Advertorial

UPH Hospitour 2022 Hadirkan Sandiaga Uno, Bahas Potensi Pariwisata Berkelanjutan di Indonesia

Kompas.com - 08/06/2022, 14:18 WIB

TANGERANG, KOMPAS.com – Pandemi Covid-19 mendorong stakeholder pariwisata untuk memikirkan model pengembangan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan. Pasalnya, pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terdampak oleh pandemi.

Selama pandemi pula, sektor pariwisata mengalami pergeseran tren menjadi customize, personalize (personalisasi), localize (lokalisasi), serta smaller in size (skala kecil).

Oleh karena itu, praktik pariwisata berkelanjutan dianggap menjadi solusi bagi kebutuhan pengembangan pariwisata di Indonesia. Apalagi, praktik ini dapat menjawab kebutuhan wisatawan, pelaku industri, lingkungan, serta masyarakat yang menjadi tuan rumah.

Melalui pariwisata berkelanjutan, wisatawan tidak sekadar berlibur. Mereka juga memperhatikan protokol berwisata terkait kesehatan, keamanan, kenyamanan, dan kelestarian alam.

Rektor Universitas Pelita Harapan (UPH) Dr (Hon) Jonathan L Parapak, M Eng Sc mengatakan, dunia industri memasuki era baru setelah pandemi Covid-19, termasuk industri pariwisata dengan mengusung sustainable tourism.

Sebelumnya, industri pariwisata di Indonesia berpusat ke Bali. Kini, dengan mengusung pariwisata berkelanjutan, seluruh wilayah Indonesia berpotensi untuk menjadi tujuan wisata.

“Pasalnya, setiap daerah yang memiliki potensi wisata dapat mengembangkan diri sesuai keunikan atau karakteristik wilayah tersebut,” tutur Jonathan saat memberi sambutan pada acara UPH Hospitour 2022 yang bertajuk “Reinforcing Economic Sustainability by Empowering Local Tourism (RESET)” di Grand Chapel UPH, Lippo Karawaci, Kota Tangerang, Banten, Selasa (7/6/2022).

Jonathan melanjutkan, masing-masing pihak tak dapat bekerja sendiri ketika menjalankan pariwisata berkelanjutan. Oleh karena itu, pemerintah, pelaku industri pariwisata, universitas, serta akademisi harus berkolaborasi untuk mengembangkan potensi pariwisata berkelanjutan di Indonesia.

“Sebagai institusi yang menyelenggarakan pendidikan pariwisata, UPH senantiasa mempersiapkan insan pariwisata terbaik untuk mendukung pertumbuhan industri pariwisata berkelanjutan di Indonesia,” ujar Jonathan.

Kebangkitan pariwisata Indonesia

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno yang hadir pada UPH Hospitour 2022 menjelaskan, sustainable tourism harus menjadi fokus utama pengembangan pariwisata Indonesia. Sebab, praktik ini dapat memberikan dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan pada saat ini dan masa depan.

Ia mencontohkan, wisatawan asal Australia yang menjadi wisatawan mancanegara nomor satu di Indonesia sudah tidak ragu lagi untuk berwisata ke Bali. Bahkan, mereka juga tak sungkan untuk berkunjung ke destinasi wisata baru lain.

“Hal tersebut dapat menjadi awal kebangkitan industri pariwisata dan ekonomi kreatif karena dapat membuka peluang kerja baru,” papar Sandiaga.

Pemerintah sendiri telah melakukan serangkaian pembenahan industri pariwisata secara pentaheliks di tengah pandemi Covid-19. Hasilnya, peringkat Indonesia pada Indeks Travel and Tourism Development Index (TTDI) 2021 yang diterbitkan oleh Forum Ekonomi Dunia pada Mei 2022 mengalami peningkatan. Indonesia kini berada di ranking ke-32 dari total 117 negara, naik 12 peringkat dari capaian pada 2019.

“Pembenahan tersebut dilakukan pemerintah bersama akademisi, dunia pendidikan, regulasi, wirausaha, komunitas, serta masyarakat,” ujarnya.

Sandiaga menilai, mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Pariwisata UPH berpeluang besar membantu meningkatkan kebangkitan pariwisata di Indonesia.

Pasalnya, lulusan Fakultas Pariwisata UPH sudah banyak terjun di industri pariwisata. Mereka pun dapat menciptakan lapangan kerja sesuai pengajaran yang didapat di Fakultas Pariwisata.

Oleh karena itu, Sandiaga berharap, perguruan tinggi dapat mencetak lulusan pariwisata yang sudah dibekali kemampuan dan keterampilan yang lengkap seperti UPH.

“Ke depan, mereka akan membantu sekaligus membangkitkan industri pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia,” ujarnya.

