Advertorial

Limbah Makanan Berdampak Buruk bagi Lingkungan, Ini 5 Cara untuk Menguranginya

Kompas.com - 16/11/2021, 13:04 WIB

KOMPAS.com – Berdasarkan laporan penelitian yang diadakan The Economist Intelligence Unit (EIU) pada 2017, Indonesia menempati peringkat kedua sebagai negara penghasil limbah makanan (food waste) terbanyak di dunia. Laporan tersebut menyatakan bahwa rata-rata orang Indonesia membuang makanan sekitar 300 kilogram setiap tahunnya.

Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pada 2020, limbah makanan berkontribusi 40,18 persen terhadap pertambahan sampah di Indonesia.

Persoalan limbah makanan juga telah menjadi isu global. Melansir unep.org, sebanyak 1,03 miliar ton makanan di dunia terbuang sia-sia setiap tahunnya. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa sebanyak 61 persen limbah makanan berasal dari rumah tangga.

Membuang makanan akibat kedaluwarsa, sudah tidak layak makan, atau bahkan karena tidak habis dikonsumsi telah menjadi kebiasaan masyarakat. Kebiasaan tersebut terkesan sepele, tetapi berdampak besar bagi lingkungan jika dibiarkan.

Dikutip dari laman www.fao.org, kebiasaan tersebut sama dengan membuat energi dan air yang digunakan untuk menanam, memanen, dan mendistribusikan bahan makanan terbuang sia-sia. Limbah makanan yang membusuk juga dapat melepaskan gas metana yang termasuk gas rumah kaca (GRK).

Seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan, masyarakat pun mulai menerapkan gaya hidup berkelanjutan atau sustainable living. Mengurangi limbah makanan di lingkup rumah tangga menjadi salah satu upayanya.

Bagi Anda yang ingin memulai langkah untuk mengurangi limbah makanan demi menjaga kelestarian lingkungan, berikut beberapa cara yang bisa diterapkan.

  1. Bikin daftar belanja
    Sebelum pergi berbelanja, buatlah daftar belanja. Terapkan kebiasaan ini baik untuk belanja bulanan, mingguan, maupun harian. Dengan demikian, Anda dapat membeli barang sesuai dengan kebutuhan.

Belanja bahan segar, seperti daging, ikan, sayuran, dan buah-buahan, sebaiknya dilakukan secara mingguan. Jangan beli bahan makanan yang mudah rusak atau usia simpannya tidak lama dalam jumlah besar.

Agar belanja bahan makanan segar lebih terencana, lebih baik buat daftar menu selama satu minggu sebelum berbelanja.

Kemudian, guna memaksimalkan penggunaan bahan makanan, buatlah beberapa menu dengan bahan dasar yang sama. Dengan demikian, bahan makanan akan habis dikonsumsi selama seminggu.

  1. Menerapkan aturan FIFO

Selanjutnya, untuk mengurangi makanan terbuang sia-sia, Anda bisa menerapkan aturan first in first out (FIFO) dalam konsumsi makanan.

Anda dapat menyimpan bahan makanan yang baru dibeli pada posisi belakang. Sementara, makanan yang sudah dibeli sebelumnya dan belum habis ditempatkan pada posisi depan. Ambilah makanan atau bahan makanan dari yang paling depan.

Namun, untuk produk pangan yang punya tanggal kedaluwarsa, aturannya sedikit berbeda. Simpan produk dengan tanggal kedulawarsa singkat di area depan yang mudah terlihat mata. Sementara, yang tanggal kedaluwarsanya jauh dapat disimpan di area belakang.

Trik tersebut dapat memastikan semua bahan makanan yang dibeli terpakai dan mencegah Anda lupa untuk mengonsumsinya.

  1. Masak secukupnya

Sebelum mulai memasak makanan, Anda harus menentukan berapa banyak porsi yang akan dibuat. Hitung jumlah orang yang akan menyantap hidangan tersebut untuk mengetahui seberapa banyak bahan yang dibutuhkan.


Dengan demikian, makanan yang Anda masak dapat langsung habis dan tidak meninggalkan sisa. Limbah makanan pun bisa diminimalisasi.

  1. Daur ulang sisa makanan

Jika ternyata ada masakan atau makanan tersisa, jangan langsung membuangnya. Anda dapat mendaur ulang makanan tersebut menjadi makanan baru.

Misalnya, saat ayam goreng untuk makan malam tersisa dua potong karena salah satu anggota keluarga makan di luar rumah. Anda dapat mengolah ayam goreng tersebut menjadi campuran nasi goreng untuk sarapan.

Begitu juga untuk bahan makanan. Jika Anda memiliki keju yang sudah kering, celupkan ke dalam sup jagung. Keju tersebut akan meleleh dan memperkaya rasa sup.

  1. Simpan dengan tepat
    Terakhir, cara untuk mengurangi limbah makanan rumah tangga adalah menyimpan bahan makanan dengan tepat. Selain menerapkan aturan FIFO, Anda juga harus mempelajari cara menyimpan setiap bahan dan memperhatikan kondisi tempat penyimpanan.


Produk makanan kering dapat disimpan dalam lemari kering. Anda dapat memilih lemari yang jauh dari kompor agar produk tetap kering dan terhindar dari suhu panas.

Sementara itu, produk segar dapat disimpan di kulkas. Pastikan untuk memisahkan tempat penyimpanan ikan atau daging dengan sayur dan buah.

Agar bahan makanan terjaga kesegarannya, Anda bisa memilih kulkas UltimateTaste 300 dari Electrolux. Kulkas tersebut mampu mempertahankan kesegaran buah dan sayur hingga tujuh hari.

Hal tersebut dikarenakan kulkas UltimateTaste memiliki teknologi TasteLock yang mampu menjaga serta melepaskan kelembapan berlebih secara otomatis sehingga buah dan sayur tidak mudah busuk.

Selain itu, kulkas UltimateTaste 300 juga dapat mempertahankan suhu konsisten pada minus 2 derajat Celsius untuk menjaga bahan makanan, seperti daging dan ikan, tetap dalam kondisi terbaik hingga tujuh hari.

Meski disimpan selama berhari-hari, rasa dari bahan makanan yang tersimpan di dalamnya tetap terjaga.


Sebagai merek internasional yang mendukung gaya hidup keberlanjutan, Electrolux memiliki produk elektronik yang peduli lingkungan.

Maka dari itu, dengan menggunakan kulkas UltimateTaste 300, Anda dapat memastikan bahan makanan dapat tersimpan dengan baik sehingga tidak ada bahan yang terbuang sia-sia karena rusak.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai produk Electrolux lain, silakan klik tautan berikut ini.

 

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com