Advertorial

Catat, Ini 7 Tips Mujur Investasi bagi Pemula dengan Gaji Terbatas

Kompas.com - 03/01/2022, 16:23 WIB

KOMPAS.com - Bagi kebanyakan orang, khususnya kalangan milenial, mengatur finansial merupakan hal yang gampang-gampang susah. Terlebih, bagi Anda bergaji upah minimum regional (UMR) dengan berbagai macam kebutuhan yang harus dipenuhi.

Jika tak cermat mengelola keuangan, bisa jadi gaji habis tak bersisa. Kondisi ini pun membuat Anda pun tak bisa menyisihkan uang untuk ditabung, apalagi diinvestasikan. Padahal, aktivitas finansial ini penting untuk dilakukan.

Investasi, misalnya, dapat dijadikan sebagai persiapan untuk kondisi finansial di masa depan, seperti mencapai target keuangan ataupun memiliki dana pensiun.

Sebenarnya, gaji UMR atau pas-pasan bukan menjadi penghalang bagi seseorang untuk berinvestasi. Asalkan ada niat dan tekad yang kuat, seseorang dapat menyisihkan penghasilan untuk membeli instrument investasi.

Nah, buat Anda yang merasa tak mampu berinvestasi karena terhalang gaji UMR, simak 7 tips berikut.

  1. Tentukan tujuan investasi

Tentukan tujuan yang akan dicapai dengan berinvestasi, termasuk jangka waktunya. Hal ini dapat memicu semangat dan niat untuk memulai dan konsisten dalam berinvestasi.

Tujuan investasi bisa berupa membeli gadget, kendaraan, rumah impian, biaya pernikahan, dan biaya pendidikan.

  1. Buat rencana

Langkah selanjutnya adalah membuat rencana. Hitung berapa besar gaji bersih yang didapat, pengeluaran rutin per bulan, dan peluang untuk mendapatkan penghasilan tambahan.

Kemudian, anggarkan dana tersebut dengan menyesuaikan persentase atau rasio yang telah ditentukan. Setelah mengetahui jumlah penghasilan dan tanggungan, prioritaskan keuangan untuk memenuhi kebutuhan pokok. Setelah itu, alokasikan sisanya untuk berinvestasi.

  1. Siapkan bukan sisakan

Kebanyakan orang berinvestasi menggunakan dana yang tersisa dari segala kebutuhan yang telah dipenuhinya. Hal ini membuat anggaran investasi sangat terbatas, bahkan terlampau kecil.

Untuk menyiasati situasi tersebut, tentukan dulu berapa budget investasi di awal dan gunakan sisanya untuk mencukupi kebutuhan lainnya.

Perubahan pola pikir seperti itu terbilang cukup ampuh untuk membiasakan diri dan membuat Anda lebih disiplin dalam berinvestasi. Jadi, tak ada lagi alasan gaji habis tak bersisa yang menghambat berinvestasi.

  1. Terus belajar tentang dunia investasi

Berinvestasi bukanlah aktivitas keuangan yang berlandaskan keberuntungan dan nasib semata.

Agar bisa mengoptimalkan keuntungan, Anda perlu mempelajari berbagai hal terkait investasi, seperti cara kerja, aturan, ketentuan, serta cara melakukan analisis teknikal dan fundamental. Pelajari pula kondisi internal dan keuangan suatu perusahaan atau emiten lain bila Anda berinvestasi di instrument saham.

Misalnya, ketika Anda berencana melakukan investasi emas, pelajari segala hal mengenai emas mulai dari mengetahui harga emas hari ini, histori perkembangan harga emas, hingga perkiraan nilai emas di masa depan.

Umumnya, seorang investor pemula yang belum berpengalaman akan mencari mentor atau orang yang telah berpengalaman. Tujuannya, agar bisa belajar tentang dunia investasi dan meningkatkan kemampuan serta potensi dalam mengambil keputusan investasi yang lebih tepat.

  1. Tambah penghasilan

Setelah melakukan keempat tips di atas, kini, saatnya untuk mencari tambahan pendapatan. Dengan gaji UMR, Anda mungkin akan merasa kesulitan menyisihkan dana untuk diinvestasikan. Kalaupun ada, jumlahnya cenderung terbatas.

Jika gaji saat ini belum cukup, Anda tidak ada salahnya berusaha ekstra keras dengan mencari penghasilan tambahan. Dewasa ini, ada banyak peluang kerja sampingan yang tak terikat waktu dan tempat, seperti menjadi freelancer penulis artikel atau penerjemah, jasa les, dan merintis bisnis online.

Dengan memiliki penghasilan tambahan, modal untuk berinvestasi menjadi lebih besar dan Anda pun bisa mengoptimalkan imbal hasil yang mungkin didapatkan.

  1. Kelola pengeluaran dengan lebih optimal

Tidak hanya soal mencari penghasilan tambahan, Anda juga perlu mengelola keuangan agar pengeluaran bisa lebih ditekan. Tahan berbagai godaan untuk berbelanja kebutuhan yang tak begitu penting dan mendesak.

Dengan begitu, dana yang bisa digunakan untuk berinvestasi menjadi lebih banyak. Tujuan finansial pun bisa tercapai lebih cepat.

  1. Sesuaikan instrumen investasi dengan profil risiko dan jangka waktunya

Terakhir, setiap orang pasti memiliki profil risiko yang berbeda untuk disesuaikan dengan instrumen investasi yang bakal dipilih. Contohnya, konservatif atau risiko rendah, moderat atau risiko sedang, dan agresif atau risiko tinggi.

Selain itu, sesuaikan pula instrumen investasi dengan jangka waktu investasi. Jika jangka pendek, produk investasi risiko rendah seperti pasar uang akan lebih pas untuk dipilih.

Di sisi lain, jika investasi jangka panjang, instrumen investasi dengan risiko lebih tinggi, seperti obligasi dan investasi saham, mungkin lebih optimal untuk dipilih. Sebab, kedia instrumen ini dapat menjanjikan keuntungan lebih besar.

Ingat, dalam investasi, terdapat istilah “high risk high reward”. Semakin tinggi potensi keuntungan yang dijanjikan oleh sebuah produk investasi, semakin tinggi pula risiko kerugian yang mungkin terjadi.

Jadi, penting untuk menyesuaikan instrumen investasi yang dipilih dengan profil risiko dan jangka waktu investasi guna mengoptimalkan imbal hasil yang bisa didapatkan.

Berinvestasi juga bukan metode mendapatkan keuntungan yang menjanjikan dalam waktu singkat. Diperlukan konsistensi dan sikap disiplin agar investasi mampu memberikan imbal hasil optimal.

Asal memiliki dua hal tersebut, tak peduli gaji masih UMR atau masih pemula, Anda pasti mampu terus berinvestasi dalam jangka panjang dan meraih tujuan finansial yang telah ditetapkan.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com