Advertorial

BPIP dan Kementerian PPPA Ajak Masyarakat Tingkatkan Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan pada Hari Ibu

Kompas.com - 23/12/2021, 09:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember menjadi momentum bagi kaum perempuan untuk memperjuangkan masa depan dan kesetaraan yang lebih baik.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati mengajak para perempuan Indonesia untuk memaknai Hari Ibu tahun ini dengan mengenang Kongres Perempuan Indonesia I yang diadakan di Yogyakarta pada 22-25 Desember 1928.

Hal tersebut disampaikan Bintang dalam acara talkshow Hari Ibu Nasional 2021 bertema “Perempuan Tangguh, Indonesia Tumbuh” yang diadakan oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) bekerja sama dengan Kompas TV di Menara Kompas, Jumat (17/12/2021).

“Momen tersebut penting untuk dimaknai kembali karena menjadi awal bersatunya perempuan dari seluruh Indonesia untuk memajukan Tanah Air,” kata Bintang.

Bintang menambahkan bahwa Indonesia akan menjadi tuan rumah pada ajang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.

Kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, khususnya di bidang ekonomi, akan menjadi salah satu isu penting yang akan diangkat dan dipromosikan Indonesia sebagai tuan rumah KTT G20.

Bintang menjelaskan bahwa peran penting perempuan dalam memajukan perekonomian Indonesia dibuktikan pada sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM).

Pasalnya, UMKM merupakan sektor penyelamat perekonomian negara saat Indonesia dihantam pandemi Covid-19.

“Perlu diketahui, 50 persen kepemilikan dan pengelolaan UMKM dilakukan oleh perempuan. Kita harus memanfaatkan momentum KTT G20 untuk semakin memperluas peranan perempuan di berbagai bidang,” ujarnya.

Selama pandemi Covid-19, lanjut Bintang, perempuan, terutama kaum ibu, juga menghadapi ketimpangan gender. Pasalnya, selama pandemi, perempuan kerap menjalani peran ganda, yakni sebagai ibu rumah tangga dan pencari nafkah.

Selain itu, pandemi Covid-19 juga memberikan dampak lain bagi perempuan, seperti meningkatnya pekerja anak dan pernikahan di bawah umur.

Masifnya penggunaan internet turut membuat kekerasan terhadap perempuan di ranah online dan publik meningkat. Itu menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

“Meski demikian, saya berterima kasih kepada perempuan-perempuan tangguh Indonesia yang telah mendampingi anaknya selama masa sulit pandemi. Saat ini, perempuan harus melek teknologi digital karena anak-anak banyak menghabiskan waktu secara daring. Dengan demikian, orang tua bisa turut mengawasi,” tuturnya.

Berani melawan kekerasan seksual

Pada kesempatan tersebut, Bintang turut menyoroti maraknya kasus kekerasan seksual saat ini. Ia mengapresiasi para korban dan orang tua korban yang berani bicara dan menyebut mereka sebagai perempuan tangguh sesuai tema talkshow pada Hari Ibu 2021.

Pasalnya, keberanian para korban untuk mengungkapkan kekerasan seksual yang dialami menjadi penyelamat sekaligus motivasi bagi korban lain dari tindakan serupa untuk berbicara.

Deputi Bidang Pengendalian dan Evaluasi BPIP Rima Agristina (kiri) dan Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati.KOMPAS.COM/YOGARTA AWAWA PRABANING ARKA Deputi Bidang Pengendalian dan Evaluasi BPIP Rima Agristina (kiri) dan Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati.

“Kekerasan seksual harus diselesaikan secara tepat dan tuntas sehingga memberikan rasa keadilan bagi korban,” tuturnya.

Bintang menambahkan, tindakan preventif jauh lebih penting dibandingkan kuratif dalam penanganan kekerasan seksual.

Kementerian PPPA mengajak semua pihak untuk menyelesaikan hulu kasus kekerasan seksual serta melakukan pemantauan dan evaluasi di institusi pendidikan serta lembaga pemasyarakatan.

Hal itu bertujuan membuat anak-anak nyaman dan keamanannya terjamin dalam mengenyam pendidikan.

Menurutnya, semua pihak harus bergerak bersama karena perlindungan hak anak menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, agamawan, tokoh masyarakat, serta rekan-rekan media.

“Saya juga mengimbau kepada rekan media untuk menjaga kode etik dengan tidak mempublikasikan identitas korban,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Pengendalian dan Evaluasi BPIP Rima Agristina menilai bahwa peran perempuan Indonesia amat penting dalam kemajuan bangsa dan negara.

Pada masa penjajahan perempuan turut berjuang untuk meraih kemerdekaan. Saat ini, para perempuan berjuang untuk mendidik calon pewaris dan pemimpin bangsa Indonesia masa depan yang berperan di dunia internasional.

“Salah satu indikator keberhasilan pembinaan Pancasila dan pemberdayaan perempuan adalah munculnya perempuan atau ibu tangguh yang berani menyuarakan kebenaran dan hal tersebut merupakan aktualisasi nilai-nilai Pancasila,” ujar Rima.

Menurutnya, contoh perempuan yang mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila adalah para Ibu Bangsa berani membuka persoalan yang selama ini diibaratkan berada di bawah gunung es, seperti kasus kekerasan seksual.

Pihaknya mendorong lebih banyak perempuan Indonesia yang mengamalkan nilai-nilai Pancasila secara nyata. Misalnya, berani menghadapi kasus kekerasan seksual dan menyelesaikannya dibandingkan menyembunyikannya.

Hal itu penting dilakukan karena mempertaruhkan masa depan anak-anak yang akan menjadi pewaris negeri ini.

“Banyaknya perempuan yang berani mengungkap kasus kekerasan seksual merupakan bukti mulai berhasilnya pendidikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Hal ini penting karena perempuan dapat membimbing anak-anaknya dengan nilai-nilai yang sejalan dengan Pancasila,” tuturnya.

Rima menambahkan, pemahaman nilai-nilai Pancasila penting dimulai dari keluarga. Salah satu peran perempuan sebagai Ibu Bangsa adalah membekali anak-anaknya dengan pemahaman nilai-nilai Pancasila sejak dini.

Menurutnya, masa pandemi memberikan waktu berinteraksi lebih banyak untuk anggota keluarga karena adanya kebijakan bekerja dari rumah.

“Hal tersebut dapat dimanfaatkan para perempuan yang merupakan Ibu Bangsa untuk memperkuat pemahaman nilai-nilai Pancasila di lingkungan keluarga,” tuturnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com