Advertorial

Mengurai Tantangan Inklusi Keuangan Digital dengan Ekosistem Terbuka

Kompas.com - 13/05/2022, 18:08 WIB

KOMPAS.com – Tantangan pelaku industri teknologi keuangan tidak hanya bertumpu pada satu ekosistem ekonomi digital. Industri teknologi keuangan diharuskan mampu memiliki ekosistem terbuka (open ecosystem) yang mampu mengintegrasikan yang dimiliki dengan berbagai pemangku kepentingan dalam ekosistem ekonomi digital.

Chief Legal Officer DANA Indonesia Dina Artarini mengatakan bahwa kehadiran ekosistem terbuka yang terintegrasi dapat memberdayakan kapabilitas ekosistem ekonomi digital yang lain.

“Harapannya, ekosistem terbuka juga dapat meningkatkan efisiensi dalam transaksi dan sistem pembayaran, meningkatkan inovasi dan kompetisi, serta mengantarkan literasi dan inklusi keuangan digital masyarakat Indonesia ke arah yang lebih baik,” ujar Dina dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (12/5/2022).

Dina menjelaskan bahwa salah satu bukti nyata dari urgensi ekosistem terbuka ditandai dengan kehadiran Standar Nasional Open API (SNAP) oleh Bank Indonesia (BI). Perlu diketahui, keterbukaan application programming interface (API) kini menjadi syarat penting bagi pelaku industri teknologi keuangan yang mengusung konsep ekosistem terbuka.

SNAP menghadirkan penyeragaman bahasa, protokol, dan instruksi format data untuk mendukung ekonomi keuangan digital melalui interkoneksi dan interoperabilitas antar-Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) atau yang dikenal luas sebagai dompet digital.

Kebijakan tersebut, jelas Dina, berguna untuk meningkatkan efisiensi sistem pembayaran dan mendorong inklusi keuangan di Indonesia. Pasalnya, semua pihak bisa berkomunikasi dengan satu bahasa dan tidak ada fragmentasi dengan kehadiran SNAP.

Perlu diketahui, SNAP merupakan salah satu bagian dari haluan tata kelola sistem pembayaran masa depan Indonesia. Standardisasi ini diciptakan untuk menavigasi sistem pembayaran di era digital atau yang disebut dengan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BPSI) 2025.

Sebagai perusahaan rintisan dompet digital Indonesia, lanjut Dina, DANA bersinergi dengan BI dan asosiasi terkait untuk mendukung lahirnya konsep open platform.

“Nantinya, DANA akan menjadi first mover yang akan menerapkan SNAP bersama dengan first movers lain pada Juni 2022,” katanya.

Hal tersebut merupakan salah satu upaya yang dilakukan DANA dalam memanfaatkan pentingnya keterbukaan ekosistem ekonomi digital. Meski begitu, ekosistem terbuka DANA tetap mengedepankan tiga pilar utamanya, yaitu trusted, friendly, dan accessible untuk mewujudkan ekosistem ekonomi digital yang berkelanjutan.

Ekosistem terbuka untuk dorong adopsi transaksi nontunai pengguna

Tidak sedikit masyarakat Indonesia menganggap transaksi digital terlalu rumit. Hal ini membuat mereka ragu untuk bertransaksi secara digital.

Dengan integrasi antarekosistem ekonomi digital di DANA, pengguna pun dapat merasakan kemudahan bertransaksi digital. Contohnya, pembayaran melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

Untuk diketahui, QRIS yang merupakan salah satu produk BPSI 2025 disebut sebagai game changer dalam sistem pembayaran. Diharapkan sebanyak 15 juta merchant telah terdaftar dalam sistem QRIS pada penghujung 2022.

Sebagai PJP, DANA pun mengintegrasikan QRIS ke dalam dompet digital untuk memudahkan masyarakat melakukan pembayaran sehari-hari.

“Kemudahan QRIS juga ikut diimplementasikan dalam fitur DANA Bisnis. (Dalam fitur ini) pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang tergabung dalam DANA Bisnis dapat mencetak QRIS sebagai opsi pembayaran usahanya,” ujar Dina.

Dina kembali menjelaskan, jika QRIS dapat dengan mudah ditemui secara fisik di tengah masyarakat, SNAP menjadi infrastruktur penyeragaman di belakang (back end) yang ikut menopang penyelenggaraan transaksi digital.

Lewat sinergi yang cekatan, SNAP dapat hadir menjadi game changer lain dalam sistem pembayaran di Indonesia setelah QRIS.

Selain itu, DANA memiliki fitur Kirim Uang yang juga memanfaatkan integrasi ekosistem terbuka. Dengan fitur ini, pengguna memiliki beberapa opsi untuk mengirim uang dengan metode apa pun yang tersedia di DANA, baik melalui pesan, tautan, maupun bank.

Ekosistem terbuka untuk berdayakan usaha di berbagai skala

Bagi pelaku usaha, ekosistem terbuka menawarkan kemudahan operasional serta dapat meningkatkan nilai dan daya saing. Salah satu fitur yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung usaha adalah Self Promo Service Merchant untuk mitra DANA Enterprise.

