Advertorial

Kemenkominfo Berikan Hak Labuh Satelit Starlink kepada Telkomsat

Kompas.com - 13/06/2022, 19:50 WIB

KOMPAS.com – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memberikan hak labuh satelit khusus nongeostasioner (NGSO) Space Exploration Technologies Corp (Starlink) kepada PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat).

Hak labuh tersebut hanya berlaku untuk layanan backhaul dalam penyelenggaraan jaringan tetap tertutup Telkomsat, bukan untuk layanan retail pelanggan akses internet secara langsung oleh Starlink.

Untuk diketahui, backhaul merupakan teknologi yang memfasilitasi perpindahan data antarinfrastruktur telekomunikasi.

Dengan teknologi tersebut, penyediaan layanan broadband internet, terutama seluler four-generation technology (4G) di daerah rural yang belum tersambung dengan kabel serat optik dapat dioptimalkan.

Layanan satelit Starlink sendiri akan mulai beroperasi setelah Telkomsat merampungkan pembangunan Gateway Station Terestrial Component untuk menerima layanan kapasitas serta pengurusan Izin Stasiun Radio (ISR) Satelit Starlink.

Sebagai pemegang eksklusif hak labuh satelit Starlink, Telkomsat berhak mendapatkan layanan backhaul satelit. Meski demikian, operasional pemanfaatan layanan Starlink oleh Telkomsat wajib mengikuti regulasi yang berlaku, termasuk pemenuhan kewajiban hak labuh.

Berdasarkan rilis yang diterima Kompas.com, Senin (13/6/2022), dijelaskan bahwa Izin hak labuh juga akan dievaluasi setiap tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan hasil evaluasi yang sesuai dengan ketentuan perundangan-undangan yang berlaku.

Sebagai informasi, akses satelit tersebut juga merupakan buah dari hubungan perdagangan bilateral di sektor telekomunikasi dan digital antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) yang berkembang pesat.

Selain hak labuh Starlink, kerja sama tersebut juga mencakup rencana kepemilikan tiga satelit generasi terbaru untuk Indonesia, yakni 150 GB Very High Throughput Satellite (VHTS) yang bernama SATRIA (Ka-band), 80 GB Very High Throughput Satellite (VHTS) sebagai Hot Backup Satellite (Ka-band), dan 2 GB High Throughput Satellite (HTS) yang dimiliki Telkomsat (C and Ku-band).

Rencananya, ketiga satelit tersebut akan diluncurkan dengan menggunakan roket peluncur SpaceX-Falcon 9, jenis satelit yang mengorbit di orbit geostasioner.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com