Advertorial

Gelar Wisuda Bertajuk “Go Beyond” 2022, UPH Cetak Rekor MURI

Kompas.com - 15/06/2022, 20:53 WIB

KOMPAS.com – Kemajuan dunia yang dinamis menuntut setiap individu untuk giat mengembangkan diri. Ini perlu dilakukan agar menjadi sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan transformatif.

Sebagai institusi pendidikan, Universitas Pelita Harapan (UPH) merespons hal tersebut dengan berkomitmen memberikan pendidikan berkualitas tinggi. Upaya ini dilakukan untuk melahirkan lulusan profesional yang kompeten di bidangnya.

Komitmen tersebut juga mendasari UPH dalam mengusung “Go Beyond” sebagai tajuk acara wisuda tahun akademik 2021/2022.

Adapun gelaran tersebut melantik 1.802 wisudawan dari program doktor, magister, sarjana, sarjana terapan, dan diploma III. Acara ini diselenggarakan secara tatap muka (onsite) dengan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) di UPH Kampus Lippo Village mulai Rabu (15/6/2022) hingga Jumat (17/6/2022).

Pada acara tersebut, UPH turut mengumumkan lulusan peraih indeks prestasi kumulatif (IPK) tertinggi pada tiap strata. Mereka adalah Fiona Angka dari Strata I, Nur Wahyuni Sulistiowati dari Strata II, dan Hadi Poernomo dari Strata III.

Rektor UPH Jonathan Parapak yang melantik para wisudawan berpesan kepada para lulusan untuk membawa perubahan bagi bangsa dengan mengemban visi UPH, yakni pengetahuan sejati, iman kepada Tuhan Yang Mahakuasa, dan karakter mulia.

“Kami yakin, bangsa ini membutuhkan profesional-profesional muda berintegritas tinggi. Anda sudah dipersiapkan untuk mengabdikan ilmu yang telah didapatkan sehingga menjadi berkat bagi bangsa Indonesia,” ujar Jonathan dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu.

Pada kesempatan tersebut, hadir pula Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah III Paristiyanti Nurwardani. Ia berpesan kepada wisudawan untuk menjadi SDM unggul yang adaptif dan fleksibel dalam menghadapi tantangan baru di luar kampus.

Raih rekor MURI

Menariknya, gelaran wisuda UPH pada 2022 berhasil mendapatkan piagam penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai “Penyelenggara Dua Kali Uji Publik Disertasi diikuti 1.500 Peserta sebelum Sidang Terbuka”. Adapun disertasi dua kali uji itu dilakukan oleh Hadi Poernomo.

Ketua Umum MURI Jaya Suprana yang turut hadir dalam acara tersebut mengatakan, peristiwa itu juga merupakan sebuah kebanggaan bagi MURI. Sebab, rekor yang diperoleh merupakan rekor tingkat dunia.

“(Momen ini) dahsyat sekali. Belum ada (universitas) yang pernah menyelenggarakan disertasi dua kali uji publik sebelum sidang ujian terbuka yang dihadiri 1.500 peserta,” ujar Jaya.

Ia melanjutkan, pemecahan rekor tersebut merupakan salah satu peristiwa akademis yang layak untuk dihormati dan dikenang.

“Peristiwa ini membuktikan sifat dunia akademis yang tidak lagi tertutup, tetapi membuka dirinya untuk merdeka. Sama seperti program pemerintah, yaitu merdeka belajar,” kata Jaya.

Sementara itu, Hadi Poernomo menyampaikan syukur atas penghargaan MURI yang didapat. Ia pun bertekad untuk terus menguji disertasinya. Sebab, ia yakin penemuannya bisa memecahkan masalah yang sedang timbul saat ini, yakni tindak pencegahan korupsi dan permasalahan utang negara.

Melalui wisuda tersebut, UPH berharap, para lulusan dapat terus melakukan inovasi dan bergerak maju menjadi pemimpin bangsa yang transformasional serta siap menghadapi tantangan di masa depan.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau