Advertorial

Dukung Program 10 Bali Baru, PII Gelar YEF 2021 di Pulau Dewata

Kompas.com - 27/12/2021, 19:20 WIB

KOMPAS.com – Persatuan Insinyur Indonesia (PII) menggelar Youth Enginer Festival (YEF) 2021 bertajuk “The Future of G20”. Festival yang menjadi rangkaian acara Kongres ke-22 PII itu digelar secara hibrida dari Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Kamis (16/12/2021).

Adapun pelaksanaan YEF 2021 tersebut merupakan salah satu dukungan PII u­ntuk meningkatkan pariwisata di Pulau Dewata.

Untuk diketahui, Bali merupakan salah satu daerah yang termasuk dalam program 10 Bali Baru hasil inisiatif pemerintah sebagai destinasi prioritas. Pasalnya, berbagai destinasiwisata di Bali dinilai mampu menjadi ujung tombak dari sektor pariwisata di Indonesia

Tidak hanya terkenal di Indonesia, berbagai destinasi wisata di Bali juga telah mendunia. Bahkan, dalam sebuah survei yang diterima PII, daerah Canggu, Bali, dinobatkan sebagai tempat paling diminati bagi nomate worker dunia.

Kemasyhuran pariwisata di Pulau Dewasa tersebut membuat Indonesia berpotensi meraup keuntungan dari sektor pariwisata hingga 30 juta miliar dollar Amerika Serikat (AS).

Walau demikian, bidang pariwisata juga masih menyisakan tantangan tersendiri bagi insinyur. Utamanya dalam hal membangun infrastruktur mikro wisata atau feeder infrastructure.

Mikro infrastruktur wisata tersebut meliputi pengadaan WiFi, transportasi lokal, dan mandi cuci kakus (MCK) yang berstandar internasional. Dengan demikian, dapat terjadi link and match antara infrastruktur yang telah dibangun pemerintah dengan berbagai pusat pariwisata.

Topik tersebut menjadi salah satu bahasan dalam YEF 2021. Direktur Utama PT Nindya Karya (Persero) mengatakan, selain mikro infrastruktur, pembangunan gedung di kawasan wisata juga harus menerapkan konsep Green Building untuk mengurangi emisi, baik pada proses konstruksi maupun proses operasional bangunan. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia menuju net zero emission pada 2050.

Ketua Umum PII Ir Heru Dewanto saat menyampaikan pendapatnya dalam YEF 2021.Dok. PII Ketua Umum PII Ir Heru Dewanto saat menyampaikan pendapatnya dalam YEF 2021.

Sementara itu, Ketua Umum PII Ir Heru Dewanto mengungkapkan bahwa pemerintah tengah fokus pada tiga hal, yaitu membangun kesehatan yang inklusif, transisi energi menuju energi baru dan terbarukan, serta transformasi berbasis digital.

“Dengan (memenuhi) ketiga aspek tersebut, semua masyarakat tahu bahwa ketiganya membutuhkan dukungan keinsinyuran dan solusi keinsinyuran,” kata Heru dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (27/12/2021).

Dalam rangka mendukung Indonesia di G20, para insinyur juga memperbincangkan cara mempersiapkan insinyur muda agar dapat menguasai ketiga aspek yang tengah dibutuhkan Indonesia tersebut.

Sebagai informasi, G20 merupakan forum kerja sama multilateral dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU). G20 merepresentasikan lebih dari 60 persen populasi bumi, 75 persen perdagangan global, dan 80 persen produk domestik bruto (PDB) dunia.

Anggota G20 sendiri terdiri dari negara Afrika Selatan, AS, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jerman, Kanada, Meksiko, Korea Selatan, Rusia, Perancis, China, Turki, dan Uni Eropa.

Adapun sejumlah cross-cutting issues G20 untuk Indonesia adalah Pengembangan Ekonomi Digital dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Pemberdayaan Pemuda dan Perempuan, dan Penguatan Kualitas Pendidikan Vokasi. 

Selain mengedepankan infrastruktur sektor pariwisata yang berkaitan dengan G20, YEF 2021 juga membahas beragam keunikan sumber daya alam (SDA), sumber daya mineral, serta kekayaan budaya Indonesia. Seperti diketahui, Indonesia memiliki 1.340 suku bangsa dan 743 bahasa yang masing-masing memiliki kearifannya tersendiri.

Berbagai keragaman warisan budaya tersebut dapat menjadi kekayaan negara yang dapat dimaksimalkan Indonesia.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau