Advertorial

Angkat Kehidupan di Rumah Susun, Kementerian PUPR Luncurkan Film “Genk Bebek”

Kompas.com - 18/12/2021, 09:00 WIB

KOMPAS.com – Pembangunan di Indonesia terus bertumbuh seiring terjadinya bonus demografi. Untuk memenuhi standar hidup yang layak di Indonesia, pembangunan di berbagai daerah pun digencarkan dengan perencanaan yang seksama dan terukur oleh pemerintah. 

Hal tersebut juga diupayakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan hunian layak, khususnya untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). 

Mengutip laman Kementerian PUPR (25/1/2021), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 menargetkan peningkatan akses rumah layak huni dari 56,75 persen menjadi 70 persen, baik perumahan maupun rumah susun. 

Walau layak huni, rusun kerap dipandang sebelah mata oleh sebagian masyarakat yang tidak tinggal di dalamnya, seperti kumuh, kotor, dan berantakan. Oleh karena itu, Kementerian PUPR menjawabnya melalui film pendek bertajuk Genk Bebek.

Film yang disutradarai oleh Paknyang Kutai tersebut mengangkat kehidupan dan permasalahan yang kerap ditemui masyarakat rusun.

Cerita yang diambil cukup ringan, yakni lewat kisah kelompok main anak-anak dengan nama sama, yakni Genk Bebek yang diketuai oleh Saskia sebagai penghuni rusun. Mereka merupakan sekumpulan anak-anak yang ceria dan peduli terhadap kebersihan lingkungan di rusun yang mereka tinggali.

Selain dijadikan tempat tinggal, rusun tersebut juga menjadi basecamp untuk tempat mereka bermain dan beristirahat bersama. Basecamp ini terletak pada satu ruangan kosong di bawah tangga.

Kehidupan Genk Bebek dan para penghuni rusun berjalan menyenangkan hingga pada suatu ketika harus berhadapan dengan Mbah Tebas, sosok misterius yang mengambil wilayah bermain mereka.

Lambat laun, berbagai permasalahan lain pun satu persatu muncul, mulai dari ketidaksukaan dengan ketua lingkungan sampai urusan buang sampah. 

Meskipun mengangkat masalah, ceritanya masih relevan dengan realitas yang terjadi pada kehidupan bermasyarakat. Tak hanya rusun, permasalahan kerap terjadi pada masyarakat bertetangga. 

Selain masalah, ada juga nilai-nilai yang diajarkan lewat film itu. Ada nilai toleransi, musyawarah, dan kekeluargaan. Ini memberi kesan bahwa tinggal di rusun tak membuat kehidupan masyarakat terasa berbeda.

Cuplikan film Genk Bebek yang akan tayang pada Minggu (19/12/2021).Dok. Genk Bebek Cuplikan film Genk Bebek yang akan tayang pada Minggu (19/12/2021).

Tertarik menyaksikan Genk Bebek? Saksikan trailer film ini lewat kanal YouTube KompasTV yang akan tayang pada Sabtu (18/12/2021) pukul 19.00 WIB.

Sementara, kamu bisa menyaksikan full movie Genk Bebek melalui kanal YouTube KemenPUPR atau YouTube KompasTV yang akan tayang pada Minggu (19/12/2021) mulai pukul 19.00 WIB.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau