Advertorial

Bintan International Circuit Dipersiapkan Jadi Sirkuit Hijau Pertama di Indonesia

Kompas.com - 21/06/2022, 13:27 WIB

KOMPAS.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Riau (Kepri) serius mempersiapkan proyek pembangunan Bintan Internasional Circuit untuk gelaran balap mobil Formula 1 (F1).

Untuk keperluan tersebut, Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad bertemu dengan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sekaligus Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo untuk membahas perkembangan terbaru soal pembangunan sirkuit tersebut di Jakarta, Sabtu (18/6/2022).

Sebagai informasi, Bintan International Circuit akan dibangun di kawasan wisata Lagoi, Kabupaten Bintan, Kepri.

Bambang mengatakan, Bintan International Circuit diproyeksi akan menjadi sirkuit dengan konsep hijau. Pasalnya, lokasi sirkuit ini berdekatan dengan wilayah konservasi hutan bakau di Lagoi.

Dengan demikian, Bintan International Circuit bisa selaras dengan prioritas pokok bahasan Presidensi Group of Twenty (G20) 2022 di Indonesia yang mengedepankan isu pembangunan ramah lingkungan.

"Sirkuit di Bintan memiliki keunikan karena ada hutan bakau atau konservasi mangrove. Hal ini bisa menjadi daya tarik utama dengan konsep green circuit," kata Bambang dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (21/6/2022).

Gubernur Kepri Ansar Ahmad bertemu dengan Ketua MPR Bambang Soesatyo. DOK. Pemprov Kepri Gubernur Kepri Ansar Ahmad bertemu dengan Ketua MPR Bambang Soesatyo.

Hal senada juga disampaikan oleh Ansar. Ia menjelaskan, konservasi hutan bakau juga menjadi perhatian utama Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Bahkan, Jokowi pernah menanam bakau di Pulau Setokok, Batam, pada Selasa (28/9/2021). Seperti diketahui, hutan bakau berfungsi untuk memperbaiki ekosistem di pesisir pantai, serta mengurangi abrasi air laut dan emisi karbon lebih banyak ketimbang hutan-hutan tropis di darat.

Pemerintah pun menargetkan merehabilitasi 34.000 hektare (ha) hutan bakau pada 2022 dan 600.000 ha pada 2024.

"Hutan mangrove di sekitar Bintan International Circuit memang luas. Butuh waktu satu setengah jam untuk mengelilinginya. Jadi, konsep sirkuit ini berwawasan ecotourism," ujar Ansar. 

Ke depan, lanjut Ansar, sirkuit tersebut akan bergelar Bintan Internasional Green Circuit. Adapun panjang sirkuit itu mencapai 5,2 kilometer (km) dengan 17 tikungan.

Sementara itu, General Manager Bintan Resort Cakrawala Abdul Wahab optimistis Bintan International Green Circuit bisa menjadi daya tarik wisatawan asing di kawasan Indonesia bagian barat.

Gubernur Kepri Ansar Ahmad bertemu dengan Ketua MPR Bambang Soesatyo. DOK. Pemprov Kepri Gubernur Kepri Ansar Ahmad bertemu dengan Ketua MPR Bambang Soesatyo.

Terlebih, Lagoi sudah dikenal sebagai kawasan wisata terpadu yang banyak menawarkan ecotourism dan sport tourism

"Keberadaan Bintan International Green Circuit semakin melengkapi fasilitas yang sudah ada di Lagoi. Jadi, wisatawan internasional akan semakin tertarik datang ke Bintan," kata Abdul.

Untuk diketahui, pertemuan tersebut juga dihadiri mantan pebalap mobil nasional Tinton Soeprapto, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Kepri Muhammad Ikhsan, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Provinsi Kepri Hasan, serta Kepala Biro Administrasi Daerah Pimpinan Sekretariat Provinsi Kepri Dody Sepka. 

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau