Advertorial

Andalkan Jaringan Internasional, BNI Dukung Diaspora Berkembang

Kompas.com - 18/04/2022, 16:28 WIB

KOMPAS.com - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berkomitmen untuk terus mendukung pemerintah dalam mengeksplorasi setiap peluang untuk bisnis perdagangan internasional.

Sebagai mitra perbankan global, BNI menetapkan 5 target segmen untuk bisnis internasional. Salah satunya adalah diaspora.

Direktur Treasury dan International BNI Henry Panjaitan mengatakan bahwa selain diaspora, segmen lain yang menjadi target BNI untuk bisnis internasional adalah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), komersial, korporasi dan anak perusahaan Indonesia, perusahaan multinasional, serta investor dan institusi finansial.

“BNI melalui jaringan internasional di luar negeri melakukan upaya-upaya strategis agar koneksi perdagangan internasional dapat terwujud melalui penyediaan produk-produk dan layanan, baik banking maupun beyond banking,” kata Henry dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Senin (18/4/2022).

Melalui produk dan layanan tersebut, lanjut Henry, BNI akan membawa nasabahnya go global, baik mengajak perusahaan-perusahaan Indonesia untuk ekspansi ke luar negeri maupun mengekspor lebih banyak produk Indonesia.

Sepanjang 2021, BNI telah menyalurkan kredit sebesar Rp 2,49 triliun melalui program Export dan Diaspora (Xpora). BNI terus berupaya mendorong perusahaan-perusahaan dan UMKM untuk menjual produk yang mereka miliki ke luar negeri.

Henry menyampaikan bahwa melalui Xpora, BNI akan membantu UMKM dan pengekspor untuk memperluas pasar di luar negeri. Keberadaan kantor cabang luar negeri (KCLN) BNI pun akan dioptimalkan untuk mencari buyer, terutama dari diaspora Indonesia yang ada di masing-masing negara.

Selain itu, BNI secara reguler juga mempertemukan pengekspor dan pengimpor melalui business matching.

Keberadaan BNI, kata Henry, akan menambah keyakinan kedua belah pihak untuk merealisasikan transaksinya.

“Khusus di Hong Kong, model bisnis ini sudah berjalan dengan cukup baik. Sudah banyak deal yang terjadi antara debitur di KCLN Hong Kong selaku pengimpor yang membeli produk dari nasabah binaan BNI di dalam negeri.” imbuhnya.

Sementara itu, Konsul Bidang Ekonomi Konsulat Jenderal Republik Indonesia untuk Hong Kong Slamet Noegroho mengatakan, situasi global saat ini berpotensi mempengaruhi arus perdagangan dunia, terutama di tengah kondisi pandemi Covid-19 dan geopolitik yang memanas.

Namun, lanjut Slamet, situasi global tersebut tidak terlalu mempengaruhi perdagangan bilateral Indonesia dengan dunia internasional sepanjang 2020-2021.

“Bahkan, pada 2021, Indonesia mencatat surplus perdagangan tertinggi sejak 2006, yaitu 35,34 miliar dollar Amerika Serikat (AS). Sementara, total ekspor kita 231,5 miliar dollar AS. (Angka ini) tumbuh 41,88 persen dari 2020,” paparnya.

Lebih lanjut Slamet memaparkan, total perdagangan antara Indonesia dan Hong Kong tercatat mencapai 40,02 miliar dollar Hong Kong pada 2021. Angka ini naik 25 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya senilai 31,88 miliar dollar Hong Kong.

“Untuk investasi, Hong Kong bahkan menduduki posisi terbesar kedua investasi asing di Indonesia, yakni senilai 4,6 miliar dollar AS. Angka ini naik 30,4 persen dari 2020,” kata Slamet.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com