Dukung implementasi pariwisata berkelanjutan

Pada kesempatan sama, Executive Director Yayasan Pendidikan Pelita Harapan (YPPH) Stephanie Riady menyatakan bahwa pihaknya mendukung implementasi pariwisata berkelanjutan. Dukungan tersebut diwujudkan melalui kurikulum yang menjunjung sustainability di tiap jenjang pendidikan.

Sejak pendidikan usia dini, lanjut Stephanie, YPPH sudah memberikan edukasi kepada siswa mengenai isu lingkungan, keberlanjutan, serta Sustainable Development Goals (SDG). Materi pendidikan disesuaikan dengan kondisi, karakteristik, serta lokalitas dari Sekolah Lentera Harapan (SLH) berada.

Contohnya di SLH Labuan Bajo, YPPH menitikberatkan kurikulum pada keberlanjutan pariwisata untuk isu kelautan. Pasalnya, masyarakat di sana menggantungkan hidup mereka pada sektor pariwisata kelautan.

Sandiaga Uno bersama Rektor UPH Dr. (Hon) Jonathan L Parapak, Dekan Fakultas Pariwisata UPH Profesor Diena Mutiara Lemy, serta Executive Director Yayasan Pendidikan Pelita Harapan (YPPH) Stephanie Riady saat melakukan konferensi pers. Yogarta Awawa Prabaning Arka/Kompas.com Sandiaga Uno bersama Rektor UPH Dr. (Hon) Jonathan L Parapak, Dekan Fakultas Pariwisata UPH Profesor Diena Mutiara Lemy, serta Executive Director Yayasan Pendidikan Pelita Harapan (YPPH) Stephanie Riady saat melakukan konferensi pers.

“Mengenai cara pengajaran, kami tidak memberitahu anak-anak secara langsung mengenai masalah lingkungan. Kami melatih mereka untuk berpikir kritis supaya dapat mengidentifikasi masalah lingkungan secara mandiri sekaligus mencari solusinya,” kata Stephanie.

Untuk tingkat universitas, lanjut Stephanie, UPH membekali mahasiswa melalui ilmu dan praktik pariwisata yang memperhatikan keberlanjutan lingkungan.

Salah satunya mengimplementasikan praktik dari model gastronomi yang ramah lingkungan. Praktik gastronomi ini juga memanfaatkan serta memaksimalkan khazanah dan bahan baku lokal.

Oleh karena itu, UPH berupaya memperbanyak laboratorium gastronomi yang berfokus pada masakan Indonesia.

“Dengan demikian, mahasiswa UPH dapat menguasai sumber makanan serta cara memasak makanan Indonesia yang tepat, bergizi, serta dapat memberi nilai tambah untuk industri pariwisata Indonesia,” tuturnya.

Sebagai informasi, UPH Hospitour 2022 diadakan oleh Fakultas Pariwisata UPH. Acara ini digelar untuk mengembangkan potensi pariwisata berkelanjutan di Indonesia.

Rangkaian acara UPH Hospitour 2022 terdiri atas talk show, kompetisi, seminar, workshop, serta guest lecture. Selain Menparekraf dan Executive Director YPPH, acara ini juga dihadiri oleh Chief Executive Officer(CEO) Travacello Jonathan Thamrin, serta Founder Wahyoo Peter Shearer. Para narasumber membahas tema RESET sesuai kapasitasnya masing-masing.

Dekan Fakultas Pariwisata UPH Profesor Diena Mutiara Lemy mengatakan, UPH Hospitour 2022 terasa spesial karena dapat digelar secara offline setelah pandemi Covid-19.

Ia menjelaskan, Hospitour merupakan acara tahunan sekaligus ajang ujian yang terintegrasi bagi mahasiswa Fakultas Pariwisata UPH.

Setelah mendapatkan pendidikan pariwisata, mahasiswa UPH ditantang untuk menyelenggarakan event pariwisata berskala besar. Selanjutnya, event tersebut menjadi acuan bagi tim dosen untuk memberikan penilaian.

Selain itu, Hospitour juga menjadi ajang kompetisi dan bertemu bagi mahasiswa dari kampus pariwisata lain serta siswa sekolah menengah atas (SMA).

“Hospitour dapat menjadi ajang sekaligus tempat bersilaturahmi stakeholders pariwisata,” kata Diena.

Untuk diketahui, Fakultas Pariwisata UPH terus berupaya memperlengkapi mahasiswa dan lulusannya untuk turut andil dalam pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan. Hal ini dilakukan melalui kurikulum yang holistis, fasilitas terbaik, serta program-program yang inovatif.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai Fakultas Pariwisata UPH, Anda dapat menghubungi Student Consultants di 0811-1709-901 atau daftar di sini.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com