Dengan fitur tersebut, para mitra di bidang usaha makro dan waralaba yang telah memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dapat membuat promo secara mandiri dalam dasbor yang disediakan melalui Merchant Portal. Kehadiran fitur ini membuat mitra tidak perlu menyiapkan dana untuk deposit.

“Selain itu, mitra bisnis DANA akan mendapatkan perhatian yang lebih luas dari pengguna. Dengan mengatur promo sesuai tujuan bisnis mitra, DANA menjamin paparan iklan yang masif kepada puluhan juta penggunanya,” kata Dina.

Sementara itu, pengusaha makro dapat memanfaatkan DANA Bisnis untuk mendigitalisasi usaha hanya dengan menggunakan aplikasi DANA. DANA Bisnis juga menyediakan suplai ke retail merchant sebagai bagian dari supply chain engagement antara distributor dan merchant.

“Manfaat kehadiran DANA Bisnis telah dirasakan oleh para pahlawan ekonomi kita, UMKM. Baru-baru ini, DANA berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk menyukseskan perhelatan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia di Batam, Provinsi Kepulauan Riau,” lanjut Dina.

Ekosistem terbuka untuk sektor perbankan

Bersinergi dengan sektor perbankan sebagai lembaga utama dalam ekonomi keuangan digital juga dilakukan DANA guna menciptakan layanan keuangan digital yang makin inklusif. Lewat ekosistem terbuka, DANA menggandeng berbagai lembaga keuangan untuk ikut menyukseskan literasi dan inklusi keuangan digital.

Selain itu, DANA juga telah bermitra dengan bank untuk mengaktifkan fitur Simpan Kartu (Card Binding). Dengan kerja sama DANA dengan principal kartu, seperti VISA, Mastercard, dan JCB, para pengguna juga dapat menghimpun kartu debit dan kredit Indonesia yang dimiliki di dompet digital DANA.

Saat ini, DANA sudah terhubung langsung dengan berbagai Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) IV atau yang sekarang dikenal dengan Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) IV dan terkoneksi secara langsung serta tidak langsung dengan semua bank di Indonesia melalui acquirer dan switcher.

“Integrasi itu dilengkapi dengan keamanan Three Domain Secure (3D) yang disediakan oleh bank atau agregator kartu untuk memastikan semua transaksi aman. fitur Simpan Kartu pun telah diterima positif dan makin diminati oleh pengguna, ” ujar Dina.

Capaian tersebut, imbuhnya, mengukuhkan posisi DANA sebagai pemain financial technology (fintech) yang mengusung ajakan untuk “ganti dompet”.

Hal itu tercermin dengan pertumbuhan pengguna fitur Simpan Kartu sebesar 34 persen pada 2021. Sementara, jumlah kartu yang disimpan dalam dompet digital DANA sepanjang 2021 meningkat 29 persen.

Selain itu, lewat ekosistem terbuka DANA juga mendukung fungsi toko konvensional sebagai layanan over the counter (OTC) bagi masyarakat untuk mencairkan dana dari saldo digitalnya.

Sebagai contoh, DANA baru saja merilis Kirim Uang dan Tarik Tunai di Alfamart. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk mengirim uang kepada penerima yang tidak memiliki akses ke layanan keuangan digital, baik bank maupun nonbank.

“Lewat pembaruan tersebut, penerima kini dapat mencairkan uang yang dikirim dari aplikasi DANA hanya dengan membawa KTP dan kode verifikasi ke (gerai) Alfamart terdekat,” kata Dina.

Berkat ekosistem terbuka yang dimiliki, DANA telah dipercaya oleh lebih dari 100 juta pengguna, 500.000 pelaku UMKM, dan 5.000 merchant online.

Tak berhenti di situ, DANA juga telah mendukung berbagai program elektronifikasi pemerintah, mulai dari digitalisasi bantuan sosial (bansos) lewat Program Kartu Prakerja, fitur pembayaran pajak dan moda transportasi, hingga menjalin kerja sama dengan mitra global terkemuka, seperti App Store, Google Play, Spotify, Netflix, dan IQIYI.

“Ekosistem terbuka terbukti menghasilkan banyak manfaat untuk seluruh ekosistem ekonomi digital agar terus tumbuh beriringan seraya menyesuaikan diri dengan perubahan pasar atau menangkap peluang baru yang hadir di era digitalisasi,” ujar Dina.

Hal tersebut, kata Dina, turut menjadi tanggung jawab bersama untuk menjaga ekosistem agar terus dipercaya oleh masyarakat dan memberikan manfaat yang seluas-luasnya lewat efisiensi yang diberikan oleh teknologi.

“Perlindungan konsumen dan data pribadi menjadi harga mutlak dalam menjaga ekosistem tersebut. Dengan demikian, dapat mendorong teknologi dan inovasi agar bisa berjalan secara harmonis dengan kebijakan serta pengaturan ke depan,” ujar Dina.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com