Advertorial

BukuWarung dan Pemprov Jateng Bersinergi Berdayakan Pelaku UMKM

Kompas.com - 26/01/2022, 10:00 WIB

KOMPAS.com – Pemanfaatan teknologi oleh pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Tanah Air saat ini masih tergolong rendah. Padahal, teknologi dan digitalisasi merupakan kunci bagi pelaku UMKM untuk bertahan dan mengembangkan usaha.

Terlebih, di tengah situasi pandemi Covid-19 dengan persaingan bisnis yang kian kompetitif, UMKM dituntut mampu untuk go digital.

Merespons hal itu, salah satu startup bidang financial technology (fintech), BukuWarung, berinisiatif memberdayakan pelaku UMKM agar dapat memanfaatkan teknologi digital. Dengan begitu, pelaku UMKM bisa semakin berkembang dan berdaya saing.

Berkolaborasi dengan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dinkop UKM) Provinsi Jawa Tengah (Jateng), BukuWarung memberikan pelatihan terkait pemanfaatan ekosistem keuangan digital untuk pelaku UMKM di Kabupaten Sukoharjo, Senin (24/1/2022).

Adapun bentuk pelatihan yang diberikan BukuWarung dan Dinkop UKM berupa workshop peningkatan akses pembiayaan melalui literasi keuangan dan studi kelayakan usaha untuk 1.000 pelaku UMKM di Jateng. 

Head of Product Marketing BukuWarung Irwansyah Fansury mengatakan, pihaknya siap mendukung pemberdayaan pelaku UMKM di Jateng guna mendorong inklusi keuangan.

Pada pelatihan tersebut, lanjut Irwansyah, BukuWarung memaparkan materi terkait digitalisasi dan literasi keuangan serta peran penting pencatatan keuangan.

“Dalam studi kelayakan usaha, hal itu perlu dipahami pelaku UMKM untuk mendapatkan fasilitas pinjaman dari perbankan ataupun nonbank,” ujar Irwansyah dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (25/1/2022).

Pelatihan tersebut diharapkan dapat meningkatkan pemahaman literasi keuangan pelaku UMKM. Utamanya, terkait pengelolaan keuangan usaha dan program pembiayaan, baik dari perbankan maupun nonbank.

Irwansyah menambahkan, pemberdayaan UMKM yang dijalankan Pemprov Jateng sejalan dengan visi dan misi BukuWarung. Lewat upaya tersebut, BukuWarung dapat berkontribusi untuk mendukung pelaku UMKM agar lebih sejahtera dan berdaya saing.

“Kami satu-satunya startup pencatatan digital yang diundang (Pemprov Jateng) untuk berpartisipasi dalam kegiatan pemberdayaan tersebut. Hal ini menandakan bahwa eksistensi dan konsistensi BukuWarung dalam pemberdayaan UMKM melalui platform digital makin diakui,” terangnya.

Untuk diketahui, BukuWarung berdiri sejak 2019. Perusahaan ini menghadirkan platform pencatatan keuangan digital yang mudah diakses dan digunakan oleh pelaku UMKM.

BukuWarung juga memperkuat inovasi teknologi dengan menambahkan fitur-fitur baru, seperti etalase online, pembayaran, dan pembiayaan digital. Fitur tersebut dihadirkan untuk memudahkan pelaku UMKM dalam menjalankan dan mengembangkan bisnisnya.

Saat ini, lebih dari 7 juta pelaku UMKM telah tergabung dalam ekosistem BukuWarung dan berpotensi memajukan bisnisnya.

UMKM sebagai kunci

Seperti diketahui, sektor UMKM adalah kelompok kunci yang dapat mendorong Indonesia menjadi pemain ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Sayangnya, tingkat literasi keuangan pelaku UMKM di Indonesia masih rendah.

Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2019 yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, indeks literasi keuangan UMKM di Tanah Air hanya mencapai 38,3 persen dengan indeks inklusi keuangan 76,19 persen.

Adapun indeks literasi keuangan Provinsi Jateng masih berada di atas indeks literasi nasional, yaitu 47,48 persen. Meski demikian, literasi keuangan Jateng masih perlu ditingkatkan, terutama di kalangan pelaku UMKM.

Sementara itu, berdasarkan catatan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM), sebanyak 94 persen pelaku UMKM belum menggunakan komputer. Kemudian, 90 persen UMKM tidak menggunakan internet dalam menjalankan usahanya.

Government Relations and Partnership Manager BukuWarung Gusti Raganata (kanan) sedang memberikan penyuluhan Literasi Keuangan yang bertema ?Pengenalan Aplikasi Digital untuk Pembayaran Usaha Bagi UMKM.Dok. BukuWarung Government Relations and Partnership Manager BukuWarung Gusti Raganata (kanan) sedang memberikan penyuluhan Literasi Keuangan yang bertema ?Pengenalan Aplikasi Digital untuk Pembayaran Usaha Bagi UMKM.

Merespons tantangan tersebut, Dinkop UKM Provinsi Jateng menggelar kegiatan pemberdayaan UMKM, yang dimulai dari Kabupaten Sukoharjo.

Rangkaian kegiatan pemberdayaan tersebut juga akan dilakukan di berbagai kota dan kabupaten lain di Jateng pada Februari dan Maret 2022.

Kota dan kabupaten tersebut adalah Semarang, Banjarnegara, Cilacap, Kebumen, Wonosobo, Tegal, Pekalongan, Banyumas, Boyolali, Karanganyar, Jepara, Pati, dan Salatiga.

Kepala Dinkop UKM Jateng Ema Rachmawati mengapresiasi keterlibatan BukuWarung dalam pemberdayaan pelaku UMKM. Ia mengatakan, BukuWarung punya peran penting dalam mengatasi kendala yang dihadapi UMKM di Jateng.

“Khususnya, terkait rendahnya literasi keuangan. Hal ini berakibat pada pelaporan keuangan bisnis UMKM yang tidak jelas antara modal, cash flow, keuntungan, dan kerugian,” kata Ema.

Pihaknya berharap, BukuWarung dapat membantu dalam mempercepat digitalisasi pelaku UMKM di Jateng agar bisnis yang dijalankan semakin berkembang.

“Terlebih, di tengah situasi pandemi Covid-19 saat ini dengan persaingan bisnis yang kian kompetitif,” terang Ema.

Pada kesempatan sama, Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM Kabupaten Sukoharjo Iwan Setiyono memaparkan potensi sektor UMKM di wilayahnya.

Iwan menjelaskan, jumlah pelaku UMKM di Kabupaten Sukoharjo diperkirakan mencapai 227.000 pada 2022. Mereka bergerak di berbagai sektor, seperti industri, jasa, perdagangan, perikanan, pertanian, dan peternakan.

Meski begitu, pelaku UMKM menghadapi tiga permasalahan utama, yaitu akses permodalan, administrasi usaha yang kurang tertib, dan inovasi produk.

Melalui kegiatan tersebut, lanjut Iwan, pihaknya berharap pelaku UMKM dapat melakukan digitalisasi, berinovasi, dan mengintegrasikan ekonomi keuangan digital. 

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com