Advertorial

BSSN Upayakan Berbagai Program untuk Tingkatkan SDM Siber Indonesia

Kompas.com - 20/12/2021, 17:10 WIB

KOMPAS.com – Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) sebagai leading sector sumber daya manusia (SDM) bertalenta digital terus berupaya untuk meningkatkan pembangunan SDM keamanan siber dan sandi.

Hal tersebut sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menegaskan pembangunan SDM yang terampil, menguasai ilmu pengetahuan, dan teknologi (IPTEK), merupakan prioritas utama Indonesia.

Adapun salah satu upaya yang dilakukan BSSN untuk mewujudkan itu, yakni bekerja sama dan berkolaborasi dengan berbagai stakeholder, mulai dari institusi pemerintah, universitas atau akademisi, komunitas, praktisi, hingga pihak swasta.

Letnan Jenderal (Letjen) (Purn) Tentara Negara Indonesia (TNI) sekaligus Kepala BSSN Hinsa Siburian menjelaskan, BSSN juga mengambil langkah fundamental dengan mensosialisasikan Peta Okupasi Nasional Keamanan Siber yang diresmikan pada 2019.

Ia mengatakan, Peta Okupasi Nasional Keamanan Siber menjadi strategi BSSN untuk mendorong perkembangan SDM keamanan siber terbaik yang mampu meningkatkan keamanan siber nasional.

Peta tersebut juga menunjukkan bahwa profesi di bidang keamanan siber sudah berjumlah lebih dari 30 jenis okupasi dengan keahlian yang berbeda.

“Pasalnya, pembangunan bukan hanya fisik dan teknologi. Akan tetapi, kami juga harus membangun SDM. SDM merupakan kunci dalam menjaga keamanan siber,” kata Hinsa dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (20/12/2021).

Ia juga menjelaskan bahwa SDM keamanan siber dan sandi negara akan dikembangkan melalui research and development (RND). Hal ini dilakukan agar teknologi yang dimiliki BSSN tidak ketinggalan.

Tak hanya itu, BSSN juga akan mengembangkan penelitian dan pengembangan (Litbang) dengan lembaga-lembaga litbang negara dan perguruan tinggi. 

Berbagai program BSSN

Upaya BSSN untuk pembangunan SDM diwujudkan melalui berbagai program yang dapat mendukung pengembangan ekosistem ekonomi digital di Indonesia.

Program tersebut di antaranya literasi keamanan siber untuk para pelaku startup dan e-commerce, workshop secure coding bagi pengembang startup digital, serta seminar dan edukasi ke masyarakat tentang kesadaran keamanan data pribadi.

Pada 2021, BSSN juga melaksanakan program literasi, penerapan, dan penilaian keamanan informasi pada pelaku usaha dalam rangka mendukung program stimulus ekonomi melalui Gerakan Bangga Buatan Indonesia (GBBI) pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, khususnya pelaku usaha kecil menengah (UKM).

Program tersebut dilaksanakan di sejumlah tujuan pariwisata super prioritas, seperti Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Likupang di Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara, serta Bali.

Hinsa kembali menjelaskan, pihaknya juga telah menyusun Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) kategori informasi dan komunikasi golongan pokok aktivitas pemrograman, konsultasi komputer, dan kegiatan yang berhubungan dengan Security Operation Center (SOC).

Susunan tersebut pun ditetapkan dalam Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 391 Tahun 2020.

Sementara, upaya lain BSSN diwujudkan melalui peningkatan jumlah formasi di Politeknik Siber dan Sandi Negara sebanyak 247 lulusan pada 2019-2021.

Selain itu, upaya yang sama juga terlihat melalui program pelatihan teknis dan fungsional keamanan siber di Pusat Pengembangan SDM BSSN yang telah mendidik lebih dari 3.000 peserta pada 2019–2020.

Budaya keamanan siber

Tak hanya meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM, BSSN juga mengupayakan terwujudnya budaya keamanan siber para pengguna sistem elektronik di Indonesia.

“Untuk itu, kampanye budaya keamanan siber terus digalakkan dan ditingkatkan oleh BSSN kepada masyarakat melalui program Kampanye Literasi Keamanan Siber BSSN (KLiK BSSN) dan berbagai program kampanye digital lain terkait keamanan siber,” papar Hinsa.

Berdasarkan Indonesia Millennial Report 2019 yang dipublikasikan oleh IDN Research Institute, tercatat 94 persen generasi milenial terkoneksi dengan internet.

Hal tersebut menunjukkan bahwa generasi milenial memiliki potensi yang besar dalam menjembatani digital divide atau kesenjangan digital yang menjadi salah satu tantangan terbesar di era digital.

Generasi milenial juga memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi digital.

Ekonomi digital Indonesia akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara (ASEAN) dengan nilai pasar mencapai 100 juta miliar dollar Amerika Serikat (AS) dan 3,7 juta lapangan pekerjaan baru akan terbuka pada 2025.

Perkiraan tersebut didasari oleh jumlah startup di Indonesia mencapai lebih dari 3.000 perusahaan dengan pertumbuhan tertinggi di tiga sektor, yaitu on-demand services, financial technology (fintech), dan e-commerce pada 2020.

Untuk terus memicu peningkatan dan pembangunan SDM di bidang keamanan siber dan persandian, BSSN melalui Peraturan Badan Siber dan Sandi Negara Nomor 8 Tahun 2019 tentang Penghargaan terhadap SDM di Bidang Keamanan Siber dan Persandian, setiap warga Negara Indonesia yang berkinerja, berinovasi, serta mengembangkan atau memajukan bidang keamanan siber dan persandian, memiliki kesempatan setara untuk dapat dipertimbangkan memperoleh penghargaan.

“Oleh karena itu, kami memberikan penghargaan atas kinerja, inovasi, pengabdian, dan atau prestasi luar biasa dalam rangka meningkatkan kinerja, menumbuhkan inovasi, kebanggan, sikap keteladanan, semangat kejuangan, dan motivasi dalam memajukan bidang keamanan siber dan persandian Indonesia,” tutur Hinsa.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com