Advertorial

Sidang DEWG Pertama, RI Dorong Optimalisasi Ekonomi Digital Berbasis Data

Kompas.com - 29/03/2022, 22:50 WIB

KOMPAS.com - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate menyatakan hasil diskusi negara anggota G20 makin relevan dalam kehidupan di berbagai sektor digitalisasi dan mendorong tata kelola kehidupan baru yang lebih bersifat data sentris.

Hal itu diutarakannya usai sidang pertama Digital Economy Working Group (DEWG) Presidensi G20 yang diselenggaakan secara hibrida pada Selasa (29/3/2022).

“Baru saja dilangsungkan rangkaian pertemuan pertama DEWG G20. Hasil pertemuan ini akan menjadi building block bagi berbagai macam isu digital," ujarnya dalam dalam rilis yang diterima Komaps.com, Selasa.

Johnny menjelaskan bahwa pertemuan pertama tersebut merupakan bagian dari agenda kegiatan DEWG yang akan berlangung sepanjang Presidensi G20 Indonesia.

"Agenda yang diselenggarakan juga menjadi wadah bagi para delegasi, serta undangan untuk mendalami diskusi yang telah dibangun terkait pemanfaatan kekuatan teknologi digital guna mencapai pemulihan yang semakin kuat, memberdayakan, inklusif, dan berkelanjutan,” ujarnya.

Menurut Johnny, sebagai Presidensi G20, Pemerintah Republik Indonesia mendorong optimalisasi potensi lanskap ekonomi digital global berbasis data sentris.

Bahkan, pertemuan itu dapat menjadi acuan dalam memitigasi risiko dan menuai manfaat bagi perekonomian Indonesia.

“Relevansi data pada berbagai sektor dapat diamati melalui tingkat konektivitas global. Merujuk kepada jumlah perangkat yang terhubung ke jaringan internet protocol (IP) yang diprediksikan akan meningkat tiga kali lipat dari populasi global pada 2023 berdasarkan data dari Cisco pada 2020,” jelasnya.

Mengenai situasi itu, Menteri Johnny menyatakan akan mendorong pertumbuhan ekonomi global akibat intensifikasi pembuatan replikasi data global yang diprediksi akan meningkat sebesar 23 persen pada 2020 sampai dengan 2025.

“Potensi pada sektor ekonomi diperkirakan akan mencapai gross merchandise value (GMV) sebesar 315,5 miliar dollar AS pada 2030,” lanjutnya.

Tiga isu

Lebih lanjut ia mengemukakan bahwa pemerintah berupaya mengoptimalkan potensi ekonomi digital dengan mengangkat tiga isu prioritas dalam rangkaian pertemuan DEWG.

Isu itu meliputi Connectivity and Post-COVID-19 Recovery, Digital Skills and Digital Literacy, dan Data Free-Flow with Trust and Cross-Border Data Flow.

Menurut Johnny, isu pertama memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk mengajak negara anggota G20 mendiskusikan peran sentral konektivitas digital dalam beragam lini kehidupan.

“Secara khusus, keterkaitannya pemulihan pasca-pandemi Covid-19 mengacu kepada isu ketersediaan akses internet yang cukup, fair level playing field yang lebih berimbang dalam pemanfaatan teknologi digital, serta optimalisasi konten dan data internet,” jelasnya.

Oleh karena itu, Menkominfo menyatakan Indonesia mengajak negara anggota G20 membahas isu itu sebagai upaya pemulihan ekonomi global yang lebih tangguh dan lebih inklusif melalui teknologi digital.

Adapun pembahasan kedua berkaitan dengan digital skills and digital literacy.

Menurut Menteri Johnny, bahasan itu memiliki peran sentral dalam menghadirkan pemanfaatan teknologi digital yang produktif, inklusif, memberdayakan, dan berkelanjutan.

“Indonesia mendorong pembahasan isu ini untuk menghadirkan upaya kolektif global antara negara maju dan negara berkembang dalam digital reskilling dan upskilling masyarakat dunia dalam menghadapi kemajuan serta disrupsi digital,” lanjutnya.

Mengenai isu ketiga, Menkominfo juga memaparkan hal itu merupakan respons terhadap peningkatan penggunaan data dan arus data, serta kebutuhan mekanisme dan metode pengaturan yang memfasilitasi pertukaran data.

“Sekaligus memahami diversifikasi pengaturan yang ada pada setiap negara,” tuturnya.

Menteri Johnny menyatakan bahwa Indonesia mendorong penyusunan kebijakan data lintas batas negara dalam Presidensi G20 sesuai prinsip lawfulness, fairness, transparency, dan reciprocity.

“Saya mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung pelaksanaan rangkaian acara di dalam Presidensi G20 Indonesia ini guna menghasilkan deliverables yang konkret dan bermakna bagi ekonomi digital global. Mari bersama mengawal semangat Presidensi G20 Indonesia dalam menyongsong pemulihan yang inklusif dan berkelanjutan. Recover together, recover stronger!,” tegasnya.

Tak ketinggalan, Menkominfo menjelaskan substansi diskusi pada pertemuan tersebut akan mendasari agenda pembahasan dalam pertemuan selanjutnya, yaitu sidang kedua DEWG G20 yang akan berlangsung di Yogyakarta pada 17-18 Mei 2022.

"Secara garis besar pertemuan ini melanjutkan secara intensif terkait isu prioritas DEWG G20 pada kick off meeting pada Selasa (15/3/2022)," jelasnya.

Sebagai informasi, pada sidang pertama DEWG, Menkominfo didampingi Chair DEWG sekaligus Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informasi Teknologi (Kemenkominfo) Mira Tayyiba dan Alternate Chair Dedy Permadi.

Hadir pula Direktur Pemberdayaan Informatika Ditjen Aplikasi Informatika Kemenkominfo Bonie Pudjianto dan Kepala Pusat Kelembagaan Internasional Ichwan Makmur Nasution.

Pertemuan pertama DEWG G20 diikuti delegasi negara anggota, serta empat Global Knowledge Partners DEWG, yakni International Telecommunication Union (ITU), United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP), United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), dan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).

Hadir pula tiga universitas yang menjadi Knowledge Partners, yaitu Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), serta Universitas Padjadjaran (UNPAD).

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com