Advertorial

Pertamina Raih Predikat Emas Inovasi Sosial berkat Kesuksesan Program Difablepreneur di Boyolali

Kompas.com - 03/08/2022, 11:44 WIB

KOMPAS.com – Pertamina meraih penghargaan predikat emas dalam kategori Inovasi Sosial pada ajang Proving League 2022 yang diselenggarakan Energy & Mining Editor Society (E2S). Penghargaan diserahkan secara virtual pada Jumat (29/7/2022).

Penghargaan tersebut diraih berkat program corporate social responsibility (CSR), Difablepreneur, yang diadakan untuk kelompok penyandang disabilitas di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Area Manager Communication, Relations, dan CSR Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga Brasto Galih Nugroho menjelaskan bahwa Difablepreneur merupakan bentuk kepedulian perseroan terhadap kelompok masyarakat rentan yang ada di sekitar wilayah operasi Pertamina, salah satunya Fuel Terminal Boyolali.

“Program Difableprenuer telah dirintis sejak 2018. Saat ini, sedikitnya 350 penyandang disabilitas di Kabupaten Boyolali telah diberdayakan,” tutur Brasto dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (3/8/2022).

Brasto menambahkan, program tersebut juga terus mengalami perkembangan seiring pertambahan jumlah kelompok difabel yang dibina. Semula, Pertamina hanya membina satu kelompok. Kini, tiga kelompok difabel dengan masing-masing kegiatan wirausaha tergabung dalam program Difablepreneur.

“Ketiganya adalah Kresna Patra dengan kegiatan menjahit, Srikandi Patra dengan kegiatan membatik, dan Komunitas Difabel Ampel melalui kegiatan jasa antar tabung gas Pertamina,” tuturnya.

Penghargaan inovasi sosial yang diraih, lanjut Brasto, menjadi wujud penerapan komitmen environmental, social, governance (ESG) oleh Pertamina.

“Program ini juga ikut berkontribusi terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Utamanya pada poin 1 (Tanpa Kemiskinan), poin 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), poin 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), poin 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur), poin 10 (Berkurangnya Kesenjangan), poin 11 (Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan), poin 16 (Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh), serta poin 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan),” ujarnya.

Kegiatan membatik program Difablepreneur oleh CSR Pertamina Dok. Pertamina Kegiatan membatik program Difablepreneur oleh CSR Pertamina

Salah satu anggota program Difablepreneur Sri Setyaningsih menjelaskan bahwa program Pertamina tersebut membuka lapangan kerja dan sumber penghasilan bagi penyandang disabilitas.

“Tidak hanya dari kegiatan wirausaha. Beberapa penyandang disabilitas yang telah memiliki keterampilan menjahit kini juga sudah memiliki pekerjaan tetap di perusahaan garmen di Boyolali,” ujar Sri dalam pemaparan presentasi Proving League.

Menurut Sri, hal tersebut berdampak signifikan terhadap perubahan kehidupan penyandang disabilitas. Dari semula tidak bisa melakukan apa-apa, kini penyandang disabilitas bisa menghidupi dirinya sendiri dan keluarganya melalui kegiatan usaha yang dijalankan.

Keberhasilan program Difableprenuer Boyolali, lanjut Sri, bisa menjadi salah satu rujukan dalam pemberdayaan komunitas difabel di Indonesia.

“Hal itu terlihat dengan banyaknya kunjungan yang kami terima dari beberapa perusahaan pelaksana program CSR ataupun pemerhati sosial, salah satunya Staf Khusus Kepresidenan Indonesia Angkie Yudistia,” tutur Sri.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com