KOMPAS.com - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat nilai investasi penanaman modal asing (PMA) di Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri), mencapai 232 juta dollar Amerika Serikat (AS) pada triwulan I 2022.
Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 35,7 persen ketimbang triwulan I 2021 yang berjumlah 171 juta dollar AS.
Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (BP) Batam Muhammad Rudi menjelaskan, sektor industri kimia dan farmasi memberikan kontribusi terbesar pada PMA Kota Batam periode 2022. Sektor ini berkontribusi sebesar 136.499 dollar AS atau 63 persen dari total nilai investasi berdasarkan sektor investasi.
Capaian dari sektor tersebut tak terlepas dari upaya BP Batam dalam mempersiapkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Internasional Sehat (KIS) di wilayah Sekupang.
Rudi menjelaskan, KEK KIS nantinya berpusat di Rumah Sakit BP Batam-Sekupang dan area sekitarnya. Rumah sakit ini diharapkan dapat menjadi pilihan bagi masyarakat Indonesia.
"RSBP dapat memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat. Jadi, masyarakat tidak perlu berobat ke luar negeri. Ke depan, kami akan melakukan peningkatan mutu, inovasi, serta perbaikan sumber daya manusia (SDM) dan peralatan kesehatan yang semakin modern," Ujar Rudi dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (20/6/2022).
Berbanding terbalik dengan PMA, pertumbuhan investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) triwulan I 2022 di Batam justru mengalami penurunan. Meski demikian, Rudi optimistis bahwa kenaikan PMA yang signifikan dapat menambah amunisi sekaligus menjadi sinyal positif untuk kebangkitan ekonomi Batam.
Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam Ariastuty Sirait menjelaskan secara lebih rinci bahwa sumbangan sektor industri kimia dan farmasi terhadap PMA 2022 terjadi berkat disepakatinya 12 proyek.
Sementara, bidang industri mesin, elektronik, instrumen kedokteran, peralatan listrik, presisi, optik, serta jam menyumbang 62 proyek dengan nilai investasi 50.302 dollar AS.
Lalu, investasi di sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya menghasilkan 50 proyek dengan nilai 10.640 dollar AS.
Kemudian, investasi bidang perdagangan dan reparasi menghasilkan 53 proyek dengan nilai investasi 9.850 dollar AS. Sementara, bidang perumahan, kawasan industri, dan perkantoran sebanyak 23 proyek dengan nilai investasi sebesar 9.150 dollar AS.
“Nilai realisasi investasi yang positif tersebut didukung dengan geliat pembangunan masif oleh Kepala BP Batam. Penataan dan pembangunan infrastruktur yang terus dilakukan BP Batam turut menambah kenyamanan serta kemudahan bagi investor dan masyarakat Batam,” ujar Ariastuty.
Harmonisasi jadi kunci
Muhammad Rudi yang juga merupakan Wali Kota Batam menyebut, pihaknya melakukan harmonisasi koordinasi manajerial antara BP Batam dan Pemerintah Kota (Pemkot) Batam. Hasilnya, kedua instansi ini semakin padu sehingga pembangunan menjadi lebih merata.
Terlebih, saat pandemi Covid-19, geliat ekonomi di Batam justru bertumbuh. Sepanjang 2021, pertumbuhan ekonomi Batam mencapai 4,75 persen dan menjadi yang tertinggi di Kepri.
Angka tersebut mengalahkan pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya di angka 3,69 persen dan Provinsi Kepri sebesar 3,43 persen.
“Nilai ekspor Batam pada April 2022 mencapai 1,266 miliar dollar AS. Angka ini naik 5,86 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya,” ujar Rudi.
Rudi mengatakan, capaian yang diraih Batam saat ini tidak lantas membuat dirinya puas. Sebagai penggerak roda perekonomian di Kepri, Batam harus terus berinovasi dan berimprovisasi guna memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi investor serta masyarakat.
Ia pun berharap, peningkatan dan pengembangan infrastruktur di Batam dapat terus berjalan. Seiring dengan program percepatan pembangunan ekonomi nasional yang dilakukan pemerintah dan penurunan kasus Covid-19, investasi di Batam akan semakin meluas.
“Tujuan dari semua itu adalah kesejahteraan masyarakat. Hal ini bisa tercapai karena lapangan kerja terbuka," paparnya.