Advertorial

Didorong Bupati Kediri, Permukiman Baru Warga Terdampak Bandara Segera Teraliri Listrik

Kompas.com - 14/06/2022, 10:39 WIB

KOMPAS.com - Gerak cepat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri dalam menangani persoalan jaringan listrik di permukiman baru warga terdampak proyek bandara membuahkan hasil.

Setelah dua tahun tak teraliri listrik, 18 kepala keluarga yang kini tinggal di Dusun Ngalokan, Desa Cerme, Kecamatan Grogol, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, bakal segera mendapatkan aliran listrik.

Agar bisa mendapatkan aliran listrik, warga setempat harus mengandalkan tenaga genset dan baterai. Kondisi ini berlangsung lama sehingga menjadi keluhan warga.

Seorang warga setempat, Putri Dwi Ratnasari, mengadukan kondisi listrik di permukiman baru kepada Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana melalui aplikasi Halo Mas Bup. Keluhan tersebut juga ia sampaikan melalui media sosial.

"Hampir dua tahun tidak ada penerangan. Saya masih pelajar, jadi kesulitan saat mengerjakan tugas. Kasihan, banyak anak kecil juga di sini," tutur Putri seperti dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (14/6/2022).

Ia pun melanjutkan, warga setempat sudah berusaha untuk mendapatkan jaringan listrik. Warga juga sudah mengajukannya ke Perusahaan Listrik Negara (PLN), tapi belum membuahkan hasil. Putri berharap, jaringan listrik PLN bisa segera masuk ke permukiman mereka.

Tiang listrik masuk ke permukiman warga terdampak bandara, Dusun Ngalokan, Desa Cerme, Kecamatan Grogol, Kabupaten Kediri, Jawa Timur (Dok. Pemkab Kediri).

Aduan tersebut pun direspons oleh Mas Dhito, panggilan akrab Bupati Kediri. Ia langsung memerintahkan Sekretaris Daerah (Setda) Kabupaten Kediri Bidang Perekonomian Dyah Saktiana untuk menindaklanjuti aduan.

Mas Dhito juga ikut mendorong PLN agar melakukan percepatan pemasangan jaringan listrik ke permukiman baru tersebut.

Dyah mengatakan, sesuai arahan Mas Dhito, pihaknya pun berkoordinasi dengan pihak PLN wilayah Kabupaten Kediri, provinsi, dan pusat. Hasil koordinasi dengan PLN pun sudah disosialisasikan ke warga permukiman baru.

"Kami sudah dua kali melakukan sosialisasi. Saat ini, tiang listrik sudah masuk ke permukiman untuk dilakukan pemasangan jaringan," katanya.

Sebelum ditindaklanjuti oleh Pemkab Kediri, warga di permukiman baru tersebut dimintai sejumlah biaya sebagai bentuk investasi agar dapat memproses pembangunan jaringan listrik. Masyarakat pun menyanggupinya agar aliran listrik dapat segera dipasang.

Setelah Pemkab Kediri dan PLN berkoordinasi, Dyah mengatakan bahwa masyarakat tidak perlu dibebani biaya atas penambahan jaringan listrik ke permukiman itu.

"Gratis karena pengaliran listrik tersebut termasuk dalam program listrik desa," ujar Dyah.

Dyah berharap, pembangunan jaringan listrik dapat selesai dalam waktu dekat. Dengan demikian, warga di permukiman baru tersebut bisa beraktivitas secara normal.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau