Advertorial

Resmikan Kantor Baru, Titipku Kini Tersedia di 100 Pasar Jabodetabek

Kompas.com - 16/01/2022, 10:00 WIB

KOMPAS.com E-commerce titip belanja pasar tradisional Indonesia, Titipku, meresmikan kantor barunya di Foresta Loft 2 Unit 29 Bumi Serpong Damai (BSD), Pagedangan, Tangerang, Sabtu (15/1/2022).

Chief Executive Officer (CEO) sekaligus co-founder Titipku Henri Suhardja mengatakan, peresmian kantor baru Titipku tersebut sekaligus menandai pertumbuhan Titipku yang telah tersedia di 100 pasar wilayah Jabodetabek.

Untuk diketahui, Titipku merupakan platform jasa titip belanja yang didirikan di Yogyakarta pada 2017.

“Kami hadir dengan mendigitalkan pasar tradisional. Semua pedagang di pasar yang menjual kebutuhan masyarakat, seperti sayur, buah, dan daging, satu per satu kami rekrut untuk menjadi mitra,” kata Henri dalam wawancara yang dilakukan Kompas.com, Sabtu.

Ia menjelaskan, pengguna pun hanya perlu mengakses aplikasi untuk berbelanja. Selanjutnya, Jatiper, kurir belanja Titipku, akan mengantarkan pesanan kepada pengguna.

“Sesuai tagline kami yang berbunyi Me Time Jalan Terus, Belanja Kita yang Urus kehadiran Titipku mempermudah pengguna untuk melengkapi kebutuhan dapurnya dan membantu sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk tetap tumbuh,” papar Henri.

Selain memajukan UMKM, Henri melanjutkan, pihaknya juga bertujuan untuk memberdayakan masyarakat sekitar dengan merekrut mereka sebagai mitra Jatiper.

“Saat ini, kami telah memiliki lebih dari 200 Jatiper yang tersebar di seluruh pasar yang telah bermitra dengan Titipku,” tuturnya.

Ia juga optimisme bahwa Titipku dapat melebarkan sayapnya hingga ke seluruh pasar di Pulau Jawa dan Bali.

“Target kami dapat menggandeng 1.000 pasar di Pulau Jawa dan Bali pada 2022. Untuk target jangka panjang, kami berharap bisa menggandeng 16.000-17.000 pasar yang ada di seluruh Indonesia,” ungkap Henri.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan Titipku untuk menggandeng pasar di antaranya adalah mengandalkan tim pasar Titipku untuk membangun hubungan secara personal dengan pedagang di pasar tradisional.

“Kami juga mengandalkan komunitas. Dengan komunitas yang baik, pedagang pasar dapat merekomendasikan kami kepada kawannya agar mau bergabung. Kami juga kerap mengadakan sejumlah event yang menerlibatkan pedagang pasar,” lanjutnya.

Pada kesempatan yang sama, founder Titipku Ong Tek Tjan menjelaskan, Titipku mengusung konsep marketplace 3.0 yang mewadahi bertemunya penjual dan pembeli atau quick plus.

“Sebagai marketplace personal shopper, kami juga membuat pelanggan dan pedagang agar memiliki hubungan yang baik. Begitupun dengan kurir Jatiper. Jadi, mitra akan memiliki jiwa pelayanan. Kami bina dari awal mengenai cara melayani yang baik,” papar Ong.

Tidak hanya sebagai mitra, pihaknya juga membimbing kurir Jatiper untuk memiliki mental pengusaha.

“Dengan mengenali pelanggan dan membangun hubungan dengan suplier penjual, kami akan melatih para Jatiper menjadi bagian dari UMKM ke depannya. Inilah harapan kami. Proses belanja dan mengantarkan pesanan adalah untuk menjadi pengusaha,” jelas Ong.

Founder Titipku Ong Tek Tjan.KOMPAS.com/Imalay Naomi L Founder Titipku Ong Tek Tjan.

Asal mula Titipku

Lebih lanjut Henri bercerita, Titipku berawal dari kesadaran pihaknya akan digitalisasi yang membuat masyarakat menyukai hal-hal yang cepat.

Kelihaian masyarakat dalam mengakses perangkat pintar tersebut juga harus diiringi dengan asupan makanan yang bergizi. Oleh karena itu, Titipku memudahkan masyarakat untuk berbelanja bahan pangan, khususnya ibu-ibu muda agar tidak stres saat memikirkan masakan.

Senada dengan Henri, Ong juga menjelaskan, berbagai kesulitan yang dihadapi pihaknya saat membangun Titipku, seperti sulit membangun kepercayaan mitra pasar terhadap Titipku.

“Saat 2020, kami membuat rencana mengenai bagaimana menghadapi 2021 di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung. Ternyata, momen 2021 justru menjadi momen yang baik bagi Titipku karena kami bisa bangkit sejauh ini,” kata Ong.

Henri kembali menjelaskan, salah satu titik balik kebangkitan Titipku dimulai saat pihaknya mengikuti program inkubator startup dari Amerika Serikat (AS).

“Tahap pertama, kami daftar dan diterima. Tahap kedua, wawancara. Kami sempat pesimis dapat diterima. Ternyata kami lolos menjadi startup ke-11 dari Indonesia yang berhasil lolos dalam program ini. Kami sangat bersyukur,” jelasnya.

Ia pun tetap semangat untuk mengembangkan Titipku agar dapat terus berekspansi serta dipercaya seluruh masyarakat dan mitra.

“Kalau harapan saya, semoga Titipku sukses, membantu memajukan UMKM, dan selalu membantu ibu rumah tangga agar me time-nya jalan terus,” tutur brand ambassador (BA) Titipku sekaligus mantan kontestan MasterChef Indonesia musim ke-8.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau