Advertorial

Tren Penggunaan Dompet Digital Makin Meningkat, Masyarakat Diminta Jaga Kerahasiaan Data

Kompas.com - 27/11/2021, 09:18 WIB

KOMPAS.com - Perkembangan teknologi digital di era modern mampu mempermudah beragam aktivitas masyarakat, termasuk dalam hal berbelanja.

Perkembangan tersebut juga turut memicu terjadinya pertumbuhan platform belanja online.

Kehadiran platform tersebut dinilai efektif. Pasalnya, hanya dengan bermodal smartphone, seseorang dapat dengan mudah melakukan aktivitas belanja tanpa harus keluar rumah.

Berdasarkan hasil survei yang dihimpun dari 4.500 responden, 81 persen di antaranya melakukan aktivitas belanja online minimal satu kali dalam seminggu.

Sementara, 59 persen mengaku bahwa mereka kerap berbelanja melalui platform e-commerce untuk memenuhi kebutuhan harian.

Adapun kebiasaan tersebut berdampak pada meningkatnya volume transaksi digital hingga 37 persen dalam satu tahun terakhir.

Data tersebut menunjukkan bahwa saat ini masyarakat sudah bisa beradaptasi dengan pola kebiasaan baru, salah satunya tren penggunaan dompet dan pembayaran digital atau cashless.

Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Gadjah Mada (UGM) Pradikna Yunik Nurhayati SIP MPA mengatakan, tren tersebut mampu memberi kemudahan dalam kehidupan sehari-hari.

Hal tersebut ia sampaikan dalam web seminar (webinar) #MakinCakapDigital dengan tema “Tips Menggunakan dan Menjaga Dompet Digital”, Kamis (4/11/2021).

Selain aman, menurut Pradikna, transaksi digital terbilang fleksibel karena dapat dilakukan secara global, kapan pun dan di mana pun.

“Metode ini dapat dilakukan dari dan kepada siapa pun di belahan dunia mana pun. Jadi, ketika kita hendak berbelanja lewat toko online akan lebih cepat dan bisa melakukan transaksi secara real time,” ujar Pradikna dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (16/11/2021).

Meski begitu, imbuhnya, seseorang harus tetap berhati-hati. Pasalnya, jejak digital mampu merekam segala aktivitas pengguna internet, baik itu aktif maupun pasif.

“Saat hendak menggunakan atau melakukan pembayaran tertentu sebaiknya pelajari dengan teliti. Terkadang, data pribadi dikumpulkan tanpa persetujuan atau sepengetahuan pemilik dan kita tanpa sadar memberi izin hal tersebut,” kata Pradikna.

Selain itu, terkait langkah apa saja yang harus dilakukan terhadap pemilik toko yang menjadi pelaku penipuan, Pradikna mengatakan, korban harus tetap mengedepankan etika dalam mengajukan tuntutan.

“Mengingat kolom chat di e-commerce akan menampilkan akun pribadi, sebaiknya tetap menjaga etika, tidak menggunakan foto orang lain, dan selalu bersikap jujur dalam mendeskripsikan produk. Terpenting, selalu jaga kerahasiaan data pribadi agar hal tersebut tidak diperjualbelikan atau disalahgunakan,” ucapnya.

Dalam sesi key opinion leader (KOL), Sheila Siregar mengatakan, kehadiran mobile banking dari sektor perbankan juga semakin mempermudah aktivitas transaksi masyarakat.

Bahkan, saat ini, seseorang bisa melakukan tarik tunai di anjungan tunai mandiri (ATM) tanpa harus menggunakan kartu debet.

“Hal ini sejalan dengan apa yang dicanangkan oleh pemerintah dalam menggunakan transaksi nontunai atau elektronik. Tetapi ingat, kita harus bisa menjaga data pribadi, terutama yang berpengaruh dengan keuangan kita,” jelas Sheila.

Oleh karena itu, lanjut Sheila, penting bagi setiap orang untuk memiliki literasi digital yang mumpuni.

Masyarakat harus paham betul bagaimana menjaga keamanan data pribadi di dunia digital agar bisa menciptakan keamanan dalam bertransaksi.

Sebagai informasi, webinar “Tips Menggunakan dan Menjaga Dompet Digital” merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) di Kabupaten Serang, Banten.

Kegiatan tersebut merupakan hasil kerja sama Kemenkominfo dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital untuk memperkuat literasi digital di masyarakat.

Masyarakat yang ingin menambah wawasan dan pengetahuan mengenai literasi digital dapat mengikuti kegiatan webinar tersebut.

Kegiatan webinar itu diharapkan dapat mengundang partisipasi dan dukungan banyak pihak agar dapat terselenggara dengan baik. Pasalnya, program literasi yang digagas Kemenkominfo tersebut ditargetkan dapat menjaring 12,5 juta partisipan.

Bagi yang berminat mengikuti webinar pada program literasi digital tersebut, silakan ikuti akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com