Advertorial

Rayakan Hari Jadi ke-106, Kabupaten Sleman Berkomitmen Tingkatkan Kualitas Pelayanan Publik

Kompas.com - 16/05/2022, 14:38 WIB

KOMPAS.com – Kabupaten Sleman telah menjadi bagian dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DI Yogyakarta) selama lebih dari satu abad dan terus melakukan tepatnya 106 tahun. Hari jadi ke-106 kabupaten tersebut dirayakan pada Minggu (15/5/2022).

Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman Hardo Kiswoyo mengatakan, pada usia yang sudah matang, Kabupaten Sleman harus tetap memaksimalkan raihan prestasi dengan cara memprioritaskan peningkatan kualitas dalam melayani masyarakat.

Oleh sebab itu, pihaknya berjanji, perbaikan akan terus dilakukan di berbagai sektor

"Usia Kabupaten Sleman ini sudah matang, tidak ada alasan bagaimana kita tidak bisa melayani masyarakat. Saya kira, semua aparat di Kabupaten Sleman memahami ini," ujar Hardo dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (16/5/2022).

Hardo juga mengatakan, Kabupaten Sleman telah menorehkan sejumlah prestasi.

Pada 2021, kata Hardo, setidaknya ada 52 penghargaan yang diterima Kabupaten Sleman. Penghargaan tersebut mulai dari tingkat daerah hingga nasional.

Beberapa di antara penghargaan tersebut diberikan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara (Kemenpan RB), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Arsip Nasional RI (ANRI), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Kementerian Pertanian (Kementan) dan Perpustakaan Nasional (Perpusnas).

Selain itu, ada juga penghargaan dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), dan Kementerian Pariwisata (Kemenpar).

"Banyak prestasi yang kita raih menunjukkan kinerja yang bagus dari rekan-rekan ASN. Namun demikian, tidak cukup sampai di situ karena masih banyak hal bisa kita tingkatkan," ujar Hardo.

Sebagai informasi, pada Maret 2021 Kemenpan RB memberikan penghargaan Penyelenggara Pelayanan Publik 2020 dengan kategori Pelayanan Prima tahun 2020 kepada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (DMPPT) Kabupaten Sleman.

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sleman juga mendapatkan penghargaan yang sama dengan kategori Sangat Baik.

Kemudian, pada bulan tersebut, Kemendagri juga memberikan penghargaan Karya Bhakti Peduli Satpol PP 2021.

Pada April 2021, Gubernur DI Yogyakarta juga memberikan penghargaan Reka Cipta Bhakti Nugraha kepada Kabupaten Sleman sebagai Kabupaten/Kota Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2021 Terbaik II.

Pada bulan tersebut Kabupaten Sleman juga meraih predikat A Penghargaan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2020 dari Kemenpan RB.

Kabupaten Sleman meraih poin dengan perolehan poin 81,42 dalam evaluasi penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Dengan poin tersebut, Kabupaten Sleman dinilai dapat memberikan kinerja memuaskan, memimpin perubahan, dan akuntabel.

Penghargaan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi predikat BB dengan poin 76,34 juga diberikan oleh Kemenpan RB pada April 2021.

Penghargaan Green Leadership Nirwasita Tantra 2020 Peringkat I kategori Pemerintah Daerah Kabupaten Kecil diberikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) pada Juni 2021.

Kemudian, pada bulan yang sama, Kabupaten Sleman meraih penghargaan Top 15 Replikasi Inovasi Pelayanan Publik 2021 dengan inovasi Gerakan Totalitas Suka Membaca ‘Gatotkaca’ dari SD Negeri Kaliduren dari Kemenpan RB.

Selain itu, Kabupaten Sleman masuk jajaran 10 besar tingkat nasional pada ajang Penyelenggaraan Kearsipan 2020 yang diselenggarakan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Kabupaten Sleman memperoleh nilai 94,56 atau Sangat Memuaskan (AA).

Ada juga penghargaan nominator Pelaksana Terbaik PHBS di Rumah Tangga Tingkat Nasional Kategori Kabupaten Momentum Kesatuan Gerak PKK Bangga Kencana Kesehatan Periode 2020-2021 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang diberikan pada bulan yang sama.

Anugerah KPAI 2021 dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) juga pernah diraih Pemkab Sleman pada Juli 2021.

Kabupaten Sleman juga pernah mendapatkan penghargaan Kabupaten/Kota Layak Anak 2021 tingkat “Nindya” yang diberikan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) pada bulan yang sama.

Hardo menggarisbawahi, peringatan hari jadi ke-106 Kabupaten Sleman ini turut menjadi momen untuk introspeksi agar kinerja setiap sektor pemerintahan bisa maksimal.

"Banyak prestasi yang kita raih menunjukkan kinerja yang bagus dari rekan-rekan ASN. Namun demikian, tidak cukup sampai di situ karena masih banyak hal bisa kita tingkatkan," lanjutnya.

Peningkatan yang dilakukan tidak hanya pada layanan publik, tetapi juga termasuk infrastruktur jalan di Kabupaten Sleman yang kini sedang menjadi sorotan warga.

"Ini memang menjadi tugas kami untuk sosialisasi masyarakat karena masih banyak dari mereka yang belum memahami, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman tidak berwenang di segala ruas jalan. Problemnya adalah bagaimana meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait ,” jelasnya.

Hardo mengatakan, ada jalan yang merupakan kewenangan pusat, provinsi, kabupaten dan kelurahan.

Menurutnya, koordinasi perlu dilakukan untuk memetakan tanggung jawab dan pekerjaan yang harus dilakukan agar keluhan masyarakat bisa teratasi.

