Advertorial

Jadi Orangtua Cerdas, Ini Rahasia Maksimalkan Tumbuh Kembang Anak

Kompas.com - 26/01/2022, 21:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Gizi memegang peranan penting dalam menunjang tumbuh kembang anak. Dengan memberi asupan bergizi pada si kecil, ia dapat tumbuh menjadi anak yang sehat dan cerdas.

Sebaliknya, kekurangan gizi atau pemberian gizi yang tidak seimbang dapat menyebabkan anak mengalami masalah gizi, seperti stunting dan obesitas.

Seperti diketahui, stunting masih menjadi masalah serius di Indonesia. Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 yang dirilis Kementerian Kesehatan (Kemenkes), angka stunting secara nasional adalah 24,4 persen.

Angka tersebut mengalami penurunan sebesar 3,3 persen jika dibandingkan pada 2019, yakni sebesar 27,7 persen. Sementara secara tahunan, angka stunting nasional mengalami penurunan sebesar 1,6 persen.

Early Childhood Education and Development (ECED) Grants Officer Tanoto Foundation Melinda Mastan mengatakan, permasalahan gizi dapat terjadi di dalam keluarga.

“Baik kekurangan maupun kelebihan gizi disebabkan oleh hal yang sama, yakni gizi tidak seimbang. Hal ini mengkhawatirkan dan harus kita cegah bersama,” ujar Melinda dalam talk show bertajuk “Gizi dan tumbuh kembang anak: apa yang dapat dilakukan orangtua” yang diadakan oleh Tanoto Foundation bekerja sama dengan Kompas.com, Selasa (25/1/2022).

Ia pun menyarankan orangtua untuk memberikan makanan bergizi yang beragam kepada anak pada masa pertumbuhan. Pasalnya, tidak ada satu pun bahan makanan yang mengandung zat gizi lengkap.

Bila memungkinkan, orangtua bisa menyediakan empat jenis bahan pangan pada satu sajian makanan. Contohnya, karbohidrat bisa didapatkan dari nasi, kentang, serta jagung. Karbohidrat dibutuhkan tubuh sebagai sumber energi.

Selanjutnya, tambahkan protein yang penting untuk pertumbuhan dan sistem imun anak. Untuk diketahui, protein terdiri dari dua jenis, yakni hewani dan nabati.

Protein hewani bisa didapat dari hati ayam, daging, ikan, serta telur. Protein jenis ini dinilai punya gizi lebih lengkap dan mudah diserap tubuh. Meski demikian, protein nabati tetap penting diberikan untuk menyempurnakan asupan gizi pada anak.

“Sumber protein nabati antara lain kacang-kacangan, tempe, serta tahu,” ujarnya.

ECED Grants Officer Tanoto Foundation Melinda Mastan. KOMPAS.COM/DEBBY NATALIA ECED Grants Officer Tanoto Foundation Melinda Mastan.

Kandungan gizi lain yang dibutuhkan anak adalah lemak. Melinda menjelaskan bahwa kebutuhan lemak pada anak lebih besar ketimbang pada orang dewasa.

Terakhir, lengkapi gizi anak dengan sayuran dan buah-buahan. Sayur dan buah punya kandungan vitamin, mineral, dan serat. Orangtua sebaiknya mengenalkan beragam jenis sayur dan buah sejak mereka kecil. 

“Patut diingat, pemenuhan kebutuhan sayur harus semakin meningkat seiring pertumbuhan anak. Orang dewasa harus mengonsumsi porsi sayur yang lebih banyak dibandingkan porsi lauk. Sementara, anak-anak mengonsumsi lebih banyak porsi lauk dan diimbangi dengan sayur,” ujarnya.

Menjadi orangtua cerdas di era pandemi

Melinda yang memiliki latar belakang pendidikan ilmu gizi menambahkan bahwa kebutuhan memberikan gizi seimbang semakin mendesak, terlebih pada masa pandemi Covid-19. Pasalnya, masyarakat perlu melindungi tubuhnya dari penularan penyakit.

Melinda pun mengutarakan bahwa masa pandemi menjadi saat yang tepat bagi orangtua untuk memperhatikan asupan gizi anak. Dalam kacamata Melinda, tren bekerja dari rumah dapat jadi kesempatan bagi orangtua untuk fokus pada pola pengasuhan anak.

“Orangtua bisa lebih mencurahkan perhatian, kasih sayang, serta menjamin kebutuhan gizi anak terpenuhi. Hal ini penting dalam proses tumbuh kembang anak,” tambahnya.

Hal senada juga diutarakan influencer di bidang parenting, Tasya Kamila. Selama menjalankan pekerjaan di rumah, ia dapat mengamati tumbuh kembang anak dan memastikan gizi anak tercukupi dengan baik. Ia juga mampu memberikan perhatian sepenuhnya kepada si buah hati.

“Menghabiskan waktu bersama anak membuat saya bisa mengetahui cara memotivasi anak supaya mau mengonsumsi berbagai makanan bergizi. Saya jadi tahu kebutuhan si kecil saat ini,” ujar Tasya.

Tasya Kamila menjadi narasumber dalam talk show bertajuk ?Gizi dan tumbuh kembang anak: apa yang dapat dilakukan orangtua?. KOMPAS.COM/YOGARTA AWAWA PRABANING ARKA Tasya Kamila menjadi narasumber dalam talk show bertajuk ?Gizi dan tumbuh kembang anak: apa yang dapat dilakukan orangtua?.

Tasya juga turut berbagi cerita mengenai tantangan sebagai generasi milenial yang telah memiliki anak. Sama seperti orangtua kebanyakan, ia turut mengalami saat anak melakukan gerakan tutup mulut (gtm) atau penolakan pada makanan.

Kondisi seperti itu pada dasarnya hampir dialami seluruh orangtua. Untuk menyiasatinya, orangtua harus pintar-pintar mencari solusi. 

"Sebagai orangtua di masa kini, kita harus memperbarui informasi karena pola pengasuhan anak semakin berkembang," tambahnya.

Meski demikian, ia mewanti-wanti orangtua untuk pandai memilah informasi. Kondisi banjir informasi yang terjadi saat ini justru dapat jadi bumerang bagi orangtua. Orangtua pun dapat terjebak pada pengetahuan yang salah mengenai parenting.

“Harus teliti dan selektif dalam pencarian informasi. Orangtua bisa mencari informasi mengenai informasi gizi dan parenting (dari sumber) yang kredibel. Misalnya, dari laman atau media sosial milik pemerintah atau laman Sigap dari Tanoto Foundation,” tutur Tasya.

Sebagai informasi, Sigap merupakan laman inisiatif Tanoto Foundation di bidang pengembangan anak usia dini. Laman ini dibuat dengan tujuan mempersiapkan generasi masa depan Indonesia yang berkualitas.

Melalui Sigap, orangtua bisa mendapatkan berbagai program dan informasi yang kredibel, seperti pencegahan stunting serta pengasuhan dan pendidikan anak usia dini.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai Sigap, Anda bisa mengunjungi laman https://sigap.tanotofoundation.org/. Anda juga dapat bergabung dengan Komunitas Sigap untuk berinterkasi dan berbagi pengalaman dengan para orang tua dan berbagai ahli di bidangnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com