Advertorial

Semangat Patahkan Bias, 2 Pemimpin Perempuan DANA Indonesia Punya Cerita

Kompas.com - 09/03/2022, 18:28 WIB

KOMPAS.com – Perempuan punya peran dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam bisnis. Kiprah mereka di sektor tersebut pun tidak bisa dipandang sebelah mata. Hal ini terbukti pada perjalanan DANA Indonesia (DANA).

Di perusahaan rintisan layanan jasa keuangan tersebut, sebagian jabatan C-level diisi oleh perempuan. Sebut saja, Agustina Samara yang berperan sebagai Chief People and Corporate Strategy Officer DANA Indonesia dan Dina Artarini sebagai Chief Legal Officer DANA Indonesia.

Masih dalam semangat “Patahkan Bias” yang menjadi tema Hari Perempuan Internasional 2022, dua sosok sentral di perusahaan tersebut pun berbagi kisah soal pembuktian kapabilitas dan ketahanan perempuan di bidang teknologi.

Kisah Agustina dibukukan oleh Alibaba

Untuk diketahui, Alibaba Group belum lama ini meluncurkan buku elektronik (e-handbook) berjudul Titik Mulai Perempuan Indonesia Bangkit Pasca-Covid. Terdapat 9 perempuan inspiratif yang dikisahkan dalam bacaan tersebut. Salah satunya adalah Agustina atau yang akrab disapa Tina.

Diceritakan dalam buku tersebut bahwa Tina memulai perjalanan karier di DANA pada 2018. Sebelumnya, ia sempat bekerja di perbankan, logistik sektor riil, pengusaha, dan konsultan pelatihan.

Deretan pengalaman kerja itu membuat Tina punya banyak keahlian, antara lain customer service, perencanaan bisnis, dan manajemen sumber daya manusia (SDM). Bahkan, ia sempat memenangkan Woman Award pada 2020 dengan kategori Eksekutif dan Kepemimpinan Terbaik.

Dalam keseharian mengemban jabatan sebagai Chief People and Corporate Strategy Officer DANA Indonesia, Tina mesti berkoordinasi dengan banyak divisi dari berbagai bidang dengan karakteristik yang beragam.

Selain itu, ia juga harus berhadapan dengan pihak eksternal, termasuk bernegosiasi dan berdiskusi bersama para pemangku kepentingan. Contohnya, pemerintah pusat dan daerah, komunitas, serta pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Dina masuk ke dalam daftar 100 perempuan hebat versi Tech in Asia

Seperti Tina, sepak terjang Dina juga menarik perhatian. Namanya pun dimuat di dalam daftar 100+ Women in Power oleh Tech in Asia.

Untuk diketahui, daftar tersebut dibuat oleh Chief Operating Officer Tech in Asia Maria Li. Penyusunan daftar 100+ Women in Power dilatarbelakangi minimnya representasi perempuan di komunitas teknologi dan startup Asia Tenggara. Adapun sosok perempuan yang dimasukkan ke dalam indeks tersebut terdiri dari founder, executive startup, dan investor.

Dina merupakan lulusan program studi (prodi) Hukum Universitas Indonesia dan Universitas Boston, Amerika Serikat. Pengalaman kerjanya tak perlu diragukan lagi. Ia sempat praktik hukum menangani perbankan, keuangan, dan pasar modal di Soemadipradja and Taher pada 1997 dan Bank Standard Chartered bidang compliance and legal pada 2006.

Jam terbang yang tinggi membuat Dina paham betul soal peraturan keuangan, kepatuhan produk, kepatuhan lintas batas, manajemen risiko peraturan, dan investigasi.

Di DANA, Dina bertindak sebagai penasihat umum, baik untuk perusahaan induk maupun grup. Ia dipandang sebagai pengacara yang andal karena memiliki sepak terjang dalam menangani pembayaran dan penyebaran teknologi, hukum perbankan, kepatuhan, serta praktik pribadi. 

Peran DANA dalam memberdayakan perempuan

Berdasarkan data Kementerian Sosial (Kemensos) November 2021, sebanyak 40 persen perempuan pekerja formal mengalami dampak buruk pandemi Covid-19. Sementara, 60 persen perempuan pekerja informal kehilangan pekerjaannya.

Merespons temuan itu, Tina mengatakan, pandemi justru tidak terlalu berpengaruh pada operasional perusahaan. Sebab, DANA telah menerapkan sistem kerja yang fleksibel, termasuk work from home (WFH), sebelumnya.

Budaya kerja di DANA pun, lanjut Tina, terbilang suportif. Seluruh karyawan, baik level atas maupun bawah, saling mendukung. DANA memberikan fasilitas 1-on-1 mentoring yang didukung oleh para eksekutif senior untuk mengembangkan potensi tim. Dalam sesi ini, peserta bisa berkonsultasi terkait pekerjaan ataupun di luar pekerjaan. 

“Selain budayanya, perusahaan ini menawarkan banyak hal untuk Indonesia. DANA ingin mewujudkan jasa keuangan inklusif di Indonesia dan cashless society yang tentu saja menarik bagi saya. Menjadi bagian dari DANA juga membantu mewujudkan visi saya, yaitu memberi dampak positif bagi Indonesia,” ujar Tina dalam buku itu.

Untuk diketahui, DANA saat ini didukung oleh lebih dari 800 pegawai dengan 32 persen di antaranya merupakan perempuan. Berdasarkan laporan internal, mereka tersebar ke beberapa divisi dan jabatan.

Divisi teknologi yang merupakan divisi dengan anggota terbesar kini mulai ditempati oleh 19 persen perempuan. Kemudian, divisi produk 39 persen. 

Dengan memberikan kesempatan karier yang sama, karyawan perempuan mampu mengembangkan dirinya dan menduduki posisi pemimpin di DANA. Jumlahnya, mencapai lebih dari 38 persen dari seluruh total karyawan perempuan.

Terkait soal pemberdayaan, menurut Tina, selama yakin pada kemampuan diri, perempuan sebenarnya punya kesempatan sukses yang sama dengan laki-laki. Jika hal ini terwujud, stigma ketidakberdayaan perempuan yang mengakar di masyarakat bisa runtuh.

Selain dalam lingkup internal, DANA juga aktif memberdayakan perempuan di luar lingkup perusahaan. Hal ini dilakukan lewat pemberian edukasi literasi keuangan digital yang berkelanjutan dan memperluas kerja sama dengan berbagai ekosistem ekonomi digital.

Adapun contoh kerja sama itu adalah kemitraan antara DANA dan Mercy Corps Indonesia (MCI) melalui program Covid-19 Recovery for Women-led Small Businesses in Greater Malang (CAMELIA). Kolaborasi ini berfokus pada pemberdayaan perempuan pengusaha yang terdampak pandemi lewat pemanfaatan layanan keuangan digital.

DANA juga berkolaborasi dengan Women’s World Banking. Organisasi nonprofit ini memiliki fokus pada solusi keuangan, institusi, dan kebijakan lingkungan berbasis pasar di negara berkembang. Dengan begitu, stabilitas dan kemakmuran ekonomi yang lebih besar bagi perempuan diharapkan dapat tercipta.

Nantinya, Women's World Banking akan memimpin penelitian pelanggan secara komprehensif, melakukan pengujian pengguna, dan mengembangkan solusi untuk mempromosikan pengiriman uang dalam lingkup rumah tangga. Contohnya, antara majikan dan asisten rumah tangga.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com