Advertorial

Diragukan Pimpin TNI AD, Dudung Abdurachman Unjuk Gigi Terbangkan Helikopter Apache

Kompas.com - 12/01/2022, 16:47 WIB

KOMPAS.com – Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) atau KSAD Jenderal Dudung Abdurachman menunjukkan kelihaian menerbangkan helikopter serang AH-64E Apache, Selasa (11/01/2022).

Hal tersebut seolah menjawab keraguan publik usai Jenderal Dudung tampil dalam klip video lagi “Ayo Ngopi”.

Sebelum menerbangkan helikopter serang legendaris itu, Jenderal Dudung menerima briefing singkat dan take-off dari Bandar Udara (Bandara) Internasional Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah (Jateng), menuju kawasan Simpang Lima.

Selanjutnya, helikopter kembali diterbangkan ke Bandara Ahmad Yani setelah terbang selama lebih kurang 30 menit.

Pada kesempatan tersebut, Jenderal Dudung turut mengapresiasi prajurit Wira Amur atas profesionalisme, pengabdian, serta dedikasi yang tinggi dalam mendukung pelaksanaan tugas pokok TNI AD. Apresiasi diberikan di hadapan prajurit Wira Amur dan Persatuan Istri Tentara (Persit) Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad).

Mantan Panglima Komando Daerah Militer (Kodam) atau Pangdam Jaya/Jayakarta itu juga menegaskan bahwa alat utama sistem pertahanan (alutsista) Penerbad akan menjadi salah satu prioritas utama TNI AD untuk dapat mencegah dan menghadapi berbagai ancaman.

Selain menyinggung alutsista, Dudung juga menekankan pola pembinaan karier dari personel Penerbad. Ke depan, jenjang karier personel Penerbad akan diprioritaskan.

“Mereka yang berada pada pangkat sersan satu (sertu) dan sudah dua tahun mengabdi akan disekolahkan di Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa). Dengan demikian, seorang penerbang juga bisa menjadi perwira,” ujar Dudung dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (12/1/2022).

Untuk diketahui, AH-64 Apache merupakan tipe helikopter militer dari jenis penyerbu atau penggempur. Helikopter ini bisa diterbangkan dalam berbagai keadaan cuaca.

Helikopter serbu itu dikendalikan oleh dua orang kru. Adapun persenjataan utamanya terdiri dari sebuah senapan mesin M230 kaliber 30 milimeter (mm) yang terletak di bawah hidung helikopter.

Selain itu, AH-64 Apache juga membawa gabungan persenjataan lain, seperti AGM-114 Hellfire dan pod roket Hydra 70 di empat hard point pada pangkal sayap. 

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau