatkan energi terbarukan.

“Mari berjuang bersama untuk menciptakan langit dan bumi yang lebih bersih,” tuturnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com