Advertorial

Lewat Aksi Bisnis, Task Force ESC B20 Dukung Transisi Energi pada G20

Kompas.com - 26/03/2022, 17:49 WIB

KOMPAS.com – Task Force Energy, Sustainability and Climate (ESC) Business Group 20 (B20) menegaskan komitmennya dalam mendukung tiga isu utama transisi energi, yakni akses, teknologi, dan pendanaan.

Hal tersebut disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif pada forum Energy Transition Working Group (ETWG) dalam Government Group 20 (G20) yang berlangsung di Yogyakarta, Jumat (25/3/2022).

Sementara itu, Deputy Chair Task Force ESC B20 Agung Wicaksono menyampaikan bahwa tiga isu utama transisi energi merupakan hal penting bagi komunitas bisnis yang tergabung dalam Task Force ESC B20.

Dalam forum tersebut, Agung menegaskan bahwa gugus tugas itu akan bekerja dan berkolaborasi dengan komunitas bisnis untuk mendukung agenda transisi energi serta rencana aksi yang diusul untuk mencapai tujuan dan target transisi energi.

“Peran bisnis dalam agenda transisi energi selaras dengan isu prioritas Energy Transition Working Group,” ujar Agung dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (26/3/2022).

Menurut Agung, tiga isu utama transisi energi juga selaras dengan isu dan kepentingan pada Task Force ESC B20.

Dalam isu pertama mengenai akses, gugus tugas akan membantu mengamankan aksesibilitas guna mewujudkan energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern. Hal itu juga mencakup pengamanan transisi energi, misalnya elektrifikasi di daerah pedesaan dan memasak bersih.

Isu kedua, yakni peningkatan teknologi energi cerdas dan bersih. Dengan isu ini, komunitas bisnis akan mengejar peningkatan teknologi. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi tantangan transisi energi di masa depan, termasuk integrasi energi terbarukan, efisiensi energi, dan bahan bakar alternatif rendah emisi..

Kemudian, isu ketiga, yakni mengenai pembiayaan energi berkelanjutan. Komunitas bisnis akan mendorong ekosistem pembiayaan hijau melalui kolaborasi dengan semua komunitas pembiayaan dengan mempertimbangkan praktik dan metode bisnis terbaik.

“Kami tengah menjabarkan vektor tindakan dari ketiga isu tersebut. Ketiganya akan diterjemahkan ke dalam rekomendasi dan policy action,” ungkap Agung.

Sebagai informasi, Task Force ESC B20 memiliki tiga vektor utama, yaitu mempercepat transisi ke penggunaan energi yang berkelanjutan, memastikan transisi yang adil dan terjangkau, serta peningkatan kerja sama global untuk menjamin ketahanan energi.

Melalui tiga vektor tersebut, Task Force ESC B20 tengah mengembangkan empat belas policy action.

Menurut Agung, komunitas bisnis berperan mewujudkan transisi energi, terutama melalui business action, dengan menghasilkan solusi berupa tindakan nyata.

Aksi bisnis transisi energi, kata Agung, telah diwujudkan Pertamina sebagai bagian dari Task Force ESC B20.

“Pertamina telah menjalin kerja sama dengan sejumlah mitra bisnis, baik nasional maupun internasional, untuk mendorong penyaluran keuangan, teknologi, dan peningkatan kapasitas,” ujar Agung.

Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan kesepakatan Stakeholder Consultation kedua, pada 18 Januari 2022.

Lewat kesepakatan tersebut, Pertamina Power Indonesia, Pertamina Patra Niaga, dan Grab Indonesia berkomitmen untuk mengembangkan produksi liquefied natural gas (LNG) bersih antara PT Pertamina (Persero) dan INPEX Corporation.

Kesepakatan itu juga mendorong studi penerapan teknologi carbon capture, utilization, and storage (CCSU) antara PT Pertamina dan Chiyoda serta identifikasi dan evaluasi pengembangan green industry antara PT Pertamina dan Jababeka.

Selain kemitraan global, kata Agung, Task Force ESC B20 juga mendukung side events untuk menunjukkan dan mengomunikasikan inisiatif dekarbonisasi. Hal ini diharapkan dapat menjadi warisan dan proyek percontohan bagi negara berkembang lain. 

“Salah satu proyek untuk menunjukkan desentralisasi ketahanan energi adalah Desa Energi Berdikari,” ujar Agung.

Adapun proyek itu bertujuan meningkatkan akses masyarakat terhadap energi ramah lingkungan, terjangkau, dan berkelanjutan. Dengan demikian, energi itu dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat, sekaligus berpotensi menurunkan emisi karbon dioksida (CO2) sebesar 261.595 metrik ton (MT) per tahun.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com