Advertorial

Mas Dhito Beberkan 7 Langkah Strategis Tangani Kasus PMK di Kabupaten Kediri

Kompas.com - 27/05/2022, 13:32 WIB

KOMPAS.com – Jumlah kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Kediri, Jawa Timur (Jatim), terus mengalami peningkatan.

Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana atau akrab disapa Mas Dhito pun langsung mengambil berbagai langkah strategis untuk mengendalikan penyakit yang menyerang hewan ternak itu.

"Kita tau PMK ini penyebarannya begitu cepat. Jadi, kalau tidak segera ditangani dengan serius, dampaknya bisa bertambah luas dan semakin merugikan peternak. Makanya, kami lakukan beberapa langkah untuk mengendalikan PMK di Kabupaten Kediri," ujar Mas Dhito dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (26/5/2022).

Mas Dhito menambahkan, terdapat tujuh langkah strategis yang diambil Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri untuk mengendalikan PMK.

Pertama, membentuk gugus tugas pengendalian untuk memonitor dan menanggulangi PMK pada hewan ternak.

Kedua, pengetatan dan pengawasan lalu lintas serta menutup akses keluar masuk hewan ternak di wilayah terjangkit wabah.

Ketiga, penutupan sementara pasar hewan saat wabah tengah meluas.

Sebagai informasi, penutupan pasar hewan akan mulai diberlakukan pada Minggu (28/5/2022) hingga Jumat (10/6/2022) seiring dengan jumlah kasus PMK yang terus bertambah.

Penutupan diberlakukan baik terhadap pasar yang dikelola Pemkab Kediri maupun yang dikelola desa.

"Selama (penutupan pasar) itu akan dievaluasi. Selain itu, tiga hari sebelum 10 Juni juga akan ada penentuan (penutupan pasar) diperpanjang atau sudah mulai dibuka," jelasnya.

Keempat, melakukan vaksinasi. Kelima, melakukan isolasi. Keenam, melakukan pengobatan secara intensif untuk hewan ternak sakit.

Ketujuh, pemotongan hewan ternak wajib dilakukan di rumah potong hewan (RPH). Langkah itu dilakukan untuk memudahkan pemantauan kondisi hewan yang akan disembelih.

Pengobatan PMK terhadap hewan ternak di Kabupaten Kediri.Dok. Pemkab Kediri Pengobatan PMK terhadap hewan ternak di Kabupaten Kediri.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kediri Tutik Purwaningsih mengatakan, berdasarkan data DKPP Kabupaten Kediri jumlah penambahan kasus PMK mencapai 174 kasus hingga Kamis (26/5/2022).

Kasus tersebut tersebar di beberapa wilayah, seperti di Kecamatan Kandangan, Kepung, Puncu, Kayen Kidul, Ngadiluwih, Kandat, Ngasem, dan Grogol.

Setelah ditelusuri, kasus di Kecamatan Grogol diketahui berasal dari sapi yang diambil dari Kecamatan Ngadiluwih waktu pasaran hewan.

Dari jumlah tersebut, satu kasus hewan ternak telah dinyatakan sembuh setelah mendapatkan pengobatan secara intensif.

"Ini memang semakin memperkuat bahwa di pasar itu potensinya (penyebaran) besar," kata Tutik.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com