Advertorial

Siap Hadapi 2022, BRI Perkuat Strategi untuk Sokong Pertumbuhan Bisnis

Kompas.com - 10/01/2022, 18:39 WIB

KOMPAS.com – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI siap menghadapi 2022 dengan penuh optimisme.

Pasalnya, perseroan telah menyiapkan sejumlah strategi guna melanjutkan pertumbuhan bisnis berkelanjutan untuk menghadapi peluang sekaligus tantangan.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan bahwa daya beli masyarakat yang mulai kembali pulih menjadi katalis positif terhadap bisnis perseroan.

Hal tersebut membuat pihaknya tergerak untuk memproyeksikan pertumbuhan kredit agar berada di kisaran 8-10 persen secara tahunan atau year on year (yoy) pada 2022.

Pertumbuhan itu ditopang oleh kredit segmen usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang selama ini telah dikenal sebagai backbone utama BRI. Strategi ini sejalan dengan upaya BRI dalam mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional.

“Dengan kinerja keuangan yang solid saat ini, terdapat ruang bagi perseroan untuk memantik pertumbuhan ekonomi lewat ekspansi kredit,” kata Sunarso dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (10/1/2021).

Sebab, loan to deposit ratio (LDR) BRI masih berada di angka 83 persen per September 2021.

Kemampuan tersebut ditopang oleh permodalan yang kuat dengan capital adequacy ratio (CAR)sebesar 24 persen atau tiga kali lipat di atas threshold yang diatur oleh Bank Indonesia (BI).

“Bagaimana kami melihat peluang ke depan? LDR kami berada di kisaran 83 persen. Sementara yang optimal, bahkan regulator memberikan batasan atas 92 persen. Hal ini berarti BRI masih punya ruang yang cukup secara likuiditas untuk menumbuhkan kredit,” papar Sunarso.

Oleh karena itu, pihaknya optimistis masih memiliki kesempatan untuk tumbuh secara agresif yang penuh kehati-hatian ke depan.

Kendati demikian, perusahaan pelat merah tersebut juga telah mengantisipasi sejumlah tantangan bisnis utama pada 2022.

“Pertama, kondisi pengendalian Covid-19. Aset-aset dikelola dengan sangat hati-hati dan dengan prudential principal yang tinggi. Pada 2021, kami berhasil melalui berbagai program restrukturisasi dan tetap tumbuh secara selektif,” tambah Sunarso.

Keduapihaknya memitigasi efek dari arah kebijakan moneter global ataupun dari dalam negeri.

Bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed), telah memulai proses tapering off sejak November 2021. Hal ini membuat suku bunga acuan The Fed berpeluang untuk dinaikkan kembali.

Menanggapi hal itu, BI akan merespons arah kebijakan moneter AS dengan ikut mengerek suku bunga acuan pada 2022.

Prediksi BRI, suku bunga BI-7 Days Reverse Repo Rate (BI-7DRR) akan dikerek BI dari posisi 3,50 persen menjadi 4,25-4,50 persen.

Pada 2022, BRI juga akan melanjutkan transformasi BRIvolution 2.0 untuk menuju aspirasi utama agar menjadi The Most Valuable Banking Group in South East Asia dan Champion of Financial Inclusion pada 2025.

Selain itu, strategi BRI 2022 juga akan berfokus pada menjaga fundamental perusahaan agar bisnis dapat tumbuh sehat dan berkelanjutan. Dalam penyaluran kredit, BRI menerapkan selective growth dengan memanfaatkan stimulus pemerintah serta melakukan eksplorasi sumber pertumbuhan baru. Salah satunya, optimalisasi sinergi ultramikro.

Meski masih diliputi pandemi Covid-19, BRI berhasil melewati 2021 dengan kinerja yang prima. BRI memantik pemulihan ekonomi di segmen ultramikro dengan melakukan proses pembentukan holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Ultra Mikro.

Untuk diketahui, BRI telah melakukan aksi korporasi penambahan modal melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue dalam rangka pembentukan ekosistem ultramikro. Penambahan modal dilakukan untuk membentuk holding Ultra Mikro pada 2021.

Total nilai right issue BRI mencapai Rp 95,9 triliun yang terdiri dari Rp 54,7 triliun berbentuk partisipasi nontunai pemerintah, seperti inbreng saham Pegadaian dan PNM, serta Rp 41,2 triliun dalam bentuk cash proceed dari pemegang saham publik.

Pencapaian tersebut menjadikan rights issue BRI sebagai yang rights issue terbesar di kawasan Asia Tenggara. Kemudian, menduduki peringkat ke-3 rights issue di Asia dan ke-7 di seluruh Dunia.

Pembentukan holding Ultra Mikro itu juga semakin memperkuat sinergi BRI dengan anak perusahaan.

Dengan demikian, langkah tersebut akan menciptakan spreading risk yang optimal serta diversifikasi income bagi BRI Group. Geliat aksi korporasi dan kinerja keuangan BRI pun mendapatkan apresiasi dari berbagai stakeholder pada 2021.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com