Advertorial

Jangan Anggap Enteng Gejala Sakit Perut pada Anak

Kompas.com - 04/04/2022, 15:34 WIB

KOMPAS.com – Sakit perut sering kali terjadi pada anak. Hal ini pun kerap membuat orangtua khawatir karena anak menjadi rewel, bahkan tidak mau makan. Terlebih, anak cenderung lebih sulit untuk mengutarakan keluhan yang mereka rasakan.

Sakit perut pada anak dapat disebabkan oleh berbagai hal, termasuk yang sepele. Namun, perlu diketahui juga bahwa sakit perut dapat mengarah ke masalah yang lebih serius.

Orangtua tidak boleh memberikan sembarang obat pada anak. Sebab, beda gejala akan berbeda pula penangannya. Sebelum gegabah, pahami dulu macam-macam gejala dan penyebab sakit perut yang dialami anak untuk mengetahui cara mengobatinya. 

Pertama, diare akut atau flu perut. Gejala ini juga dikenal dengan istilah muntaber.

Muntaber merupakan gangguan pencernaan yang ditandai dengan diare dan pada kasus tertentu, juga disertai muntah.

Penyakit tersebut umumnya disebabkan infeksi virus dan dapat pulih dalam beberapa hari. Dengan catatan, anak minum banyak cairan selama muntaber.

Namun, apabila gejala tidak mereda dan anak mulai mengalami demam tinggi, dehidrasi, serta ada darah pada tinja atau muntahan anak, segera bawa anak ke dokter.

Pasalnya, pada beberapa kasus, muntaber juga dapat menimbulkan gangguan tumbuh kembang.

Kedua, sakit perut pada anak juga merupakan salah satu gejala gastroesophageal reflux disease (GERD). Meski kerap dianggap sebagai penyakit orang dewasa, GERD juga umum terjadi pada anak-anak dan bayi.

Pada anak dengan usia yang muda, GERD sulit dideteksi. Gejala yang timbul biasanya berupa muntah diikuti dengan gejala lain, seperti penurunan berat badan, rewel, sering menangis, menolak makan, atau gangguan napas kronis.

Sementara, pada anak dengan usia yang lebih tua, gejala GERD umumnya sama seperti yang dialami orang dewasa, yakni muntah, mulut terasa asam, nyeri di perut bagian atas, dan sendawa berlebihan.

GERD pada anak dapat ditangani dengan perubahan pola makan dan gaya hidup, serta pemberian obat-obatan pereda asam lambung.

Dokter Spesialis Gastrohepatologi Anak Mayapada Hospital Kuningan dr Eva Jeumpa, Sp A (K) mengatakan, Ada kalanya GERD muncul berulang dan kurang responsif terhadap pengobatan sehingga anak sulit menelan.

“Perlu pemeriksaan diagnostik agar diketahui apa penyebab GERD berulang, salah satunya dengan (tes) endoskopi,” jelas dr Eva dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Jumat (1/4/2022).

Dokter Eva menjelaskan, tes endoskopi adalah pemeriksaan bagian dalam saluran pencernaan dengan menggunakan tabung kecil fleksibel yang disebut endoskop. Endoskop ini telah dilengkapi cahaya dan lensa kamera sehingga saluran cerna dapat terlihat.

Melalui tes tersebut, sampel jaringan dari dalam saluran pencernaan juga dapat diambil untuk pengujian.

Selain kedua penyakit tersebut, lanjut dr Eva, sakit perut pada anak juga dapat disebabkan oleh benda asing yang masuk ke dalam mulut.

Menurutnya, orangtua dengan anak yang masih kecil harus lebih mewaspadai kebiasaan berbahaya tersebut. Benda asing yang tertelan oleh anak dapat tersangkut di lambung atau usus sehingga menimbulkan gejala sakit perut, kembung, mual muntah, dan kehilangan nafsu makan.

“Tindakan endoskopi dapat segera dilakukan untuk mengeluarkan benda asing yang tertelan,” lanjut dr Eva.

Terakhir, sakit perut juga merupakan salah satu gejala sembelit. Penyakit ini ditandai dengan penurunan frekuensi buang air besar (BAB). Untuk mengobatinya, pastikan anak banyak mengonsumsi makanan berserat, seperti sayur dan buah. Lalu, pastikan juga anak banyak minum air mineral.

Apabila anak sering mengalami sembelit disertai keluhan sakit perut, segera periksakan ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Pemeriksaan perlu dilakukan untuk menentukan penanganan yang tepat sehingga dapat mengurangi risiko komplikasi penyakit.

Sebagai informasi, Pediatric Center Mayapada Hospital menyediakan layanan komprehensif untuk anak-anak, mulai dari pemeriksaan kesehatan, deteksi dini dan vaksinasi, perawatan medis, hingga tindakan bedah dan rehabilitasi, termasuk untuk kasus jantung, gangguan neurologis, pencernaan, serta kelainan tulang.

Tim Pediatric Center Mayapada Hospital pun terdiri dari dokter spesialis anak dengan banyak subspesialisasi. Tim ini terdiri dari konsultan gastroenterohepatologi anak, konsultan hematologi onkologi anak, konsultan neurologi anak dan konsultan jantung anak, dokter spesialis bedah anak, hingga dokter spesialis yang dapat menangani kasus kanker pada anak.

Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut seputar masalah kesehatan, Mayapada menyediakan kolom pertanyaan yang dapat diakses secara online pada website www.mayapadahospital.com/askdoctor.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com