“Sesuai dengan pesan Ngarsa Dalem (Sri Sultan Hamengkubuwono X), kami harus intropeksi kemampuan dan progresnya. Kami akan terus memperbaiki bagaimana kualitas layanan kami, sehingga tidak ada masyarakat mengeluh tentang layanan,” kata Hardo.

Berharap ekonomi membaik

Banyak pihak juga berharap agar Kabupaten Sleman tetap bisa menjadi rumah bersama bagi warganya. Sementara itu, Pemkab Sleman juga mengharapkan peningkatan ekonomi daerah.

“Saya harap, kondisi ekonomi membaik, sehingga keuangan kami bisa kembali ke jalur yang benar. Beberapa tahun lalu, Pendapatan Asli Daerah (PAD) kami mencapai Rp 1 triliun. Namun, karena pandemi ini, jadi menurun,” kata Hardo.

Dengan begitu, tahun ini bisa menjadi waktu bagi Pemkab Sleman untuk bangkit dari sisi perekonomian demi kesejahteraan masyarakat.

Hardo juga bersyukur, Pemkab Sleman dibimbing langsung oleh tim Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) agar pihaknya bisa meningkatkan realisasi pendapatan asli daerah (PAD).

Senada dengan Hardo, Panewu (Camat) Depok Wawan Widianto berharap pembangunan Kabupaten Sleman di masa depan tidak hanya berkutat pada pembangunan fisik saja.

“Ini adalah waktu yang tepat untuk membangun hal-hal nonfisik yang ada di Kabupaten Sleman,” katanya.

Menurutnya salah satu penyakit pertumbuhan ekonomi yang tinggi ialah ketidakmerataan pembangunan.

"Dan itu (ketidakmerataan pembangunan) kami akui. Meski di Depok ini ekonomi tinggi, tidak menutup mata masih ada warga marginal, kepala keluarga perempuan, lansia terlantar, anak yatim, difabel, dan wanita rentan sosial ekonomi," ujarnya.

"Saya harapkan Kabupaten Sleman menaruh harapan yang besar untuk membebaskan mereka dari beban biaya hidup sehari-hari. Saya kira kami mampu," tandasnya.

Dimeriahkan oleh kirab

Untuk merayakan hari jadi Kabupaten Sleman ke-106, sejumlah agenda diselenggarakan pada Minggu. Rangkaian acara dimulai dengan prosesi Kirab Bedhol Projo di Pendopo Agung Royal Ambarrukmo.

Acara tersebut diikuti oleh Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat Sekretariat Daerah Sleman Aji Wulantoro yang didapuk menjadi Ketua Umum Peringatan Hari Jadi ke-106 Kabupaten Sleman, Panewu Depok Wawan Widianto, dan Sekda Kabupaten Sleman Hardo Kiswoyo.

Selain itu, hadir pula Lurah Caturtunggal, Lurah Maguwoharjo, Lurah Condongcatur, dan manajemen Royal Ambarrukmo. Para abdi dalem dan satu peleton bregada keprajuritan Keraton Yogyakarta juga turut mendukung acara kirab tersebut.

Kirab dilaksanakan secara sederhana mengingat Kabupaten Sleman saat ini masih menjalankan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 2.

Menurut Wawan, acara Kirab Bedhol Projo ini menandai perpindahan pusat pemerintahan Sleman yang pada saat itu dipimpin oleh Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Murdodiningrat.

Sebagai informasi, pusat pemerintahan Sleman dipindahkan dari kawasan Pendopo Ambarrukmo yang berada di Kecamatan Depok ke Beran, Tridadi pada 4 Juli 1964.

"Depok kebetulan kan salah satu wilayah yang dulu pernah digunakan sebagai pusat pemerintahan kabupaten Sleman yaitu di pendopo Ambarrukmo milik Keraton Yogyakarta," ujar Wawan.

Agenda Kirab Bedhol Projo dibuka dengan doa bersama, kenduri, potong tumpeng, dan kembul bujono atau pesta yang disertai makan bersama-sama.

Kemudian, acara dilanjutkan dengan penyerahan kendogo punjering Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman dari Wawan kepada Peringatan Hari Jadi ke-106 Kabupaten Sleman.

Kendogo punjering itu kemudian dibawa ke Pusat Pemerintahan Kabupaten Sleman yang saat ini berlokasi di Beran, Tridadi.

Rangkaian acara kemudian dilanjutkan dengan pengambilan pusaka Tombak Kyai Turun Sih yang diberikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X pada 1999 sebagai hadiah peringatan hari jadi Kabupaten Sleman ke-83.

Tombak tersebut merupakan simbol rezeki dan kemakmuran masyarakat Sleman, yang merupakan penyangga pangan dan lumbung beras utama bagi DI Yogyakarta.

Prosesi pengambilan pusaka, lambang daerah, dan dwaja dilaksanakan di Pendopo Parasamya Sleman yang merupakan kantor Bupati dan Wakil Bupati Sleman serta jajaran stafnya.

Tombak Kyai Turun Sih dibawa oleh abdi dalem Keraton Yogyakarta dari kantor Bupati Sleman untuk diserahkan kepada Sekda Kabupaten Sleman.

Kemudian, pusaka tersebut juga diberikan kepada Aji untuk dikirab oleh pasukan bregada dan diiringi para abdi dalem. Tujuan akhir kirab adalah tempat pelaksanaan puncak perayaan hari jadi Kabupaten Sleman, yakni Lapangan Pemkab Sleman.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com