Advertorial

Suhu Panas Landa Indonesia, Berikut 4 Rekomendasi Kipas Angin untuk Sejukkan Udara

Kompas.com - 24/05/2022, 16:47 WIB

KOMPAS.com – Suhu panas terasa di sejumlah wilayah di Indonesia sejak beberapa waktu terakhir. Peneliti Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang memperkirakan bahwa kondisi tersebut akan terjadi hingga pertengahan Juni 2022.

Oleh sebab itu, masyarakat diimbau untuk selalu menjaga stamina dan kecukupan cairan tubuh, terutama bagi warga yang beraktivitas di luar ruangan pada siang hari.

Selain itu, saat cuaca panas, sebagian orang juga dapat menggunakan pendingin ruangan atau airconditioner (AC).

Namun, penggunaan AC dapat membuat tagihan listrik membengkak. Sebab, AC umumnya membutuhkan daya listrik tinggi.

Selain itu, AC juga perlu dirawat secara intensif agar lebih awet. Kemudian, harga AC juga lebih mahal jika dibandingkan penyejuk ruangan lain. 

Sebagai pengganti, Anda bisa menggunakan kipas angin yang dinilai lebih hemat karena tidak memerlukan daya listrik yang besar. Harganya pun relatif terjangkau.

Saat ini, kipas angin tersedia dalam berbagai jenis. Namun, agar bisa mendapatkan manfaat kipas angin secara maksimal, pastikan Anda memahami empat jenis kipas angin berikut.

  1. Kipas angin jendela atau exhaust fan

Kipas angin jendela dipasang di jendela terbuka untuk menarik udara dingin masuk dan mendorong udara panas keluar.

Agar kipas jendela dapat mendinginkan ruangan secara optimal, suhu luar ruangan harus lebih rendah dibandingkan suhu dalam ruangan.

Kondisi tersebut terjadi pada malam hari atau dini hari. Oleh sebab itu, hindari menyalakan exhaust fan saat siang hari.

Demi menghadirkan udara yang lebih sejuk, Anda juga bisa menggunakan kipas angin jendela lebih dari satu sehingga dapat menciptakan angin silang serta mendorong udara panas dan menarik udara sejuk masuk.

  1. Kipas angin gantung

Kipas angin gantung mengalirkan udara di dalam ruangan dengan mendorongnya ke bawah. Berbeda dengan exhaust fan, kipas angin gantung hanya menghasilkan sedikit embusan angin.

Ketimbang mendinginkan suhu ruangan, kipas angin gantung cenderung memberikan efek angin dingin yang dapat membantu menguapkan keringat dari kulit.

Pada musim panas, pastikan kipas berputar berlawanan arah jarum jam. Hal ini akan mendorong udara mengalir lurus ke bawah dan menciptakan efek angin dingin.

  1. Kipas angin duduk

Kipas angin duduk umumnya diletakkan di lantai. Kipas ini dapat terbuat dari plastik atau kawat yang ringan sehingga mudah dipindahkan.

Dengan ukuran yang relatif besar, kipas angin duduk bisa menghasilkan embusan udara yang lebih kencang sehingga bisa mendinginkan ruangan.

Beberapa model kipas angin duduk bahkan sudah dilengkapi dengan fitur putar 360 derajat. Dengan demikian, embusan angin dapat mengaliri seluruh ruangan secara optimal.

  1. Kipas angin dinding

Kipas angin dinding digunakan dengan menempelkannya di dinding sehingga cenderung hemat tempat.

Kipas jenis itu memiliki embusan angin yang mampu menyebar ke seluruh area ruangan. Biasanya kipas angin dinding digunakan pada bangunan dengan ruangan berukuran lebar, misalnya masjid, dan pertokoan.

Itulah empat jenis kipas angin yang dapat menjadi rekomendasi sebagai penyejuk udara saat cuaca panas seperti saat ini.

Berbagai jenis kipas angin tersebut bisa didapatkan dengan mudah melalui marketplace, seperti Tokopedia. Melalui marketplace tepercaya itu, Anda bisa membeli kipas angin dari beragam merek, termasuk kipas angin Cosmos, dengan kualitas dan harga terbaik.

Yuk, segera cek aplikasi Tokopedia Anda dan temukan berbagai jenis kipas angin sesuai kebutuhan di rumah!

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau