KOMPAS.com – Pandemi Covid-19 membuat sebagian besar bisnis mengalami penurunan. Namun, hal ini tidak berlaku bagi Arah Coffee. Merek kopi kekinian yang didirikan pada 2018 ini justru berkembang pesat.
Hingga kini, Arah Coffee telah memiliki lebih dari 50 cabang neighborhood, satu community store, dan dua iconic store di seluruh Indonesia.
Head of Growth Arah Coffee Felix Fernando mengatakan, membangun sebuah bisnis kemitraan di tengah pandemi tak bisa dilakukan dengan mengandalkan ide saja. Arah Coffee sendiri dibangun di atas sebuah cerita dan banyak pelajaran.
“Entrepreneur biasanya langsung membangun bisnis ketika sudah dapat ide. Namun, hal tersebut tidak bisa (dilakukan) setengah-setengah. Merek yang kami buat harus punya cerita dan perlu ada learning market (mempelajari pasar),” ujar Felix dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Selasa (10/5/2022).
Felix melanjutkan, ada tiga nilai yang ia pertahankan dalam membangun bisnis Arah Coffee hingga berkembang besar.
Felix mengatakan, semua brand harus memiliki nilai produk yang sesuai dengan visi dan misinya. Salah satu misi Arah Coffee adalah berkontribusi pada komunitas (give back to community). Misi ini terbangun dari sebuah nilai bernama “see the goodness”.
Komposisi dalam sajian kopi besutan Felix itu juga untuk menyejahterakan petani kopi Indonesia. Apalagi, Indonesia merupakan negara produsen kopi terbesar kelima di dunia.
Kunci keberhasilan Arah Coffee juga berasal dari kontribusi para mitra (partnership).
Bahkan, menurut Felix, mitra-mitra tersebut menjadi penyokong bisnisnya saat pandemi Covid-19 karena memberi masukan serta ide-ide cemerlang.
Oleh karena itu, terbangun kolaborasi apik antara Arah Coffee dan para mitra dalam menghadapi badai pandemi Covid-19.
Untuk membangun sebuah bisnis, kata Felix, dibutuhkan customer experience. Artinya, segala keputusan pembuatan produk harus berbasis pada orientasi konsumen.
Felix menambahkan, penting untuk memiliki database konsumen. Di Arah Coffee, data konsumen bisa dimanfaatkan untuk berbagai perluasan bisnis, seperti pembukaan cabang baru yang lebih teranalisis.
Selain itu, Arah coffee juga mencetuskan sarana saran dan kritik melalui Arah Virtual Assistance (AVA).
“Kami bisa bertindak membuka cabang baru dengan lokasi mirip yang sesuai dengan database. Dengan begitu, analisis pemilihan lokasi terarah dan risikonya jadi jauh lebih kecil,” ujar Felix.
Felix melanjutkan, pemilihan lokasi, manajemen risiko, dan pengembangan produk, ditentukan berdasar pada riset serta kebutuhan konsumen.
Arah Coffee juga memiliki sistem partnership yang dikembangkan dengan pola manajemen terpusat. Dengan begitu, para partner tidak perlu risau mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan operasional outlet dan pengembangan bisnisnya. Mereka pun dapat berfokus pada rutinitas masing-masing.
Untuk diketahui, hingga 2022, Arah Coffee telah memiliki lebih dari 50 store yang tersebar di Pulau Jawa.
“Target yang ingin dicapai saat ini sebanyak 80 store,” ujar Felix.