Advertorial

Mas Dhito Sebut Lomba Masak Mustika Rasa Kabupaten Kediri Terbesar Se-Indonesia

Kompas.com - 18/07/2022, 12:44 WIB

KOMPAS.com - Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana mengklaim bahwa Lomba Memasak Mustika Rasa di area Simpang Lima Gumul, Kabupaten Kediri, Jawa Timur (Jatim), merupakan lomba masak terbesar se-Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Hanindhito saat memberikan sambutan pada kompetisi masak yang diadakan pada Minggu (17/7/2022).

“Hari ini, ada 383 tim masak yang terdiri dari 1.532 orang. Jadi, (acara) ini bisa dikatakan festival masak terbesar se-Indonesia,” katanya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (18/7/2022).

Menurut Mas Dhito, sapaan akrab Bupati Kediti, buku resep Mustika Rasa yang ditulis presiden pertama Indonesia Ir Soekarno, itu patut dilestarikan. Sebab, buku tersebut menyajikan banyak resep masakan dari berbagai daerah di Indonesia.

“Semoga resep-resep Nusantara tersebut bisa dilestarikan dan terus dinikmati oleh penerus (serta) cucu-cucu kita nanti,” ujarnya.

Mas Dhito juga mengatakan, dari ajang kepiawaian membuat makanan itu, pihaknya menjumpai resep unik dari penjuru Nusantara.

Bupati Kediri Hanindhito pada Lomba Memasak Mustika Rasa. 

Dok. Pemkab Kediri Bupati Kediri Hanindhito pada Lomba Memasak Mustika Rasa.

“Ada ibu-ibu yang mengolah ikan kuah kuning asli Ternate. Lalu, tadi ada yang mengolah nasi teri,” kata Mas Dhito.

Dari resep tersebut, lanjutnya, akan dipilah untuk digaungkan dan diterapkan dalam masakan sehari-hari masyarakat Kabupaten Kediri.

Karena kesuksesan gelaran tahun ini, ia pun menargetkan, sebanyak 2.500 peserta akan mengikuti lomba memasak Mustika Rasa yang diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Jatim pada tahun depan.

Secara terpisah, Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim Kusnadi menerangkan bahwa pihaknya bersama Mas Dhito dan kader-kader lain mengadakan lomba tersebut untuk mengembalikan khazanah masakan dari Nusantara.

“Sekarang, kita tidak menyadari bahwa masakan-masakan instan telah banyak memengaruhi masyarakat. Bahkan, makanan instan (itu) banyak yang berasal dari luar Indonesia,” kata Kusnadi.

Dengan diadakan kompetisi tersebut, pihaknya berharap, masyarakat akan berangsur-angsur berminat dan mampu untuk kembali memasak resep dari peninggalan leluhur.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau