Advertorial

Pemeriksaan MCU Minimalisasi Risiko Komplikasi Usai Sembuh dari Covid-19

Kompas.com - 09/04/2022, 14:25 WIB

KOMPAS.com – Infeksi virus corona tak hanya berdampak pada kesehatan paru-paru, tapi juga organ tubuh lain. Gejala komplikasinya pun kerap muncul sekalipun pasien Covid-19 telah dinyatakan negatif.

Karena itu, penyintas Covid-19 dianjurkan untuk medical check up (MCU) guna meminimalisasi risiko perburukan akibat penyakit tersebut.

Menurut penelitian yang disampaikan ahli jantung dan pembuluh darah di Mayapada Hospital Tangerang dr Herenda Medishita, virus corona dapat menyebabkan inflamasi dan peradangan jantung serta bermanifestasi terhadap myocarditis (radang otot jantung) dan pericarditis (radang pada selaput pembungkus otot jantung).

Ia melanjutkan, risiko komplikasi makin tinggi hingga bisa mengakibatkan serangan jantung akut jika pasien Covid-19 memiliki komorbid jantung dengan kondisi endotelium (lapisan dalam pembuluh darah) rusak.

“Infeksi Covid-19 juga bisa menyebabkan komplikasi penurunan fungsi jantung dan pembekuan darah. Bahkan, risiko ini dapat terjadi pada pasien yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung,” jelas dr Herenda dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (8/4/2022).

Kewaspadaan semakin perlu ditingkatkan karena sejumlah penelitian menunjukkan, sebagian penyintas Covid-19 masih merasakan long covid, yakni kondisi perpanjangan gejala Covid-19 dalam beberapa minggu atau bulan setelah dinyatakan sembuh.

Adapun gejala long covid ditandai dengan kelelahan, sesak napas, nyeri dada, brain fog (kabut otak), dan jantung berdebar selama 4-5 minggu.

Spesialis penyakit dalam Mayapada Hospital dr Eric Daniel Tenda mengatakan, kelompok pasien tertentu, seperti wanita di atas 50 tahun dan orang dengan indeks massa tubuh (BMI) tinggi atau kegemukan berisiko tinggi mengalami long covid.

Sementara mengenai brain fog, ahli saraf di Mayapada Hospital Jakarta Selatan dr Agus Yudawijaya menjelaskan, gejala tersebut ditandai dengan ketidakmampuan seseorang untuk berkonsentrasi ketika melakukan suatu aktivitas.

Ia menambahkan, beberapa riset menemukan bahwa 1 dari 3 penyintas Covid-19 terdiagnosis gangguan saraf dalam kurun waktu 6 bulan.

Terkait penurunan fungsi paru, ahli paru di Mayapada Hospital Surabaya dr Irmi Syafa’ah menuturkan, kondisi ini merupakan hal yang sering terjadi pada pasien Covid-19. Gejalanya pun dapat bertahan dalam waktu yang lama.

“Komplikasi lain, seperti pneumonia, dapat pula terjadi, bahkan bisa menyebabkan kematian,” lanjut dr Irmi.

Melihat sederet risiko di atas, penyintas Covid-19 perlu mempertimbangkan untuk melakukan MCU. Meski membutuhkan biaya dan waktu, metode ini menjadi salah satu upaya pencegahan dini terhadap penyakit.

“Konsultasi dengan dokter spesialis dan melakukan pemeriksaan lanjutan perlu dilakukan. Terlebih, jika pasien memiliki faktor risiko, seperti hipertensi, penyakit jantung, paru, atau gangguan darah,” terang dr Eric yang juga Ketua Tim Penyusun Konsensus Nasional Diagnosis dan Tata Laksana Long Covid Perhimpunan Respirologi Indonesia (Perpari)-Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (Papdi). 

Untuk diketahui, MCU merupakan pemeriksaan tubuh secara menyeluruh dengan tujuan mendeteksi ada atau tidaknya gangguan kesehatan. Selain itu, metode ini juga sering dilaksanakan untuk merencanakan regimen yang tepat sebelum penyakit berkembang menjadi komplikasi.

Pada orang normal, MCU disarankan untuk dilakukan setiap tahun, bahkan usia 20 tahun. Sementara, pasien dengan kondisi khusus, seperti sedang mengonsumsi obat, metode tersebut dilaksanakan mengikuti saran dokter.

Layanan MCU pada dasarnya disediakan pada hampir seluruh rumah sakit. Salah satunya, Mayapada Hospital. Di fasilitas kesehatan ini, pemeriksaan tersebut dilakukan secara komprehensif, serta didukung peralatan lengkap dan dokter multispesialis.

Salah satunya, low dose computerized tomography (CT) scan. Metode ini, kata dr Irmi, mampu memberikan gambaran 3 dimensi (3D) lebih detail akan kondisi paru-paru dengan kadar radiasi lebih minim ketimbang rontgen thorax konvensional.

“Pemeriksaan radiologi, seperti low dose CT scan dapat dilakukan setelah sembuh dari Covid-19,” tambah dr Irmi.

Untuk diketahui, Mayapada Hospital juga memiliki layanan Post Covid Recovery and Rehabilitation Center yang ditujukan bagi penyintas Covid-19. Utamanya, bagi pasien yang mempunyai keluhan menetap setelah sembuh dari Covid-19.

Adapun layanan yang disediakan di fasilitas itu meliputi pemeriksaan jantung, paru, saraf, ginjal, dan organ lain.

Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut seputar masalah kesehatan, Mayapada Hospital menyediakan kolom pertanyaan yang dapat diakses secara online pada website www.mayapadahospital.com/askdoctor.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com