KOMPAS.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya resmi meluncurkan aplikasi Sistem Layanan Pendampingan dan Perlindungan warga Kota Surabaya (Sayang Warga) secara during dan luring di Taman Jangkar, Kecamatan Jambangan, Kota Surabaya, Jawa Timur, pada Kamis (27/1/2022).
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang menghadiri acara tersebut mengatakan, aplikasi yang digagas oleh Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Surabaya tersebut berfungsi sebagai sistem pendataan untuk memantau kondisi masyarakat di lapangan.
Adapun sistem pendataan yang dimaksud terdiri data dasar, kependudukan, sosial sampai kesehatan.
"Dari hasil pendataan itu, Pemkot Surabaya berharap dapat memberikan intervensi yang lebih cepat dan tepat sasaran. Dengan aplikasi Sayang Warga, maka secara otomatis yang memberikan data kepada pemkot adalah kader kesehatan Surabaya," kata Eri dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (5/2/2022).
Dengan melibatkan kader kesehatan dan masyarakat, lanjut Eri, Pemkot Surabaya akan lebih mudah dalam mengidentifikasi kondisi masyarakat di lapangan, sehingga masalah yang ada dapat ditangani dengan cepat dan tepat sasaran.
Sebagai informasi, ada sejumlah intervensi yang menjadi sasaran prioritas program Sayang Warga, antara lain ibu hamil dan ibu bersalin dengan risiko tinggi, ibu nifas dan bayi dengan risiko tinggi, balita dengan risiko stunting, dan calon pengantin wanita dengan permasalahan gizi.
Eri pun meminta kepada seluruh kader kesehatan dan pendamping yang terlibat agar menyampaikan data dan informasi yang sesuai dengan kondisi masyarakat di lapangan.
“Jadi, sampaikan data itu apa adanya, kondisinya warga Kota Surabaya seperti apa. Maka intervensi pemerintah akan lebih tepat sasaran," kata Eri.
Melalui aplikasi Sayang Warga, Eri juga berharap agar masyarakat Surabaya lebih peka dan memiliki rasa empati terhadap satu sama lain. Masyarakat bahkan dapat melaporkan apabila ada warga lain yang membutuhkan bantuan di lingkup rukun tetangga (RT)/rukun warga (RW).
Pada kesempatan yang sama, Ketua TP PKK Kota Surabaya Rini Indriyani menjelaskan, mekanisme pendataan melalui aplikasi Sayang Warga dilakukan oleh sekitar 28.848 kader dengan didampingi petugas kelurahan atau kecamatan, beserta perwakilan TP PKK atau puskesmas.
Pendataan tersebut akan difokuskan pada empat cakupan kegiatan, yakni pendampingan bayi stunting, ibu hamil, ibu melahirkan dan nifas, dan survei rumah sehat.
"Saya harap penggunaan aplikasi ini bukanlah menjadi sebuah beban baru. Akan tetapi menjadi semangat baru untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Surabaya," kata Rini.
Meski demikian, Rini menyampaikan bahwa aplikasi Sayang Warga tidak hanya difokuskan pada kesejahteraan dan kesehatan warga, tetapi juga pembangunan sumber daya manusia (SDM) di Kota Surabaya.
"Semoga adanya launching aplikasi Sayang Warga ini dapat menjadi momentum besar yang menandai adanya gerakan bersama yang sinergis untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Kota Surabaya," kata Rini.
Untuk itu, Rini juga menegaskan pentingnya partisipasi dari masyarakat dalam mengoptimalkan manfaat aplikasi Sayang Warga. Kerja sama dari masyarakat diharapkan dapat membantu Pemkot Surabaya meningkatkan kesejahteraan sosial dan kesehatan masyarakat Surabaya.
"Sebuah kebanggaan tersendiri bagi kami karena dalam membangun Kota Surabaya, kita dapat bekerja sama dengan orang-orang yang bekerja dengan tulus hatinya, ikhlas, dan pantang menyerah. Luar biasanya, kinerja para kader ini tampak secara nyata," tutur Rini.
Dalam peluncuran aplikasi Sayang Warga tersebut, Wali Kota Surabaya dan Ketua TP PKK Kota Surabaya juga didampingi oleh Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Surabaya.
Berikan sosialisasi kepada kader yang terlibat
Untuk diketahui, sebelum aplikasi Sayang Warga diluncurkan, seluruh kader kesehatan yang terlibat telah mendapatkan sosialisasi dan pelatihan dari Pemkot Surabaya.
Hal itu diakui oleh Anisah, salah satu perwakilan kader kesehatan dari Kelurahan Karah, Kecamatan Jambangan, Kota Surabaya.
Anisah menjelaskan, sosialisasi yang diberikan mencakup mekanisme aplikasi Sayang Warga, mulai dari penggunaan hingga intervensi apa saja yang menjadi sasaran prioritas.
"Kita sudah ada sosialisasi sebelumnya di Puskesmas Kebonsari. Jadi, aplikasi itu sudah diterangkan kepada para kader. Untuk programnya sendiri juga sudah kita coba," kata Anisah.
Anisah pun mengaku, aplikasi Sayang Warga semakin memudahkan kader kesehatan dalam melakukan pendataan. Terlebih, data yang di-input ke aplikasi secara langsung akan terkoneksi ke database Pemkot Surabaya.
"Harapannya dari aplikasi ini, warga Surabaya bisa lebih banyak yang terbantu. Selain itu, dari pihak RT atau RW juga lebih cepat mengetahui informasi dan status warganya sendiri," tuturnya.
Salah satu kader Kelurahan Jambangan, Kecamatan Jambangan, Kota Surabaya, Darni juga menuturkan hal yang sama. Ia mendukung penuh langkah Pemkot Surabaya dalam mengembangkan pendataan lewat aplikasi Sayang Warga.
"Harapan kita sebagai kader, mudah-mudahan dengan adanya aplikasi ini, bentuk bantuan apapun dapat terealisasi dan tepat sasaran. Warga yang benar-benar butuh bantuan atau pendampingan itu benar-benar ter-cover," kata Darni.
Selama menggunakan aplikasi tersebut, Darni juga mengaku tak menemui kendala. Namun, ia masih berusaha terus untuk beradaptasi menggunakan aplikasi tersebut.
"Jadi, datanya itu sudah ada di aplikasi, kita tinggal validasi sesuai data. Nah, untuk kader, sudah punya username untuk login masing-masing," ujar Darni.
Aplikasi Sayang Warga dapat diakses melalui situs www.sayangwarga.surabaya.go.id. Setiap kader kesehatan yang ditunjuk oleh kelurahan juga telah diberikan username dan password untuk mengisi form pendataan pada aplikasi tersebut.