Advertorial

Dukung Garut Jadi Kawasan Strategis Pariwisata, Jalur KA Cibatu-Garut Diaktifkan Kembali

Kompas.com - 30/03/2022, 14:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah kembali mengaktifkan jalur Kereta Api (KA) Cibatu-Garut usai 40 tahun tidak digunakan. Pengoperasian jalur KA ini diharapkan dapat mendongkrak sektor pariwisata dan perekonomian di Kabupaten Garut.

Sebagai informasi, Garut memiliki sejumlah destinasi pariwisata dengan panorama yang indah dan asri. Hal ini menjadikan Garut tak hanya sebagai tujuan wisata bagi para pelancong dalam negeri, tetapi juga mancanegara.

Menteri Perhubungan (Menhub) Republik Indonesia (RI) Budi Karya Sumadi mengatakan, aktivasi jalur KA Cibatu-Garut dilakukan agar dapat mendukung Garut sebagai kawasan strategis pariwisata.

Dengan aktivasi jalur KA itu, wisatawan dari Jakarta dan Bandung akan lebih mudah menjangkau sejumlah destinasi wisata di kabupaten berjuluk Swiss van Java tersebut. 

Begitu pula sebaliknya, masyarakat Kabupaten Garut dapat bepergian ke Jakarta atau Bandung dengan lebih mudah.

“Kami berharap, jalur ini dapat meningkatkan potensi wisata dan mendongkrak perekonomian masyarakat setempat. Selain itu, kami juga ingin mempermudah akomodasi masyarakat Garut yang selama ini didominasi oleh penggunaan motor,” ujar Budi dalam web seminar (webinar) Pengembangan Potensi Ekonomi dan Pariwisata melalui Reaktivasi Jalur KA Cibatu-Garut, Selasa (29/3/2022).

Tak hanya itu, lanjut Budi, ia juga berharap, masyarakat Kabupaten Garut mau beradaptasi dan beralih dari penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi umum.

Adapun demi memastikan keamanan sarana dan prasarana transportasi umum, khususnya KA Cibatu-Garut, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkeretaapian telah melakukan survei dan kegiatan safety assessment.

“Lewat kegiatan ini, kami ingin mengurangi risiko kecelakaan KA. Selain itu, kami juga ingin memastikan keselamatan pengoperasian jalur KA Cibatu-Garut,” kata Budi.

Budi menambahkan, terkait biaya, pemerintah telah memberikan subsidi pada KA yang melayani rute di jalur tersebut. Dengan begitu, masyarakat yang ingin menggunakan KA hanya dikenakan tarif sebesar Rp 6.000.

Pemerintah sendiri telah menyiapkan tiga lintas pelayanan KA menuju Garut, yakni Garut-Pasar Senen, Garut-Padalarang, dan Garut-Purwakarta.

“Dengan pertambahan akses menuju Garut, kami ingin ekonomi wilayah ini berkembang. Oleh karena itu, kami mengajak pemerintah daerah (Pemda), utamanya Pemerintah Kabupaten Garut, untuk turut mengajak masyarakat agar beralih ke angkutan umum. Dengan begitu, kita bisa mengembangkan ekonomi kawasan,” jelas Budi.

Diajukan sejak 2014

Perlu diketahui, aktivasi beberapa jalur KA menuju Garut sudah diajukan oleh pemerintah setempat sejak 2014. Namun, upaya tersebut kerap menemui berbagai hambatan.

Bupati Garut Rudy Gunawan mengatakan, beberapa pihak menganggap bahwa pengaktifan kembali jalur KA Cibatu-Garut tidak fisibel.

Baru pada 2018, upaya tersebut mulai menunjukkan titik terang. Namun, pemerintah tetap menemui sejumlah permasalahan, terutama terkait penguasaan lahan di sekitar rel KA.

“Kala itu, ada ribuan keluarga yang tinggal di sekitar rel tersebut. Ini yang jadi titik penting. Kami ingin rel Cibatu-Garut aktif kembali, tetapi juga harus bisa mencarikan solusi kepada semua keluarga tersebut,” kata Rudy.

Dengan pengoperasian kembali rel KA Cibatu-Garut, Rudy berharap, aksesibilitas menuju Garut semakin terbuka. Ia juga ingin kereta bisa menjadi sarana yang baik untuk mempromosikan Garut kepada masyarakat luas.

”Hal yang paling kami harapkan sudah jelas, yakni peningkatan ekonomi. Kami juga tak hanya berharap terjadi peningkatan pada sektor wisata, tetapi juga perdagangan. Oleh karena itu, kami juga bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) guna melakukan transaksi barang dan jasa,” ucap Rudy.

Pada kesempatan tersebut, Rudy juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam aktivasi jalur KA Cibatu-Garut.

“Saya mewakili masyarakat Kabupaten Garut sangat berterima kasih atas upaya yang dilakukan Menhub, jajaran direksi PT KAI, dan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Beliau (Jokowi) kemarin juga mengapresiasi kinerja kami dan mengucapkan selamat,” tuturnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri mengatakan, aktivasi ulang sejumlah jalur KA dilakukan berdasarkan kajian secara mendalam. Jalur KA Cibatu-Garut, misalnya. Dengan pembukaan kembali jalur KA ini, potensi ekonomi Garut dapat dioptimalkan.

“Makanya, kami optimistis saat memutuskan untuk mengaktifkan kembali jalur KA Cibatu-Garut. Apalagi, Garut ini memiliki potensi yang luar biasa dan sangat bersentuhan dengan aglomerasi Bandung Raya. Semoga rel ini bisa membantu menyelesaikan permasalahan yang ada,” ujar Zulfikri.

Ke depan, pihak Ditjen Perkeretaapian (DJKA) juga akan mengkaji beberapa jalur terbengkalai di Jawa Barat yang dapat memberikan potensi besar terhadap suatu kawasan.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau