Advertorial

AHM Edukasi Pelajar Jadi Generasi Cari Aman demi Keselamatan Bersama dalam Berkendara

Kompas.com - 20/12/2021, 15:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Keselamatan berkendara menjadi hal penting saat berada di jalan raya. Untuk itu, baik pengendara sepeda motor, mobil, maupun sepeda harus memiliki kesadaran penuh akan keselamatan diri sendiri dan orang lain.

Ketua Yayasan Astra Honda Motor (AHM) Ahmad Muhibbuddin mengatakan bahwa isu keselamatan berkendara sudah menjadi perhatian pihaknya sejak lama. Berbagai upaya juga sudah dilakukan Yayasan AHM untuk terus mengedukasi keselamatan berkendara.

Terbaru, Yayasan AHM bekerja sama dengan Kompas.com menyelenggarakan webinar bertajuk “Fresh Rider, Cara Asik dan #Cari_Aman untuk Newbie Berkendara”, Jumat (17/12/2021).

 “Acara ini merupakan hal penting bagi Yayasan AHM. Sebab, sejak lama kami konsen tentang isu keselamatan berkendara. Kami melihat Kompas.com menjadi salah satu media yang juga konsen tentang isu safety riding,” ujar Muhib.

Muhib menjelaskan bahwa Yayasan AHM telah menjalankan program mengenai safety riding sejak 2012. Misalnya, program Sahabat Satu Hati Berbagi Ilmu Keselamatan Berkendara.

Lewat program tersebut, kata dia, pihaknya berupaya mengedukasi generasi muda di Tanah Air, khususnya siswa sekolah menengah, untuk meningkatkan pemahaman mengenai keselamatan berkendara. Yayasan AHM pun memiliki Duta Keselamatan Berkendara yang tersebar di berbagai SMA dan SMK di Tanah Air.

Lebih lanjut, Muhib mengatakan bahwa Yayasan AHM juga menjalankan program Safety Riding Camp. Melalui program ini, para generasi muda diajak untuk camping dan belajar mengenai safety riding. Mereka juga diberi edukasi cara mempublikasikan safety riding melalui media sosial.

Tak hanya itu, Muhib mengatakan, kepedulian Yayasan AHM terhadap keselamatan berkendara terlihat puladari kehadiran 9 safety riding center di Medan, Riau, Jambi, Tangerang, Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Cikarang.

Untuk diketahui, AHM Safety Riding Park di Cikarang merupakan fasilitas pelatihan keselamatan berkendara sepeda motor Honda terbesar di Asia Tenggara.

Safety riding center tersebut dapat menjadi tempat bagi masyarakat untuk meningkatkan skill mengendarai sepeda motor dan memperdalam pengetahuan mengenai keselamatan berkendara.

“Kami berupaya menciptakan budaya keselamatan berkendara di Tanah Air. Namun, kami tidak bisa sendirian. Pasalnya, untuk menyebarkan pesan positif terkait keselamatan berkendara harus dilakukan banyak pihak,” kata Muhib.

Maka dari itu, lanjutnya, Yayasan AHM juga membuka peluang dan kesempatan bagi para pelajar yang mempunyai konsen tentang keselamatan berkendara untuk bersinergi bersama.

“Aman di jalan tidak bisa diciptakan orang per orang, kelompok per kelompok, tetapi harus melibatkan sebanyak mungkin para pengguna jala, pecinta sepeda motor, pecinta otomotif di Tanah Air,” ujar Muhib.

Pada webinar kali ini, instruktur safety riding AHM Hendrik Ferianto memberi materi mengenai keselamatan berkendara kepada 200 peserta yang terdiri dari pelajar dan mahasiswa.

Ia mengemukakan bahwa 75 persen kendaraan yang terlibat dengan 100.028 kecelakaan lalu lintas selama 2020 adalah sepeda motor. Namun, hal ini bukan sepenuhnya kesalahan kendaraan, tetapi berbagai aspek yang ada, seperti manusia dan lingkungan.

Maka dari itu, harus ada peningkatan dari segi kendaraan dan edukasi bagi pengendaranya. Terkait kendaraan, Hendrik mencontohkan salah satu fitur safety pada sepeda motor matik Honda, yakni Side Stand Swith.

Fitur tersebut akan mengurangi risiko kecelakaan akibat lupa menaikkan standar samping motor saat berkendara. Sebab, mesin motor mati secara otomatis saat standar samping diturunkan dan tidak bisa dihidupkan sebelum standar samping dinaikkan kembali.

“Namun, secanggih apapun motor Anda, kalau penggunanya tidak diedukasi akan bahaya bagi semua orang,” ujar Hendrik.

Oleh karena itu, lanjutnya, pengendara sepeda motor harus memiliki kesadaran penuh akan keselamatan berkendara.

Hendrik pun mengingatkan peserta untuk menjadi generasi #Cari_Aman dengan tiga langkah, yaitu mengutamakan keselamatan, mulai dari diri sendiri, dan menjadi role model.

Bagi pengendara sepeda motor, misalnya, harus menggunakan perlengkapan berkendara yang memenuhi standardisasi, seperti helm, jaket, sarung tangan, celana panjang, dan sepatu.

“Minimal mungkin menggunakan helm. Jangan lupa untuk menggunakan helm SNI dan mengklik tali pengaitnya,” kata Hendrik.

Pasalnya, kata dia, tanpa menggunakan helm, pengendara yang mengalami kecelakaan kemungkinan akan menderita luka berat, seperti lumpuh, lupa ingatan bahkan meninggal dunia.

Dia mengatakan, kecelakaan di jalan raya sebenarnya bisa dihindari dengan dimulai dari diri sendiri, seperti dengan menggunakan helm, berkendara sesuai aturan, dan meningkatkan skill berkendara.

Hendrik mengatakan, jika bertemu dengan pengendara lain yang masih ugal-ugalan di jalan, jangan terpancing untuk marah.

“Sebaiknya, kita menghindari pengemudi tersebut. Mencari keselamatan untuk diri sendiri terlebih dahulu,” ujarnya.

Sebab, kata Hendrik, sebagai pengendara, kita tidak memiliki kekuatan untuk menegur pengendara yang ugal-ugalan. Hanya polisi dan petugas lalu lintas yang berhak menegur mereka.

“Lebih baik, kita menjadi role model. Jadi, kita harus benar dalam berkendara dulu baru anti orang lain bisa mengikuti,” kata Hendrik.

Di akhir acara, Hendrik berharap para peserta yang mengikuti webinar tersebut dapat mengikuti tips keselamatan berkendara yang diberikan. Dengan demikian, akan terwujud generasi #Cari_Aman untuk masa depan diri sendiri dan orang lain.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau