Advertorial

Kuliah Jurusan Digital Animation di Politeknik, Lebih Seru Karena Banyak Praktik

Kompas.com - 23/06/2022, 09:54 WIB

KOMPAS.com – Saat ini, industri animasi berkembang pesat seiring kemajuan teknologi pengolahan visual dan multimedia.

Menurut Encyclopedia Britannica, seniman dan ilmuwan Prancis, Charles-Emile Reynaud, menggunakan mesin pengatur pergerakan gambar bernama Praxinoscope. Alat ini digunakan untuk memproyeksi film animasi pertama dari lukisan tangannya ke hadapan penonton teater pada 1876.

Kemudian, pada 1920-an muncul Walt Disney. Perusahaan yang bergerak di bidang hiburan dan media ini mengimplementasikan efek suara ke dalam film animasi melalui film kartun Mickey Mouse.

Setelah satu abad berlalu, film animasi kini makin berkembang dan memiliki perbedaan signifikan jika dibandingkan periode sebelumnya, yakni dengan mengadopsi konsep digital.

Seiring perkembangan industri digital yang kian maju, lahirlah jurusan Digital Animation di berbagai perguruan tinggi. Hal ini merupakan upaya institusi pendidikan dalam menjawab kebutuhan industri terhadap sumber daya manusia (SDM) andal di bidang animasi digital.

Ketua Program Studi Digital Animation Multimedia Nusantara Polytechnic (MNP) Yohanes Merci mengatakan, digital animation saat ini merupakan salah satu industri yang berkembang pesat. Tak hanya dari segi teknologi, tetapi juga SDM yang dibutuhkan industri.

Karena itu, menurut Merci, program studi (prodi) Digital Animation relevan bagi calon mahasiswa yang menyukai bidang seni, khususnya seni visual atau multimedia.

“Selain berkarier di industri animasi, seorang animator juga mempunyai peluang besar untuk memberikan kontribusi keahliannya di berbagai bidang industri yang masih memiliki keterkaitan,” ujar Merci dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Rabu (22/6/2022).

Pada industri film, misalnya, skill yang dipelajari pada prodi Digital Animation sangat berguna pada tahapan visual effect film. Adapun skill yang dapat dipelajari dalam prodi tersebut, mulai dari mengolah green screen hingga memunculkan karakter 3 dimensi atau 3D character ke dalam sebuah film.

“Selain itu, kontribusi keahlian animasi juga erat hubungannya dengan industri game dan broadcast,” terangnya.

Merci menambahkan, selain belajar teknik-teknik dasar pembuatan karya animasi menggunakan teknologi terkini, mahasiswa prodi Digital Animation MNP juga dibekali soft skill melalui Growth Center untuk membangun curriculum vitae (CV) dan portofolio hingga karakter yang kuat.

Bahkan, sejak awal perkuliahan, mahasiswa dibiasakan memiliki mental profesional saat terjun di industri. Setiap perkuliahan memberikan pelatihan terkait pengembangan diri untuk melengkapi kompetensi mahasiswa.

“Ada dua hal yang dibutuhkan animator untuk berkarier di dunia profesional. Pertama, hard skill yang meliputi kemampuan penggunaan perangkat keras dan lunak, serta keahlian dalam melakukan pekerjaan di animasi,” terangnya.

Kedua, soft skill. Hal ini, kata Merci, tidak kalah penting karena sikap profesional (professional attitude) yang dimiliki setiap animator dapat mendukung peningkatan karier individu.

Merci menjelaskan, Digital Animation MNP berfokus pada kedua hal tersebut. Dengan begitu, setelah lulus dari MNP, animator alumnus Digital Animation MNP memiliki karier gemilang.

Sebagai salah satu politeknik yang mengajarkan animasi, perkuliahan pada prodi Digital Animation MNP juga menjunjung semangat kolaborasi.

“Kami percaya, untuk membangun sebuah industri yang diperlukan bukan hanya pelakunya saja, melainkan dari sisi penyediaan SDM yang tidak lain adalah dunia Pendidikan,” ujar Merci.

Untuk diketahui, prodi Digital Animation MNP saat ini telah menjalin kerja sama dengan PT Multimedia Digital Nusantara, Brown Bag, dan Agate sebagai mitra dari kalangan industri. Tujuannya, agar dapat saling bertukar informasi dan potensi, serta mengerjakan proyek bersama.

Selain itu, imbuh Merci, MNP juga terdaftar sebagai anggota Asosiasi Industri Animasi Indonesia (AINAKI).

“Dengan begitu, mahasiswa yang kuliah di jurusan Digital Animation MNP memiliki bekal jejaring yang lebih luas demi menjadi support system atau bahkan menjadi tulang punggung industri animasi di Indonesia,” terang Merci.

Merci menambahkan, bagi calon mahasiswa yang memiliki passion di bidang seni, khususnya animasi, kuliah jurusan Digital Animation di MNP dapat menjadi alternatif untuk mereka yang belum berhasil masuk ke perguruan tinggi negeri (PTN), baik melalui jalur seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN), ujian tulis berbasis komputer (UTBK SBMPTN), maupun jalur lainnya.

“MNP juga memiliki program khusus bagi calon mahasiswa yang telah mengikuti UTBK untuk mendapatkan beasiswa berdasarkan hasil skor UTBK yang didapat. Tak perlu berkecil hati, berkuliah di MNP bahkan bisa lebih terjangkau dibanding PTN melalui program Beasiswa UTBK sampai dengan 100 persen uang pangkal. (Pendaftaran beasiswa) hanya sampai 30 Juni 2022,” jelasnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com