Advertorial

Buka Kantor di Dubai, BSI Melakukan Ekspansi di Kancah Global

Kompas.com - 16/05/2022, 23:47 WIB

KOMPAS.com – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mulai menancapkan bisnis dan penetrasi layanan di TimurTengah seiring kerja sama yang dilakukan dengan konglomerasi dan startup internasional di Dubai, Uni Emirat Arab.

Adapun ekspansi tersebut ditandai dengan penandatanganan kerja sama dengan Lulu Hypermart Indonesia sebagai jaringan Lulu Hypermart Global dan juga perusahaan financial technology Berrypay.

Penandatanganan dilakukan pada Jumat (13/5/2022) bersamaan dengan grand launching kantor perwakilan BSI di Dubai.

“Langkah ini menjadi tonggak bersejarah, langkah awal ekspansi BSI di pasar internasional,” ujar Direktur Utama BSI Hery Gunardi dalam rilis yang diterima Kompas.com, Senin (16/5/2022).

Menurut Hery, ekspansi jaringan dan bisnis yang dilakukan itu memungkinkan pihaknya untuk mengelola peluang bisnis yang ada di luar negeri, baik untuk Indonesian related business atau corporations, maupun dari individu atau warga negara Indonesia.

Di samping itu, hal ini sesuai dengan visi BSI untuk menjadi Top 10 Global Islamic Bank

“Kami siap melayani nasabah dan mengoptimalkan potensi bisnis di kawasan tersebut,” tambahnya.

Hery menambahkan, keberadaan jaringan bisnis di luar negeri memungkinkan BSI untuk berinteraksi langsung dengan komponen pneting industri perbankan global, yakni pemain utama perbankan dunia, regulator perbankan dari sejumlah negara, dan juga global business-best-practice perbankan syariah.

“Ini akan membentuk global-expertise dan global-capabilities bagi BSI,” sambungnya.

Selain itu, dengan berekspansi, Hery berharap BSI semakin dekat dengan investor global sehingga perusahaan dapat berkontribusi lebih dalam mendukung program-program pemerintah Republik Indonesia, baik dalam pendanaan proyek-proyek infrastruktur dan pembangunan melalui penerbitan Sukuk Global maupun dukungan bagi pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) nasional.

Sebagai informasi, BSI membuka Kantor Perwakilannya di Dubai International Financial Centre (DIFC) sebagai kehadiran global pertama BSI berdasarkan Surat Pendirian dari DIFC pada 4 November 2021 dan Persetujuan Akhir Izin Kantor Perwakilan dari DFSA pada 28 Januari 2022.

DIFC merupakan hub financial dan pusat sukuk global yang berada di jantung Dubai.

“Dari Dubai, kami tentu berharap bahwa kehadiran BSI secara global akan semakin banyak di sejumlah pusat-pusat keuangan dunia lainnya, seperti London, New York, Tokyo, Singapura, dan juga Arab Saudi. Kami bersyukur dan bangga bahwa BSI dapat turut mengibarkan Sang Merah Putih di dunia internasional,” katanya optimistis.

Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo atau biasa disapa Tiko memberikan tanggapan bahwa pihaknya mengapresiasi BSI karena berhasil menjadi bank pertama Indonesia yang membuka jaringan bisnis di negara Arab yang tergabung dalam Gulf Cooperation Council (GCC) dan.

Terlebih, saat ini BSI telah memulai bisnis dan layanannya melalui kerja sama dengan korporasi-korporasi global.

Menurut Tiko, sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, Indonesia sudah sepantasnya memiliki representative office bank syariah di kawasan Timur Tengah.

Langkah tersebut menurutnya dapat menjadi katalisator utama bagi Indonesia untuk menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia.

“Ini merupakan momentum strategis karena kehadiran BSI di Dubai menjadi pintu masuk atau hub yang menghubungan perbankan dan keuangan Indonesia dengan pusat-pusat keuangan syariah dunia,”ujar Tiko.

Adapun langkah penting tersebut, lanjut Tiko, dapat mempererat hubungan Indonesia dengan Uni Emirat Arab sebagai salah satu pusat investasi global. Apalagi, Dubai adalah pusat keuangan syariah global dengan produk sukuknya.

Tiko pun berharap BSI mampu mengoptimalkan potensi bisnis di Dubai dan menjadi jembatan penghubung antara Indonesia dengan investor global untuk menginvestasikan dana mereka pada proyek-proyek pemerintah seperti Ibukota Negara Baru (IKN), proyek strategis BUMN, dan proyek infrastruktur, serta industri keuangan yang berkelanjutan di Tanah Air.

Duta Besar RI untuk Persatuan Emirat Arab (PEA), Husin Bagis, ikut memberi apresiasi atas ekspansi BSI di Timur Tengah sebagai babak baru dunia perbankan syariah Indonesia.

Dia menegaskan bahwa kehadiran BSI di DIFC Dubai merupakan langkah tepat bagi BSI untuk go global karena Dubai telah menjadi hub sektor keuangan dunia.

"Kami berharap, kehadiran BSI semakin memperkuat kerja sama bilateral kedua negara, khususnya di lanskap sektor keuangan," ujarnya.

Menurut Husin, Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, sudah selayaknya memiliki performa keuangan syariah yang kuat.

“Untuk itu, kami berharap Kantor Perwakilan BSI di Dubai ini dapat memperluas kerja sama dengan entitas di PEA, dan bahkan dengan mitra lebih luas di wilayah Timur Tengah ke depannya” tambah Husin.

Mengulik potensi Timur Tengah

Untuk diketahui, kawasan Timur Tengah menawarkan potensi bisnis yang sangat besar.

Pertama, haji dan umrah. Saat ini, Indonesia adalah penyumbang jemaah haji terbesar yang mencapai 221.000 jemaah per tahun sebelum pandemi Covid-19. Jumlah ini menghasilkan nilai uang sekitar Rp 15,4 triliun.

Kedua dari sisi perdagangan, kawasan GCC memiliki volume yang signifikan. Khususnya dengan dua negara ekonomi terbesar di GCC yakni Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, yaitu mencapai 6,87 miliar dollar AS per tahun atau setara Rp 96 triliun. Data ini adalah yang tercatat pada 2020.

Ketiga dari segi diaspora Indonesia, terdapat 1 juta warga negara Indonesia yang tinggal dan bekerja di kawasan Timur Tengah.

Mengutip data Bank Indonesia pada 2019, di Arab Saudi terdapat 961.000 orang Indonesia atau terbanyak di Kawasan Timur Tengah. Kemudian, disusul oleh Uni Emirat Arab sebanyak 45.000.

Keempat, Dubai adalah basis investor. Pemerintah Indonesia menerbitkan semua Global Sovereign Sukuk di Nasdaq Dubai.

Bahkan, sekitar 30 persen investor Global Sukuk tersebut berasal dari kawasan Timur Tengah.

Kelima adalah investment climate. Negara-negara di kawasan Timur Tengah saat ini sedang menggalakan proyek pembangunan dengan visi beyond oil development.

Selain potensi bisnis tersebut, DIFC merupakan financial center yang mature, ramah terhadap investasi serta memiliki kerangka hukum dan regulasi berstandar internasional.

DIFC merupakan pusat keuangan terkemuka di Timur Tengah, Afrika, dan Wilayah Asia Selatan (MEASA) dengan cakupan total 72 negara yang kurang lebih memiliki total populasi 3 miliar penduduk dengan nominal PDB 7,7 triliun dollar AS.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com