Advertorial

Menarik, Intip 3 Fakta Kota Tangerang yang Jarang Diketahui

Kompas.com - 03/12/2021, 08:00 WIB

KOMPAS.com – Kota Tangerang merupakan kota terbesar di Provinsi Banten. Berada di sebelah barat Ibu Kota Jakarta, Tangerang merupakan salah satu kota penyangga yang telah dilengkapi dengan berbagai industri dan fasilitas umum.

Kota Tangerang juga terkenal dengan berbagai fasilitas modern dan pertumbuhan yang pesat.

Fasilitas tersebut di antaranya adalah transportasi umum yang dapat menjangkau seluruh wilayah, sarana pendidikan yang beragam, layanan publik, hingga pusat perbelanjaan. Tak heran, kota ini disebut-sebut sebagai kota ternyaman se-Jabodetabek.

Mengusung konsep “Liveable, Investable, Visitable, and E-City (Tangerang LIVE)”, Kota Tangerang ternyata memiliki sejarah, budaya, dan kuliner yang menarik untuk diikuti. Berikut ulasannya.

Awal mula nama Tangerang

Nama ‘Tangerang’ berasal dari kebiasaan masyarakat sekitar untuk menyebut tugu yang didirikan Pangeran Soegiri, putra Sultan Ageng Tirtayasa dari Kesultanan Banten.

Tugu dengan tinggi sekitar 2,5 meter tersebut dibangun pada 1654 Masehi (M). Tugu ini terletak di bantaran Sungai Cisadane, tepatnya di Gardu Gede yang saat ini dikenal dengan Kampung Gerendeng.

Pada mulanya, tugu tersebut merupakan pembatas antara wilayah Kesultanan Banten di sebelah barat Sungai Cisadane, dengan wilayah kekuasaan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) di sebelah timur.

Oleh karena itu, masyarakat sekitar menyebut tugu tersebut dengan sebutan “tetengger” atau “tanggeran” yang dalam bahasa Sunda berarti “penanda”.

Pada 17 April 1684, Belanda membawa kumpulan warga dari Madura dan Makassar yang ditempatkan di wilayah sekitar benteng.

Ternyata, masyarakat dari Madura dan Makassar tersebut tidak mengenal huruf mati dalam pelafalan kata sehingga penyebutan Tanggeran menjadi Tangerang yang dipakai hingga saat ini.

Tangerang sebagai Kota Benteng

Pada abad ke-15, Sultan Banten mengangkat Tiga Aria atau Maulana yang merupakan kerabat jauhnya dari Kerajaan Sumedang Larang.

Tiga Aria tersebut bernama Yudhanegara, Wangsakara, dan Santika. Ketiganya bertugas membantu perekonomian Kesultanan Banten dan melakukan perlawanan terhadap VOC yang menerapkan praktik monopoli kala itu.

Selama masa perjuangan, ketiganya membangun benteng pertahanan yang disebut masyarakat sekitar dengan istilah daerah Benteng atau Bentengan.

Selanjutnya, istilah tersebut menjadi latar belakang Kota Tangerang yang dikenal dengan sebutan Kota Benteng. Saat ini, sisa bangunan benteng itu dapat ditemukan di beberapa titik permukaan air di Sungai Cisadane.

Pengunjung akan menemukan sederet pedagang laksa di Kawasan Kuliner Laksa Tangerang.Dok. Pemkot Tangerang Pengunjung akan menemukan sederet pedagang laksa di Kawasan Kuliner Laksa Tangerang.

Penuh wisata kuliner

Selain penuh dengan sejarah, seni, dan budaya, Kota Tangerang juga memiliki beragam kuliner yang patut untuk dicoba, seperti laksa, gecom, sayur besan, hingga dodol legendaris Ny Lauw.

Untuk menikmati kuliner laksa khas Tangerang, Anda dapat mengunjungi Wisata Kuliner Laksa Tangerang berlokasi di Jalan Moh Yamin, Babakan, Tangerang. 

Pada lokasi tersebut, pengunjung akan menemukan sederet pedagang laksa yang siap melayani dengan ciri khas masing-masing penjual. Kawasan ini juga sudah dilengkapi dengan tempat parkir yang luas dan WiFi sehingga menambah kenyamanan pengunjung.

Bila ingin menikmati ragam kuliner dan jajanan lain, Anda dapat mengunjungi Pusat Kuliner Pasar Lama Tangerang yang berlokasi di Jalan Kisamaun, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang. 

Pusat Kuliner Pasar Lama Tangerang menyediakan beragam makanan berat yang cocok dinikmati bersama keluarga, mulai dari sate, dimsum, hingga kuliner ekstrem, seperti sate ular kobra.

Tidak hanya makanan berat, kawasan kuliner tersebut juga menyediakan beragam jajanan masa kecil, seperti telur gulung dan kue cubit. 

Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang terus berusaha untuk membangkitkan ekonomi masyarakat di kala pandemi dengan fasilitas yang sudah cukup berkembang. Alhasil, sektor ekonomi di Kota Tangerang sudah mulai mengalami pertumbuhan.

“Pergerakan terus menunjukkan grafik yang positif pada kuartal III 2021 ini. Pertumbuhan ekonomi di Kota Tangerang pada kuartal ketiga 2021 berada pada angka -0,2 persen. Sementara, di waktu yang sama pada tahun 2020 berada di -6,92 persen,” tutur Arief dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (1/12/2021).

Ia juga mengatakan, pihaknya akan terus menjaga pertumbuhan ekonomi di Kota Tangerang dengan menguatkan sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), kuliner, dan wisata.

Meski demikian, Arief juga mengimbau agar masyarakat tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes) dengan ketat agar penyebaran Covid-19 dapat segera terhenti.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com