Advertorial

Kenalkan Wisata Alam Bahari, Kemenparekraf Gelar Konferensi Internasional Likupang Discover the Hidden Paradise

Kompas.com - 08/03/2022, 07:58 WIB

KOMPAS.com - Kawasan paling ujung di Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara (Sulut), Likupang, secara resmi ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata pada 10 Desember 2019. Penetapan ini dilakukan untuk menunjang Likupang sebagai salah satu Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) yang lebih dulu diputuskan pada 15 Juli 2019.

Jauh sebelum Likupang didapuk sebagai salah satu dari 10 “Bali baru” di Indonesia, kawasan ini jarang dikenal oleh wisatawan Nusantara. Data yang dihimpun Kompas.com dari Google Trend per Rabu (2/3/2022) menunjukkan bahwa kawasan Likupang mengalami peningkatan popularitas setelah ditetapkan sebagai KEK Pariwisata.

Rerata tingkat popularitas Likupang di mesin pencari Google sebelum ditetapkan sebagai KEK hanya mencapai 31,1 dari skala 0-100. Usai ditetapkan, rerata tingkat popularitasnya mencapai 40,6. Bahkan, setelah penetapan, popularitasnya sempat menembus skor tertinggi, yakni 100 pada 16 Agustus 2020.

Penetapan daerah yang pernah disinggahi Portugis pada abad ke-16 itu sebagai salah satu DPSP bukan tanpa alasan. Likupang punya segudang potensi pariwisata, yakni keindahan alam, flora dan fauna endemik, serta kekayaan budaya.

Untuk keindahan alam, Likupang punya daya tarik wisata bahari. Hamparan pantai berpasir putih yang luas nan indah terbentang mampu membuat siapa pun terpana. Air lautnya yang biru jernih serta panorama bawah laut yang eksotis juga menjadi daya tarik tersendiri.

Dua destinasi populer yang banyak disambangi wisatawan adalah Pantai Pal dan Pulisan. Ada pula Pulau Lihaga dan Gangga dengan kekayaan bawah laut yang luar biasa.

Tak hanya pantai, Likupang juga memiliki bukit-bukit ilalang yang dapat dinikmati sepanjang jalan di Desa Pulisan. Salah satu destinasi yang dapat dikunjungi wisatawan adalah Bukit Savana Pulisan.

Kemudian, Likupang juga terkenal kaya akan flora dan fauna. Hal ini dikarenakan daerah tersebut termasuk bagian dari kawasan Wallacea.

Sejumlah flora dan fauna endemik ditemukan di kawasan tersebut, seperti tarsius, maleo, anoa, babi rusa, kayu hitam Minahasa, pala hutan, dan bunga bangkai. Potensi ini dapat dikembangkan menjadi destinasi wisata minat khusus.

Likupang juga memiliki desa wisata dengan keunikan yang otentik. Hal ini juga menjadi daya tarik untuk dikembangkan. Beberapa desa wisata tersebut adalah Desa Tumaluntung, Budo, dan Pulisan. Desa-desa tersebut juga punya kuliner lokal dengan rempah yang khas.

Akselerasi Likupang sebagai DPSP

Usai ditetapkan sebagai KEK Pariwisata, pengembangan DPSP Likupang pun digenjot, meskipun teradang pandemi Covid-19. Pembangunan jalan, jembatan, area-area pendukung wisata, hingga pembangunan homestay disinergikan untuk mempercantik Likupang.

Adapun anggaran yang dialokasikan pemerintah untuk pembangunan infrastruktur Likupang sebesar Rp 384,8 miliar dari total anggaran Rp 3,5 triliun pada 2021.

Untuk mengakselerasi pembangunan DPSP Likupang, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) atau Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno melakukan sejumlah langkah. Salah satunya adalah menggelar forum investor di Manado, Sulut.

Dilansir dari siaran pers yang diterbitkan Kamis (17/2/2022), Sandiaga mengatakan bahwa pihaknya mengundang 25 pengusaha dari dalam dan luar negeri dalam forum tersebut untuk berinvestasi di KEK Pariwisata Likupang.

Adapun pengusaha yang diundang bergerak di bidang perhotelan, restoran, marina, dan arena olahraga.

”Ada dua komitmen, satu dari International Finance Corporation (ICF) yang akan membantu (pendanaan) dari sisi lingkungan, sosial, dan pemerintahan. Kedua, dari penyedia telekomunikasi yang menyatakan Likupang akan menjadi smart area (kawasan pintar). Semuanya akan terhubung secara digital,” kata Sandiaga.

