Advertorial

Paham Literasi Digital, Kunci untuk Menghindari “Jebakan Batman” di Dunia Maya

Kompas.com - 26/11/2021, 22:15 WIB

KOMPAS.com – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menggelar webinar bertajuk “Paham Digital, Jebakan Batman Hilang”, Selasa (9/11/2021).

Adapun webinar tersebut merupakan hasil kerja sama Kemenkominfo dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital.

Beberapa narasumber dari berbagai institusi hadir memberikan pandangannya, seperti dosen pengajar Universitas Diponegoro Amni Zarkasyi Rahman dan dosen Universitas 17 agustus 1945 Surabaya sekaligus pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Indonesian Association for Public Administration (IAPA) Dr Bambang Kusbandrijo.

Kemudian, Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Atma Jaya Yogyakarta Olivia Lewi, perwakilan dari Kaizen Room Erista Septianingsih, serta digital marketing strategist dan artist manager Dede Fajar Kurniawan.

Dalam pemaparannya, Bambang mengatakan bahwa di dunia digital banyak beredar jebakan yang dibuat oleh pihak tak bertanggung jawab.

“Mereka memanfaatkan (kelengahan) pengguna digital untuk mendapatkan keuntungan material dan nonmaterial. ‘Jebakan batman’ itu nyata. Ini menjadi realitas yang ada di dunia digital,” kata Bambang dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Jumat (26/11/2021).

Bentuk jebakan batman, lanjutnya, bisa berupa situs palsu yang menyerupai laman asli untuk mencuri data pengguna, platform bodong yang mengatasnamakan lembaga tertentu, tawaran barang murah, dan artikel berita atau informasi dengan judul yang sensasional. Para penipu pun umumnya menggunakan iming-iming yang sangat bombastis.

Hasil survei literasi digital bersama Siberkreasi dan Katadata pada 2020 menunjukkan, indeks literasi digital Indonesia berada pada nilai 3,47 dari skala 1-4.

“Hal itu menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih di bawah tingkatan baik,” kata Bambang.

Untuk menghindari jebakan-jebakan tersebut, imbuhnya, pengguna internet harus memiliki kemampuan literasi digital agar mampu memanfaatkan media digital dengan penuh tanggung jawab.

Dede selaku narasumber key opinion leader (KOL) juga menyampaikan bahwa banyak dari masyarakat yang tertipu dan terjebak dengan jebakan batman berupa hoaks, penipuan online, dan peretasan akun digital.

“Oleh karena itu, selalu pastikan situs yang dikunjungi valid. Selalu waspada juga terhadap berita bombastis yang beredar. Jangan pula menyebarkan hoaks karena jejak digital kita bisa diakses oleh banyak orang,” ujar Dede.

Pada webinar tersebut, partisipan yang hadir dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Hal ini tidak disia-siakan oleh salah satu partisipan, Budi Hutomo.

“Saya sering menjumpai hoaks dan misinformasi suatu berita di platform Twitter. Saya berusaha memperbaiki dengan memberikan pendapat, tetapi sukar dilakukan. Kira-kira bagaimana cara memperbaiki misinformasi yang sudah tersebar?” tanya Budi.

Pertanyaan tersebut dijawab oleh Olivia. Ia mengatakan bahwa memang cukup sulit untuk mengatasi masalah tersebut.

“Namun, kita bisa berkontribusi dengan tidak melakukan retweet, repost, atau komen terkait berita bohong itu. Jadi, kuncinya ada di diri masing-masing,” kata Olivia.

Sebagai informasi, webinar yang diadakan Kemenkominfo tersebut terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital.

Untuk mengetahui informasi mengenai topik webinar selanjutnya, ikuti akun Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com