Pihak swasta diharapkan segera masuk dan membangun di area KEK seluas 197,4 hektare (ha) itu dan sekitarnya. Sementara itu, pemerintah akan menopangnya dengan pembangunan infrastruktur pendukung.

“Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan seluruh proyek infrastruktur, seperti jalan, jaringan listrik, serta air bersih, harus selesai sebelum akhir 2023,” terang Sandiaga.

Berbagai strategi juga dilakukan sejumlah pemangku kepentingan (stakeholder) dalam pengembangan Likupang menjadi destinasi berkelas internasional.

Dari aspek wisata budaya, misalnya, strategi untuk memperkuat wisata di Sulut, antara lain mengusung konsep living culture dan storynomics. Hal ini diwujudkan dengan mengemas cerita sejarah serta melibatkan wisatawan untuk berbaur dengan masyarakat setempat.

Selain itu, optimalisasi event pertunjukan juga gencar dilakukan. Pasalnya, Sulut memiliki sejumlah festival tahunan menarik, seperti Festival Manado Fiesta, Tomohon International Festival Flower, dan Festival Pesona Bunaken.

Pengembangan pada event pertunjukan juga dilakukan dengan menambah atraksi-atraksi unik khas Sulut untuk menarik wisatawan, seperti tarian masamper, musik bia, dan kolintang.

Adapun stakeholder yang turut terlibat dalam pengembangan KEK Likupang adalah Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) bersama PT Minahasa Permai Resort Development (MPRD).

Hal itu ditandai dengan penandatanganan Kerangka Kerja Sama atau Term Sheet Pembentukan Badan Usaha untuk Pengembangan dan Pengelolaan KEK Likupang. Keduanya sepakat membentuk perusahaan patungan yang akan menjadi Badan Usaha Pembangun dan Pengelola (BUPP) KEK Likupang.

BUPP KEK Likupang berperan dalam pengembangan dan pengelolaan KEK, termasuk penyediaan infrastruktur dasar kawasan.

Gelar konferensi internasional

Melihat potensi besar Likupang sebagai DPSP Indonesia, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pun menggelar sejumlah kegiatan bertaraf internasional untuk mempromosikan Likupang.

Adapun salah satu kegiatan yang akan terselenggara adalah “International Conference Likupang-North Sulawesi: Discover the Hidden Paradise” di Manado, Sulut, Selasa (8/3/2022).

Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kemenparekraf Rizki Handayani Mustafa mengatakan, gelaran berskala internasional tersebut merupakan salah satu langkah tepat untuk mengenalkan potensi Likupang kepada masyarakat global.

“Kami berharap kegiatan ini dapat meningkatkan awareness masyarakat baik di tingkat nasional maupun internasional terhadap Destinasi Super Prioritas dan mengakselerasi pembangunan regional berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, menumbuhkan iklim investasi serta pengembangan kapasitas SDM di DSP Likupang” kata Rizki.

Sebagai informasi, International Conference Likupang-North Sulawesi digelar secara hybrid. Kegiatan ini terbagi dalam dua sesi. Sesi pertama akan membicarakan topik “Eksplorasi Daya Tarik Keindahan Alam Tanah Impian Likupang”.

Pada sesi pertama, narasumber yang dihadirkan antara lain pengamat pariwisata bahari Christian Fenie, Profesor Kepariwisataan Politeknik Negeri Manado Prof Bet El Silisna Lagarense, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Utara Henry Richard Willard Kaitjily, dan wartawan ekspedisi Wallacea Kompas Aris Prasetyo.

Kemudian, sesi kedua membahas topik “Wisata Alam atau Ekowisata, Eksplorasi Daya Tarik Keindahan Alam Tanah Impian Likupang”.

Narasumber yang akan mengisi pada sesi tersebut adalah Direktur Sales and Marketing Pacto Convex I Wayan Suwastana, CEO Plataran Indonesia Yozua Makes, peneliti dan budayawan Minahasa Dr Paul Richard Renwarin, Project Development Head PT MPRD Paquita Widjaja Rustandi, serta Indonesian Chef and Gastronaut Ragil Imam Wibowo.

Konferensi internasional tersebut akan diikuti oleh 100 orang tamu undangan luring (offline). Kemenparekraf juga menyiapkan kuota sebesar 500 peserta daring. Calon peserta diharuskan melakukan registrasi yang dapat diakses melalui jejaring media sosial.

Adapun pelaksanaan kegiatan tersebut menerapkan protokol kesehatan secara ketat, sesuai panduan cleanliness, health, safety, environment sustainability(CHSE) MICE yang telah disusun Kemenparekraf.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com